2.1. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini disajikan sebagai berikut: 1. Jika dampak industri meningkat maka respons masyarakat meningkat.
2. Jika respons masyarakat meningkat maka taraf hidup masyarakat meningkat.
2.4. Definisi Operasional
1. Kesempatan kerja non pertanian adalah responden yang bekerja di bidang pertanian dan non pertanian perikanan; pertambangan dan penggalian; industri
pengolahan; listrik, gas, dan air; konstruksi; perdagangan besar dan eceran; penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum; transportasi,
pergudangan, dan komunikasi; perantara keuangan; real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan; administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial
wajib; jasa pendidikan; jasa kesehatan dan kegiatan sosial; jasa kemasyarakatan, sosial, budaya, dan perorangan; jasa perorangan yang melayani rumah tangga;
badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya dan keberadaan anggota rumah tangga lainnya yang bekerja di bidang pertanian, yang diukur
dengan: 1. 1. Rendah
= Bekerja di bidang pertanian, skor = 0 2. Tinggi
= Tidak bekerja di bidang pertanian, skor 1 2. 1. Rendah
= Ada ART yang bekerja di bidang pertanian, skor = 0 2. Tinggi
= Tidak ada ART yang bekerja di bidang pertanian, skor = 1 Lalu kedua aspek diatas tersebut dilihat perubahan kondisi saat sebelum industri
dengan sesudah industri, dinyatakan dalam: 1. Perbedaan menurun
= skor 1 2. Tidak berubah
= skor 2 3. Perbedaan meningkat
= skor 3 2. Migrasi masuk adalah keberadaan perpindahan penduduk atau gerak penduduk
sebelum dan sesudah industri dari luar desa ke desa peneliti, baik migrasi secara harian, periodik, musiman, maupun permanen, yang dinyatakan dalam jiwa,
diukur dengan: 1. Rendah
= Tidak ada migrasi masuk, skor = 0
2. Tinggi = Ada migrasi masuk,
skor = 1 Perubahan kondisi saat sebelum industri dengan sesudah industri, dinyatakan
dalam: 1. Perbedaan menurun
= skor 1 2. Tidak berubah
= skor 2 3. Perbedaan meningkat
= skor 3 3. Jual lahan adalah lahan yang pernah dijual oleh rumah tangga sebelum dan
sesudah industri, diukur dengan: 1. Rendah
= Tidak pernah jual lahan, skor = 0
2. Tinggi = Pernah jual lahan,
skor = 1 Perubahan kondisi saat sebelum industri dengan sesudah industri, dinyatakan
dalam: 1. Perbedaan menurun
= skor 1 2. Tidak berubah
= skor 2 3. Perbedaan meningkat
= skor 3 4. Beli lahan adalah lahan yang pernah dibeli oleh rumah tangga sebelum dan
sesudah industri, diukur dengan: 1. Rendah
= Tidak pernah beli lahan, skor = 0
2. Tinggi = Pernah beli lahan,
skor = 1 Perubahan kondisi saat sebelum industri dengan sesudah industri, dinyatakan
dalam: 1. Perbedaan menurun
= skor 1 2. Tidak berubah
= skor 2 3. Perbedaan meningkat
= skor 3 5. Tingkat pendapatan adalah rata-rata pengeluaran rumah tangga perbulan
sebelum dan sesudah industri dengan rupiah per bulan yang diukur dalam UMR Kab. Sukabumi tahun 2011.
1. Rendah = Di bawah UMR,
skor = 0 2. Tinggi
= Di atas UMR, skor = 1
Perubahan kondisi saat sebelum industri dengan sesudah industri, dinyatakan dalam:
1. Perbedaan menurun = skor 1
2. Tidak berubah = skor 2
3. Perbedaan meningkat = skor 3
6. Sarana dan prasarana dasar adalah kondisi fisik dan fasilitas bangunan rumah tangga yang diukur dengan luas lantai, jenis lantai, jenis dinding, fasilitas MCK,
sumber penerangan, sumber air, bahan bakar untuk memasak, dan barang yang dimiliki berdasarkan karakteristik indikator nasional.
1. Rendah = Di bawah karakteristik,
skor = 0 2. Tinggi
= Sesuai karakteristik, skor = 1
Perubahan kondisi saat sebelum industri dengan sesudah industri, dinyatakan dalam:
1. Perbedaan menurun = skor 1
2. Tidak berubah = skor 2
3. Perbedaan meningkat = skor 3
7. Tingkat Pendidikan adalah jenjang sekolah formal terakhir yang pernah dilaksanakan oleh responden, diukur dengan tingkat tidak bersekolah, Sekolah
Dasar SD, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama SMP atau Kejuruan, Madrasah Tsanawiah, Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah
Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan SMK, Program D.ID.II, Program D.III, Program D.IVS1.
1. Rendah Tidak bersekolah sampai SMP sederajat = skor 0
2. Tinggi SMA sederajat sampai perguruan tinggi = skor 1
8. Tingkat Kesehatan adalah riwayat kesehatan dan akses terhadap fasilitas kesehatan dalam enam bulan terakhir, yang diukur dengan:
1. Rendah = Akumulasi skor 0 – 1,5, skor= 0
2. Tinggi = Akumulasi skor 1,5 – 3, skor= 1
9. Akumulasi modal sosial adalah kepuasan rumah tangga saat sebelum dan sesudah industri diukur dalam keamanan, pekerjaan, gaya hidup, keadaan teman,
arus informasi, akses atas fasilitas pendidikan, akses atas fasilitas kesehatan,
akses atas fasilitas telekomunikasi, akses atas fasilitas transportasi, kemudahan memasuki kelompok pertemanan dan persahabatan, partisipasi dalam kelompok
dan di luar rumah tangga, kerjasama antar kelompok dan perkumpulan, dan pengambilan keputusan oleh warga desa sendiri.
1. Rendah = Skor 0 – 5, skor = 0
2. Tinggi = Skor 6 – 10, skor = 1
Perubahan kondisi saat sebelum industri dengan sesudah industri, dinyatakan dalam:
1. Perbedaan menurun = skor 1
2. Tidak berubah = skor 2
3. Perbedaan meningkat = skor 3
10. Status sosial adalah posisi rumah tangga saat sebelum dan sesudah industri yang diukur dengan dengan 10 anak tangga, dengan di tangga paling bawah adalah
warga yang paling miskin di desa, dan di tangga yang paling tinggi anak tangga ke 10 adalah warga yang paling kaya.
1. Rumah tangga miskin: di bawah persepsi garis kemiskinan responden, Skor = 0
2. Rumah tangga tidak miskin: di atas persepsi garis kemiskinan responden, Skor = 1
Perubahan kondisi saat sebelum industri dengan sesudah industri, dinyatakan dalam:
1. Perbedaan menurun = skor 1
2. Tidak berubah = skor 2
3. Perbedaan meningkat = skor 3
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Pengaruh Industrialisasi Pedesaan Terhadap Taraf Hidup Masyarakat ini dilaksanakan di RW 01 dan RW 09 Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten
Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja purposive. Pemilihan lokasi dilakuan dengan berdasarkan hasil pengamatan peneliti sebelumnya
terhadap lokasi tersebut. Terdapat sekitar ratusan industri di Desa Benda. Dengan keberadaan industri di desa tersebut dalam jumlah yang cukup tinggi menjadikan lokasi
tersebut penting untuk menjadi tempat penelitian. Adapun untuk penelitian yang dikhususkan di RW 01 dan RW 09 karena di dua RW tersebut terdapat beberapa
perusahaan dengan dua perusahaan yang salah satu terbesar dan menyerap banyak pekerja di desa yaitu PT. Yongjin Javasuka Garment dan PT. Monito World. Penelitian
ini dilaksanakan pada Bulan Maret sampai dengan Bulan Juni 2011.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang didukung oleh data-data kualitatif. Kombinasi ini dilakukan untuk memperkaya data dan lebih memahami
fenomena sosial yang diteliti. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survai menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa yang dikategorikan sebagai penelitian penjelasan
explanatory research Singarimbun dan Effendi 1989. Hubungan kausal yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah hubungan dampak industri terhadap respons
masyarakat, serta respons masyarakat terhadap taraf hidup masyarakat. Pendekatan kuantitatif yang dilakukan dengan wawancara melalui kuesioner,
digunakan untuk mengetahui tingkat dampak industri, tingkat respons masyarakat, perubahan tingkat pendapatan, perubahan pola konsumsi, perubahan akumulasi modal
sosial, dan perubahan status sosial. Teknik wawancara yang dilakukan peneliti saat pengisisan data kuesioner, agar responden tidak kebingungan saat pengisian dan peneliti
juga dapat melakukan wawancara mendalam sekaligus terkait hal-hal yang diperlukan