Interpretasi Citra TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

16 1996. Teknologi penginderaan jauh berkembang pesat seiring peranannya yang semakin diperlukan dalam proses pengambilan dan pengumpulan informasi mengenai objek yang diamati. Murai 1996 mengklasifikasikan tipe-tipe informasi yang bisa diekstrak melalui data penginderaan jauh, seperti tipe klasifikasi land cover, vegetasi, deteksi perubahan perubahan land cover, ekstraksi kualitas fisik temperatur, komponen atmosfer, elevasi, ekstraksi indeks index vegetasi, indeks kekeruhan, dan tipe identifikasi feature spesifik identifikasi bencana alam seperti kebakaran hutan atau banjir, ekstraksi of linearment, deteksi feature arkeologi. Beberapa contoh manfaat dalam aplikasi penginderaan jauh adalah mampu mengidentifikasi penutupan lahan land cover, mengidentifikasi dan monitoring pola perubahan lahan, mampu melakukan manajemen dan perencanaan wilayah, mampu melakukan manajemen sumber daya hutan, dan eksplorasi mineral.

2.9 Interpretasi Citra

Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek yang tergambar pada citra dan menilai arti penting obyek tersebut Estes dan Simonett, 1975 dalam Sutanto, 1986. Rangkaian kegiatan yang diperlukan di dalam pengenalan objek yang tergambar pada citra, yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis. Deteksi merupakan pengamatan atas ada atau tidaknya suatu objek pada citra. Identifikasi adalah upaya untuk mencirikan objek yang dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup, yaitu mengggunakan unsur interpretasi citra. Pada tahap analisis merupakan tahap dikumpulkannya keterangan lebih lanjut untuk membuat kesimpulan Lint dan Simonett, 1975 dalam Sutanto, 1986. Terdapat sembilan unsur interpretasi citra yang dikemukakan oleh Sutanto 1986, yaitu : 1 Rona, menunjukkan adanya tingkat keabuan yang teramati pada foto udara hitam putih dan dapat diwujudkan dengan nilai densitas cara logaritmik antara hitam dan putih, dengan berpedoman pada skala keabuan. 2 Warna, dapat dipresentasikan terhadap tiga unsur hue,value,chroma dan mengelompokkannya dalam berbagai kelas. Perbedaan warna pada kertas 17 cetakan atau trasparansi lebih mudah dikenali daripada perbedaan rona pada foto udara hitam putih. 3 Ukuran, memiliki dua aspek dan biasanya memerlukan stereoskop untuk pengamatan tiga dimensional. Ukuran objek bermanfaat dalam pengenalan objek tertentu seperti pohon tua, dewasa, muda, pohon anakan, dan semak. 4 Bentuk, bentuk dan ukuran sering berasosiasi sangat erat. Bentuk merujuk pada konfigurasi umum suatu objek sebagaimana terekam pada citra penginderaan jauh. 5 Tekstur, perbedaan tekstur dapat dikenali pada semua skala foto udara dengan resolusi citra spasial yang semakin baik. Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra foto udara. 6 Bayangan, berasosiasi dengan bentuk dan tinggi objek. 7 Pola, merupakan sebuah karakteristik makro yang digunakan untuk mendeskripsikan tata ruang pada citra, termasuk didalamya pengulangan kenampakan-kenampakan alami. Sering berasosiasi dengan geologi, topografi, tanah, iklim, dan komunitas tanaman. 8 Situs, menjelaskan tentang posisi muka bumi dan citra yang diamati dalam kaitannya dengan kenampakan disekitarnya atau berkonotasi terhadap gabungan-gabungan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi karakteristik makro objek. 9 Asosiasi, menunjuk suatu komunitas objek yang memiliki keseragaman tertentu atau beberapa objek yang berdekatan secara erat dimana masing- masing membentuk keberadaan yang lainnya. Interpretasi citra selain didasarkan pada pemahaman tentang objek melalui unsur-unsur interpretasi, pengenalan objek juga sangat tergantung pada data citra pengideraan jauh yang tersedia, baik foto udara maupun citra satelit. Citra foto udara berskala besar atau citra satelit beresolusi tinggi akan sangat membantu dalam pengenalan objek karena memperlihatkan unsur-unsur interpretasi secara jelas. Unsur-unsur interpretasi citra tidak harus digunakan seluruhnya untuk mengenali suatu objek, meskipun hanya beberapa unsur saja yang digunakan dan objek sudah dapat dikenali maka unsur lain dapat diabaikan. Namun, jika objek belum diketahui dengan semua unsur tersebut, maka harus dilakukan cek lapang. 18 Menurut Murai dalam Timbunan 2006, pengecekan lapang atau ground truth didefinisikan sebagai observasi, pengukuran, dan pengumpulan informasi tentang kondisi aktual di lapangan dalam rangka menentukan hubungan antara data penginderaan jauh dan objek yang diobservasi. Pengambilan data lapang ini juga dilakukan untuk memperoleh informasi dan kondisi secara nyata. Dengan demikian, jika terdapat data penginderaan jauh yang tidak dimengerti, dapat dilakukan verifikasi dengan kondisi sebenarnya di lapang.

2.10 Citra Ikonos dan Citra World View