Perubahan RTH dan Non-RTH Periode Tahun 2000-2011

45

5.2.2 Perubahan RTH dan Non-RTH Periode Tahun 2000-2011

Berikut merupakan perubahan-perubahan atau alih fungsi yang terjadi pada lahan RTH dan Non-RTH yang ditunjukkan pada Tabel 8. Tabel 8. Alih fungsi Lahan RTH dan Non-RTH PenggunaanPenutupan Lahan Tahun 2000-2011 ha Alih Fungsi RTH Non-RTH Ladang Pepohonan Permukiman Industri Pendidikan Perkantoran Jalan Tanah Terbuka Total RTH Ladang - - 56.3 6.7 - - - 5.6 68.6 pepohonan - - 226.2 4.8 0.2 - 1.4 10.6 243.2 sawah - - 360.3 4.5 - - 21.5 65.7 452 semak - - 12.7 0.3 - - - 0.1 13.1 Total - - 655.6 16.3 0.2 - 22.9 82 777 NON RTH Kolam - - 0.2 - - - - - 0,2 Permukiman - - - - - - 5 - 5 Tanah terbuka 0.3 10 169.3 5.9 0.2 0.7 - - 186.4 Total 0.3 10 169.5 5.9 0.2 0.7 5 - 191.6 Berdasarkan Tabel 8, RTH yang mengalami alih fungsi adalah ladang, pepohonan, sawah, dan semak dengan total perubahan sebesar 777 ha. Lahan ladang mengalami konversi menjadi permukiman, industri, dan tanah terbuka masing-masing sebesar 56,3 ha, 6,7 ha, dan 5,6 ha dengan alih fungsi terbesar menjadi permukiman yang berada pada kecamatan Tanah Sareal, kelurahan Kedungwaringin sebesar 13,5 Ha. Pepohonan mengalami konversi menjadi permukiman, tanah terbuka, industri, jalan, dan pendidikan masing-masing 226,2 ha, 10,6 ha, 4,8 ha, 1,4 ha, dan 0,2 ha. Perubahan terbesar adalah menjadi permukiman yang terjadi pada kecamatan Tanah Sareal, di kelurahan Cibadak sebesar 18 ha. Sawah mengalami konversi menjadi permukiman, tanah terbuka, jalan, dan industri masing-masing 360,3 ha, 65,7 ha, 21,5 ha dan 4,5 ha. Lahan sawah berubah paling banyak menjadi permukiman. Perubahan sawah menjadi permukiman terbesar terjadi pada kecamatan Bogor Selatan sebesar 74,1 ha. Semak, terkonversi paling besar menjadi permukiman, industri dan tanah terbuka masing-masing 12,7 ha, 0,3, dan 0,1 ha. Perubahan semak menjadi permukiman paling besar terjadi pada kecamatan Bogor Utara, kelurahan Kedunghalang sebesar 3,8 ha. 46 Untuk penggunaanpenutupan lahan yang tergolong Non-RTH dan mengalami konversi adalah kolam, permukiman, dan tanah terbuka dengan total 191,6. Kolam hanya mengalami sedikit konversi menjadi permukiman sebesar 0,2 ha. Permukiman mengalami konversi menjadi jalan sebesar 5 ha. Tanah terbuka mengalami konversi menjadi permukiman, pepohonan, ladang, industri, perkantoran, dan pendidikan dengan luas masing-masing 169,3 ha, 10 ha, 0,3 ha, 5,9 ha. 0,7 ha, dan 0,2 ha. Tanah terbuka mengalami konversi paling besar menjadi permukiman dimana biasanya tanah terbuka ini pada awalnya merupakan lahan-lahan pertanian. Tanah terbuka yang paling banyak dialihfungsikan menjadi permukiman terjadi pada kecamatan Tanah Sareal, di kelurahan Cibadak sebesar 18,8 ha. Menurut Rustiadi 2001, proses alih fungsi lahan umumnya berlangsung dari aktifitas dengan economic land rent yang lebih rendah ke aktifitas-aktifitas dengan economic land rent yang tebih tinggi. Namun di sisi lain, alih fungsi lahan pada umumnya berlangsung dari aktifitas dengan enviromental rent yang lebih tinggi ke aktifitas dengan environmental rent yang lebih rendah. Pada penelitian ini, lahan Non-RTH yang berubah menjadi RTH hanya terjadi pada tanah terbuka. Terlihat bahwa proporsi penggunaanpenutupan lahan yang tergolong RTH paling besar dialihfungsikan menjadi permukiman dimana luas permukiman juga paling mendominasi pada setiap kecamatan di Kota Bogor. Hal ini disebabkan oleh karakteristik Kota Bogor yang memiliki jumlah dan laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya sehingga menuntut adanya pemenuhan kebutuhan akan permukiman. Kelompok RTH yang paling besar mengalami alih fungsi menjadi pemukiman adalah sawah. Hal ini disebabkan karena sawah termasuk RTH privat yang penyediaannya menjadi tanggung jawab perorangan yang sulit untuk dilakukan pengawasan untuk mempertahankan keberadaannya. Berikut merupakan luas penggunaanpenutupan lahan yang berubah menjadi permukiman disetiap kecamatan di Kota Bogor 47 Tabel 9. Luas PenggunaanPenutupan Lahan yang Berubah menjadi Permukiman menurut Kecamatan Penggunaan lahan yang berubah dan berdampak pada meningkatnya luas permukiman pada tahun 2011 adalah ladang, pepohonan, sawah, semak, tanah terbuka, dan kolam. Pada Kec. Bogor Barat, Kec. Bogor Selatan, Kec. Bogor Timur , dan Kec. Tanah Sareal perubahan penggunaan lahan yang paling besar terjadi pada lahan sawah. Pada Kec. Bogor Utara perubahan penggunaan lahan yang paling besar adalah pepohonan, sedangkan pada Kec. Bogor Tengah paling besar terjadi pada ladang.

5.2.3 Sebaran Ruang Terbuka Hijau RTH dan Non-Ruang Terbuka