2.2 Penutupan Lahan land cover dan Penggunaan Lahan land use
Penutupan  lahan  atau  land  cover  dapat  didefinisikan  sebagai  tempat biofisik  dari  permukaan  bumi  yang  dekat  dengan  sub  permukaan  yang  terbagi
berdasarkan materialnya, yakni seperti vegetasi, tumpukan jerami dan beton yang menutupi  permukaan  atau  suatu  lahan  Lillesand  dan  Kiefer,  1979.  Jika  suatu
bentukan rupa bumi dipotret dari atas atau sering disebut dengan foto udara, citra yang  tampak  merupakan  gambar  atau  foto  dua  dimensi  dari  suatu  lahan  yang
dijadikan  objek  pemotretan  tersebut.  Semua  yang  menutupi  lahan  yang  terpotret dalam foto udara ini disebut dengan penutupan lahan atau land cover.
Penutupan  lahan  dapat  berupa  vegetasi  pepohonan,  rumput,  sawah, ladang,  kebun,  bangunan,  badan  air,  maupun  tanah  Christensen,  2005.  Foto
udara  dengan  menggunakan  satelit,  misalnya  Landsat,  menunjukkan  bahwa penampakkan  dari  masing-masing  penutupan  lahan  tersebut  dicirikan  dengan
warna.  Warna  yang  berbeda  menginterpretasikan  penutupan  lahan  yang  berbeda pula.  Misalnya  untuk  penutupan  lahan  vegetasi  biasanya  dicirikan  dengan  warna
hijau,  badan  air  dengan  warna  biru  dan  bangunan  dengan  warna  ungu. Penampakkan  land  cover  dengan  menggunakan  bantuan  satelit  dapat
menghasilkan  foto  udara  dengan  skala  yang  berbeda,  dari  skala  mikro,  meso hingga makro.
Land  use  diartikan  sebagai  penggunaan  suatu  lahan  oleh  manusia  yang melibatkan  campuran  sikap  dimana  atribut  biofisik  dari  lahan  dimanipulasi  dan
digunakan.  Hubungan  antara  land  use  dan  land  cover  tidak  selalu  langsung  dan nyata.  Satu  kelas  dari  land  cover  dapat  mendukung  berbagai  penggunaan
sedangkan  satu  land  use  bisa  merupakan  pengelolaan  dari  beberapa  land  cover yang berbeda Weng, 2010. Land use yang dominan di perkotaan adalah industri,
perumahan, CBD dan RTH kota.
2.2.1 Industri
Industri adalah suatu daerah atau kawasan yang biasanya didominasi oleh aktivitas  industri  Dirdjojuwono,  2004.  Selain  dilengkapi  dengan  sarana  dan
prasarana  penunjang,  kawasan  industri  dikembangkan  dan  dikelola  oleh
perusahaan  yang  telah  memiliki  izin  usaha  kawasan  industri.  Kawasan  industri biasanya  mempunyai  fasilitas  kombinasi  yang  terdiri  dari  peralatan-peralatan
pabrik,  penelitian  dan  laboratorium  untuk  pengembangan  pembangunan perkantoran, bank, serta prasarana lainnya seperti fasilitas sosial dan umum yang
mencakup  perkantoran,  perumahan,  sekolah,  tempat  ibadah,  ruang  terbuka  dan lainnya. Kawasan industri mempunyai beberapa ciri, yakni lahan sudah dilengkapi
sarana  dan  prasarana,  ada  suatu  badan  pengelola  yang  memiliki  usaha  kawasan industri dan biasanya diisi oleh industri manufaktur.
2.2.2 Central Bussiness District CBD
Central  Bussiness  District  atau  sering  disebut  CBD,  menurut  Simonds 2006  adalah  sebuah  pusat  kota  yang  menyediakan  tujuan  ganda.  CBD  tidak
hanya inti  dari sebuah kota besar, melainkan juga sebagai  inti  yang dinamis dari wilayah  maupun  kawasan  yang  melingkupi.  Di  dalam  kawasan  CBD  biasanya
ditemukan pusat pemerintahan, perdagangan, institusi keuangan, pusat hukum dan komunikasi.  Menurut  Mulyawan  2010  Central  Business  District  memiliki  ciri
yang membedakannya dari bagian kota yang lain, yaitu adanya pusat perdagangan terutama  sektor  retail,  banyak  kantor-kantor  institusi  perkotaan,  tidak  dijumpai
industri berat atau manufaktur, adanya zonasi vertikal yaitu banyaknya bangunan bertingkat  yang  memiliki  diferensiasi  fungsi  dan  a
danya  “multi  storey”  yaitu perdagangan  yang  bermacam-macam  yang  ditandai  dengan  supermarket  atau
pusat perbelanjaan modern.
2.2.3 Perumahan
Perumahan merupakan suatu kawasan dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal  atau  hunian  yang  dilengkapi  dengan  prasarana  dan  sarana  lingkungan
Booth  dan  Hiss,  2004.  Perumahan  juga  harus  dilengkapi  dengan  kelengkapan dasar  fisik  lingkungan  berupa  penyediaan  air  minum,  pembuangan  sampah,
tersedianya  listrik,  telepon,  jalan,  yang  memungkinkan  lingkungan  perumahan berfungsi sebagaimana mestinya. Perumahan biasanya terletak dekat dengan pusat
kegiatan kota dengan akses yang memudahkan pengguna ataupun penghuni untuk keluar dan masuk kawasan atau area perumahan.
2.2.4 Ruang Terbuka Hijau RTH Kota