Penginderaan Jauh TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

14

2.7.2 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05PRTM2008 menjelaskan cara menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk, yakni dengan mengalikan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar luas RTH per kapita sebesar 2,53 m 2 orang.

2.7.3 Penyediaan RTH Berdasarkan Kebutuhan Fungsi Tertentu

Fungsi RTH dalam hal ini dijelaskan dalam pedoman peyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan dalam peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05PRTM2008 adalah fungsi perlindungan atau pengamanan sarana prasarana, misalnya melindungi kelestarian sumber daya alam, pengaman pejalan kaki atau membatasi perkembangan penggunaan lahan agar fungsi utamanya tidak terganggu. RTH dalam kategori ini meliputi jalur hijau sempadan kereta api, jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi, RTH kawasan Perlindungan setempat berupa RTH sempadan sungai, RTH sempadan pantai, dan RTH pengaman sumber air baku atau mata air.

2.7.4 Penyediaan RTH Berdasarkan Sebaran atau Distribusi RTH

Menurut UU No. 26 tahun 2007 Pasal 30, sebaran atau distribusi RTH disesuaikan dengan sebaran penduduk dan hirarki pelayanan dengan memperhatikan rencana struktur dan pola ruang. Sedangkan Menurut PP 26 tahun 2008, RTH kota ditetapkan dengan krtiteria sebagi berikut 1 Lahan dengan luas paling sedikit 2.500 m 2 ; 2 Berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk hamparan dan bentuk jalur; 3 didominasi komunitas tumbuhan.

2.8 Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji Lillesand dan Kiefer, 1997. Karakteristik objek dapat ditentukan berdasarkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh 15 objek tersebut dan terekam oleh sensor. Hal ini menunjukkan bahwa masing- masing objek mempunyai karakteristik pantulan atau pancaran elektromagnetik yang unik dan berbeda pada lingkungan yang berbeda Murai, 1996. Berdasarkan sumber tenaganya, terbagi menjadi sistem penginderaan jauh aktif dan sistem penginderaan jauh pasif. Sistem penginderaan jauh aktif merupakan peginderaan jauh yang menggunakan tenaga buatan dalam perekamannya. Hal ini didasarkan bahwa perekaman objek pada malam hari memerlukan tenaga. Sistem penginderaan jauh pasif foto udara dan citra aster, yaitu sistem penginderaan jauh yang energinya berasal dari matahari. Panjang gelombang yang digunakan oleh sistem pasif, tidak memiliki kemampuan menembus atmosfer yang dilaluinya, sehingga atmosfer ini dapat menyerap absorb dan menghamburkan scatter energi pantulan reflektan objek yang akan diterima oleh sensor Lillesand dan Kiefer, 1997. Prinsip perekaman oleh sensor dalam pengambilan data melalui metode penginderaan jauh dilakukan berdasarkan perbedaan daya reflektansi energi elektromagnetik masing-masing objek di permukaan bumi. Data penginderaan jauh dapat berupa data analog contohnya foto udara cetak atau data video dan data digital citra satelit. Data penginderaan jauh mempunyai karakteristik khusus yang dikenal dengan istilah resolusi. Resolusi adalah ukuran kemampuan sistem optik untuk membedakan sinyal-sinyal yang dekat secara spasial atau secara spektral. Terdapat tiga resolusi yang umum digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik citra, yaitu resolusi spektral, resolusi spasial, resolusi temporal dan resolusi radiometrik Jansen, 1996. Resolusi spektral berhubungan dengan nomor dan ukuran interval panjang gelombang spesifik pada spektrum elektromagnetik yang peka diindera. Resolusi spasial adalah ukuran agular terkecil atau pemisah linier antara dua objek yang dapat dipisahkan oleh sensor atau dengan kata lain ukuran keruangan yang direkam sensor ke dalam satu piksel. Resolusi temporal menunjukkan frekuensi sensor merekam citra pada daerah tertentu dimana resolusi temporal ini sangat berguna untuk mendeteksi perubahan di permukaan bumi. Resolusi radiometrik adalah ukuran sensitivitas sensor untuk membedakan aliran radiasi radian flux yang dipantulkan atau diemisikan dari suatu objek permukaan bumi Jansen, 16 1996. Teknologi penginderaan jauh berkembang pesat seiring peranannya yang semakin diperlukan dalam proses pengambilan dan pengumpulan informasi mengenai objek yang diamati. Murai 1996 mengklasifikasikan tipe-tipe informasi yang bisa diekstrak melalui data penginderaan jauh, seperti tipe klasifikasi land cover, vegetasi, deteksi perubahan perubahan land cover, ekstraksi kualitas fisik temperatur, komponen atmosfer, elevasi, ekstraksi indeks index vegetasi, indeks kekeruhan, dan tipe identifikasi feature spesifik identifikasi bencana alam seperti kebakaran hutan atau banjir, ekstraksi of linearment, deteksi feature arkeologi. Beberapa contoh manfaat dalam aplikasi penginderaan jauh adalah mampu mengidentifikasi penutupan lahan land cover, mengidentifikasi dan monitoring pola perubahan lahan, mampu melakukan manajemen dan perencanaan wilayah, mampu melakukan manajemen sumber daya hutan, dan eksplorasi mineral.

2.9 Interpretasi Citra