9 baik dalam bentuk areakawasan maupun dalam bentuk area memanjangjalur
dimana di dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka pada dasarnya tanpa bangunan. Pemanfatan ruang terbuka hijau lebih bersifat pengisian hijau tanaman
atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya.
Departemen Pekerjaan Umum 2008 menjelaskan bahwa ruang terbuka hijau kota adalah adalah bagian dari ruang-ruang terbuka open spaces suatu
wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi endemik, introduksi guna mendukung manfaat langsung dan atau tidak langsung yang
dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. Ruang Terbuka Hijau
kota juga merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung.
2.5 Pengelompokkan dan Bentuk-Bentuk Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau dapat dikelompokkan berdasarkan bobot kealamiannya, sifat dan karakter ekologis, penggunaan atau kawasan
fungsionalnya, serta berdasarkan status kepemilikannya. Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk RTH dapat diklasifikasi menjadi a bentuk RTH alami
habitat liaralami, kawasan lindung dan b bentuk RTH non alami atau RTH binaan pertanian kota, pertamanan kota, lapangan olah raga, pemakaman;
berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya, diklasifikasi menjadi a bentuk RTH kawasan areal, dan b bentuk RTH jalur koridor; berdasarkan penggunaan
lahan atau kawasan fungsionalnya diklasifikasi menjadi a RTH kawasan perdagangan, b RTH kawasan perindustrian, c RTH kawasan permukiman, d
RTH kawasan pertanian, dan e RTH kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, olah raga, alamiah.
Berdasarkan status kepemilikan, RTH diklasifikasikan menjadi RTH publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan publik atau lahan yang
dimiliki oleh pemerintah dan RTH privat atau non publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan milik pribadi Dep. Pekerjaan Umum, 2008.
10 Purnomohadi 1995 menyatakan bahwa penamaan bentuk-bentuk RTH
disesuaikan dengan peruntukan dalam zona pemanfaatan lahan yang tertera dalam Rencana Induk KotaRencana Tata Ruang Kota yang telah disepakati antar pihak
terkait dan kemudian disahkan sebagai peraturan daerah. Beberapa nama RTH tersebut adalah taman lingkungan perumahan, taman kota, taman rekreasi, serta
RTH pendukung saranaprasarana kota. Berdasarkan Undang-Undang Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1
tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan pada Pasal 6, jenis RTHKP diantaranya meliputi taman kota, taman wisata alam, taman
rekreasi, taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial, taman hutan raya, hutan kota, hutan lindung,
bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah, cagar alam, kebun raya, kebun binatang, pemakaman umum, lapangan olah raga, lapangan upacara, parkir
terbuka, lahan pertanian perkotaan, jalur dibawah tegangan tinggi SUTT dan SUTET, sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa, serta jalur pengaman
jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian. Menurut Perda DKI Jakarta Nomor 6 Tahun1999 kawasan hijau adalah
RTH yang terdiri dari: 1.
Kawasan hutan lindung yaitu bagian dari kawasan hijau yang memiliki karakteristik alamiah yang perlu dilestarikan untuk tujuan perlindungan
habitat setempat maupun untuk perlindungan wilayah yang lebih luas. kawasan ini termasuk diantaranya:
a. Cagar alam yaitu kawasan suaka alam, yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan danatau satwa, termasuk ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi, baik di
daratan maupun perairan yang perkembangannya berlangsung secara alami.
b. Hutan lindung, adalah kawasan hutan yang karena keadaan sifat
alamnya diperuntukkan guna pengatur tata air, pencegah banjir, erosi, abrasi, dan intrusi serta perlindungan bagi kesuburan tanah.
c. Hutan wisata adalah kawasan hutan yang dimanfaatkan sebagai pusat
rekreasi kegiatan wisata alam.
11 2.
Kawasan hutan binaan yaitu bagian dari kawasan hijau diluar kawasan hutan lindung untuk tujuan penghijauan yang dibina melalui penanaman,
pengembangan pemeliharaan yang diperlukan dan didukung fasilitas yang diperlukan baik untuk sarana ekologis maupun sarana sosial kota.
Kawasan hijau binaan meliputi beberapa bentuk RTH, yaitu: a.
RTH fasilitas umum berupa sesuatu hamparan lahan penghijauan yang berupa tanaman dan atau pepohonan, berperan untuk memenuhi
kepentingan umum, dapat berupa hasil pembangunan hutan kota, taman kota, taman lingkungantempat bermain, lapangan olahraga, dan
pemakaman. b.
Jalur hijau kota, bagian dan ruang terbuka hijau yang berdiri sendiri atau terletak diantara badan jalan atau bangunanprasarana kota lain,
dengan bentuk teraturtidak teratur yang didalamnya ditanami atau dibiarkan tumbuh berbagai jenis vegetasi.
c. Taman hutan, bagian dari RTH yang berdiri sendiri atau terletak
diantara batas-batas bangunanprasarana kota lain dengan bentuk teraturtidak teratur yang ditata secara estetis dengan menggunakan
unsur-unsur buatan dan alami, khususnya dengan penanaman berbagai jenis pohon dengan kerapatan yang tinggi. Ciri spesifik taman hutan
dalam kaitannya dengan fasilitas umum, adalah bahwa hamparan lantai tapaknya dilengkapi dengan fasilitas sarana umum yang secara
langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. d.
Tepian air, bagian dari RTH yang ditentukan sebagai daerah pengaman dan terdapat disepanjang batas badan air ke arah darat seperti pantai,
sungai, waduk, kanal dan danau yang ditata dengan aspek arsitektur lanskap melalui penanaman berbagai jenis vegetasi dan sarana
kelengkapan pertamanan. e.
RTH fungsi pengaman, suatu daerah penyangga alami, dengan bentuk jalur penghijauan, yang dapat berupa taman dominan rumput, dan atau
pepohonan besar yang diarahkan untuk pengamanan dan penyangga situ-situ, bantaran sungai, tepian jalur rel kereta api, sumber-sumber
12 mata air, pengaman jalan tol, pengaman bandara, dan pengaman
tegangan tinggi.
2.6 Fungsi Ruang Terbuka Hijau