5
2.2 Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor yang Mempengaruhinya
Barlowe 1986 menyatakan bahwa penggunaan lahan dipengaruhi oleh tiga faktor penting, yaitu faktor fisik lahan, faktor ekonomi, serta faktor
kelembagaan. Faktor fisik yang mempengaruhi penggunaan lahan adalah faktor- faktor yang terkait dengan kesesuaian lahannya, meliputi faktor lingkungan yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan budidaya tanaman, kemudahan teknik budidaya ataupun pengelolaan lahan dan
kelestarian lingkungan. Faktor fisik ini meliputi iklim, sumberdaya air dan kemungkinan perairan, bentuk lahan dan topografi elevasi dan lereng, serta
karakteristik tanah yang secara bersamaan akan membatasi apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan pada sebidang lahan Sys et al, 1991 dalam Gandasamita,
2001. Faktor fisik berupa topografi merupakan perbedaan tinggi atau bentuk
wilayah suatu daerah, termasuk didalamnya perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Peranan topografi terhadap penggunaan lahan berdasarkan unsur-unsurnya
adalah elevasi dan kemiringan lereng. Peranan lereng terkait dengan kemudahan pengelolaan dan kelestarian lingkungan. Pengaruh relief akan menghasilkan jenis-
jenis tanah yang berbeda pula. Daerah yang berlereng curam mengalami erosi yang terus menerus sehingga tanah-tanah di daerah ini bersolum dangkal,
kandungan bahan organik rendah dan perkembangan horizon lambat dibandingkan dengan tanah di daerah datar. Perbedaan lereng juga menyebabkan
perbedaan air tersedia bagi tumbuhan sehingga mempengaruhi pertumbuhan vegetasi di tempat tersebut yang seterusnya juga mempengaruhi proses
pembentukan tanah Hardjowigeno, 1993. Faktor fisik berupa tanah merupakan salah satu faktor penentu yang
mempengaruhi penyebaran penggunaan lahan. Tanah diartikan sebagai kumpulan benda alam di permukaan bumi, mengandung gejala-gejala kehidupan, dan
mampu menopang pertumbuhan tanaman. Sehubungan dengan fungsinya sebagai sumber hara, tanah merupakan faktor fisik lahan yang sering dimodifikasi agar
penggunaan lahan yang diterapkan mendapatkan hasil yang maksimal. Tanah meliputi horizon-horison tanah yang terletak diatas bahan batuan dan terbentuk
sebagai hasil interaksi sepanjang waktu dari iklim, organisme hidup, bahan induk,
6 dan relief. Bahan-bahan di bawah tanah atau bahan induk tanah bukanlah selalu
berasal dari batuan yang keras, tetapi juga dapat berasal dari bahan-bahan lunak seperti alluvium, abu volkan, dan sebagainya Hardjowigeno, 1993.
Faktor fisik berupa Iklim merupakan faktor fisik yang sulit dimodifikasi dan paling menentukan keragaman penggunaan dan penutupan lahan. Unsur-unsur
dari iklim seperti hujan, penyinaran matahari, angin, kelembapan, dan evaporasi akan menentukan ketersediaan air dan energi sehingga secara langsung akan
mempengaruhi ketersedian hara bagi tanaman. Penyebaran dari unsur-unsur iklim bervariasi menurut ruang dan waktu sehingga penggunaan lahan juga beragam
sesuai dengan penyebaran iklimnya Mather, 1986 dalam Arsyad, 1989.
Sumberdaya air dan kemungkinan perairan, secara umum juga akan
mempengaruhi perubahan penggunaan dan penutupan lahan yang akan mengubah karakteristik aliran sungai, total aliran permukaan, kualitas air, dan sifat hidrologi
daerah yang bersangkutan. Faktor kelayakan ekonomi adalah seluruh persyaratan yang diperlukan
untuk pengelolaan suatu penggunaan lahan. Pengelola lahan tidak akan memanfaatkan lahannya kecuali bila penggunaan tersebut termasuk dalam hal ini
teknologi yang diterapkan, telah diperhitungkan akan memberikan suatu keuntungan atau hasil yang lebih besar dari biaya modalnya Barlowe, 1986.
Kelayakan ekonomi ini bersifat dinamis, tergantung dari harga dan permintaan terhadap penggunaan lahan tersebut atau hasilnya. Penerapan teknologi baru
ataupun meningkatnya permintaan mungkin menyebabkan suatu penggunaan lahan yang awalnya tidak memiliki nilai ekonomis berubah menjadi layak secara
ekonomi. Faktor-faktor kelembagaan yang mempengaruhi pola penggunaan lahan
adalah faktor-faktor yang terkait dengan sosial budaya dan aturan-aturan dari masyarakat, termasuk dalam hal ini aturan atau perundangan dari pemerintah
setempat Barlowe 1986. Penggunaan lahan yang dijumpai di suatu wilayah adalah penggunaan lahan yang tidak bertentangan dengan kebijaksanaan
pemerintah, sosial budaya, kebiasaan, tradisi, ataupun kepercayaan yang dianut oleh masyarakat setempat.
7 Faktor manusia juga turut mempengaruhi penggunaan lahan, seperti
kualitas dan kuantitas. Kualitas berkaitan dengan umur, kepribadian, pendidikan, dan segala sesuatu yang menentukan kualitas dari manusia tersebut dalam
menentukan keputusan, sedangkan kuantitas berkaitan dengan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk yang semakin tinggi berdampak pada tekanan
populasi yang semakin besar dan merupakan pendorong utama terhadap perubahan lahan pertanian di negara berkembang.
Pertambahan jumlah penduduk berdampak pada peningkatan kebutuhan, baik sandang, pangan maupun papan. Keadaan demikian cenderung menyebabkan
persaingan dan konflik diantara penggunaan lahan. Adanya persaingan tidak jarang akan menimbulkan pelanggaran batas-batas penggunaan lahan sehingga
akan terjadi perubahan penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan pada dasarnya adalah peralihan fungsi lahan yang semula untuk peruntukan tertentu
berubah menjadi peruntukan tertentu pula yang lain. Perubahan penggunaan lahan adalah perubahan penggunaan atau aktivitas terhadap suatu lahan yang
berbeda dari aktivitas sebelumnya, baik untuk tujuan komersial maupun industri Kazaz dan Charles dalam Munibah, 2008 .
Sementara menurut Muiz 2009, perubahan penggunaan lahan diartikan sebagai suatu proses perubahan dari penggunaan lahan sebelumnya ke penggunaan
lain yang dapat bersifat permanen maupun sementara dan merupakan konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan dan transformasi perubahan struktur sosial ekonomi
masyarakat yang sedang berkembang baik untuk tujuan komersial maupun industri. Perubahan penggunaan lahan dan penutupan lahan pada umumnya dapat diamati
dengan menggunakan data spasial dari peta penggunaan lahan dan penutupan lahan dari titik tahun yang berbeda. Data penginderaan jauh seperti citra satelit, radar, dan
foto udara sangat berguna dalam pengamatan perubahan penggunaan lahan.
Perubahan penggunaan lahan umumnya bersifat irreversible tidak dapat balik, karena untuk mengembalikannya dibutuhkan modal yang sangat besar.
Penyebab perubahan penggunaan lahan menurut Nasoetion 1991, diantaranya :
1 Besarnya tingkat urbanisasi dan lambatnya proses pembangunan di
pedesaan.
8 2
Meningkatnya jumlah penduduk berpendapatan menengah hingga atas di wilayah perkotaan yang berakibat tingginya permintaan terhadap
permukiman. 3
Terjadinya transformasi di dalam struktur perekonomian yang pada gilirannya akan mendepak kegiatan pertanian atau lahan hijau khususnya
di perkotaan. 4
Terjadinya fragmentasi pemilikan lahan menjadi satuan-satuan usaha dengan ukuran yang secara ekonomi tidak efisien.
Perubahan pengguanaan lahan pada umumnya dapat diamati dengan menggunakan data-data spasial dari peta penggunaan lahan dari titik tahun yang
berbeda. Data penginderaan jauh seperti citra satelit, radar, dan foto udara sangat membantu dalam pengamatan perubahan penutupan atau penggunaan lahan.
2.4 Ruang Terbuka Hijau