4. Jalur telepon
5. Sumur resapan
4.5 Final Design
Gambar Final design adalah gambar terakhir yang telah disepakati oleh klien dan konsultan. Untuk selanjutnya proses pekerjaan akan berlanjut pada tahap
tender.Gambar final adalah gambar yang telah ditentukan, meliputi: 1.
Gambar Plan, yang meliputi gambar denah lanskap L-P1-101, gambar denah level
dan grading L-P1-102, gambar denah dimensi dan material L-P1-103, gambar denah titik lampu L-P1-104, gambar denah drainase dan irigasi L-
P1-105, gambar denah penanaman pohon L-P1-106. 2.
Gambar Section, merupakan gambar potongan tampak. Untuk kawasan Taman Kota Purwokerto ini terdiri atas 13 potongan. Gambar potongan 1 dan 2
memotong area pedestrian, untuk gambar 3 menampakkan potongan taman pada Entry Statement menghadap ke arah barat daya. Gambar potongan 4 dan 5
merupakan gambar potongan pada kawasan welcome area. Gambar potongan 6 dan 7 merupakan gambar potongan yang memotong area parkir yang terletak di
selatan dan barat area taman. Gambar potongan 8 dan 9 merupakan potongan pada kawasan arboretrum dan entertainment stage. Gambar potongan 10
memotong kawasan plaza, sedangkan gambar potongan 11 memotong area komersil yang terletak di sebelah selatan taman. Gambar potongan 12
memotong kawasan pedestrian pada tengah taman dan gambar potongan 13 memotong kawasan arboretum pada tapak. Keseluruhan gambar potongan ini
memberikan informasi mengenai elevasi dan level tapak yang diperlukan sebagai referensi untuk konstruksi.
3. Gambar detil, merupakan gambar konstruksi dari elemen-elemen yang
digunakan pada tapak. Pada gambar detil dapat diketahui informasi mengenai bahan yang digunakan dimensi serta menjadi acuan dalam penyusunan RAB
dan BOQ. Gambar detil yang dibuat mencakup detil water fature signage, rumah pompa, low wall, bollard, plaza, pedestrian track, tree pit, tangga,
ramp , dan pujasera, lampu, gerbang, pagar, gerbang TPS dan rumah trafo, pos
jaga dan tiket, serta drainase dan irigasi.
4.5.1 Detail Development Progress-Layout Plan
Tahap ini adalah tahap penggambaran secara rinci dari Concept Development.
Gambar Detail Development terdiri dari gambar, Lighting Plan, Detail Construction Planting Plan.
Dapat dilihat pada gambar L-P1-101 denah lansekap, aksesibilitas menuju tapak dapat melalui dua jalur, jalur utama yang ditentukan berdasarkan posisinya
yang dekat jalan raya, sehingga dapat dipastikan pengguna akan banyak menggunakan jalur ini dan jalur pendukung untuk memfasilitasi pengguna yang
bermukim di sebelah utara. Jalur utama menuju taman ini pun dirancang tidak berada pada jalur utama karena dapat menimbulkan kemacetan saat tapak
dipenuhi pengunjung. Jalan menuju pintu utama dilakukan pelebaran menjadi 6 meter. Pelebaran jalan ini dimaksudkan untu mempermudah akses kendaraan
menuju pintu utama taman. Disekitar pintu gerbang masuk juga disediakan lahan parkir kendaraan. Aktivitas utama jalur masuk utama ini sebagai tempat keluar
masuknya pengguna taman, sedangkan pada jalur pintu masuk kedua dikhususkan bagi keluar masuknya kendaraan fasilitas yang mengangkut barang-barang
pujasera, dll. Jalur sirkulasi di dalam tapak dibagi atas pedestrian pejalan kaki, bicycle
track dan jogging track. Untuk jalur jogging track dan bicyle track di letakkan
bersebelahan. Jalur ini memiliki pola mengelilingi tapak, untuk menghilangkan kesan monoton jalur dibuat berkelok-kelok. Jalur pedestrian dibuat lebih berkelok
dan terpisah dari dua jalur yang lain. Pola jalur pedestrian dibuat lebih panjang agar pengunjung dapat lebih mengeksplore setiap bagian pada taman. Selain itu
bentuk pola sirkulasi yang berliku memberikan kesan petualangan bagi pengunjung karena tujuan akhir yang tidak terlihat.
Dari gerbang utama terdapat plaza yang langsung menghubungkan ke arah open space
. Untuk memperkuat kesan mengarahkan maka diberi tanaman yang berjajar sepanjang plaza. Plaza ini menggunakan material penutup berupa coral
sikat pancawarna, coral sikat grey dan batu purwokerto. Pengunaan variasi material ini untuk memecah kemonotonan pada plaza. Pada sisi plaza ditanam
pohon ornamental berbunga Bauhinia blakeana sebagai pengarah menuju open space
. Open space yang terdapat di tengah taman dikelilingi oleh plaza yang
berbentuk oval. Plaza ini menggunakan material penutup berupa paving block warna abu-abu muda dengan pola herring bone yang dipadukan dengan batu
purwokerto. Penggunaan material batu purwokerto merupakan pengulangan material dari plaza yang lainnya hingga terdapat kesatuan dari pola desain taman
namun tetap bervariasi hingga menghindarkan dari kebosanan dan kemonotonan . Pujasera yang disediakan sebagai fasilitas penunjang pada taman
menggunakan perkerasan yang permanent namun bangunan pujasera merupakan tenda kerucut yang dapat diganti setiap beberapa bulan. Bangunan tenda ini untuk
memberikan kesan unik dan modern. Selain penggunaan tenda kerucut juga digunakan sunbrella sebagai tempat bersantai dan menunggu pesanan makanan
dari pujasera. Pada bagian luar taman disediakan tempat parkir kendaraan. Tempat parkir
ini dibagi berdasarkan jenis kendaraan yang akan parkir. Pada bagian timur tardapat parkir untuk kendaraan besar seperti bus, atau minibus. Selain itu juga
terdapat tempat parkir untuk mobil. Pada bagian selatan tempat parkir yang disediakan khusus untuk kendaraan roda 4 berukuran standar sedan, jeep,van,
dll. Tempat parkir kendaraan roda 2 disediakan pada bagian barat taman. Selain itu juga terdapat tempat khusus parkir kendaran pengangkut sampah yang terpisah
dari tempat parkir. Pada gambar L-P1-102 denah level dan grading, kita dapat mengetahui
ketinggian tapak. Pada gambar ini terdapat beberapa singkatan, diantaranya adalah: FFL Finish Floor Level, menunjukkan ketinggian perkerasan; FGL
Finish Ground Level, menujukkan letak ketinggian groundtanah; TOR Top Of Railing
, menunjukan ketinggian dari pagar pembatas kawasantapak; TOS Top Of Signage
, menunjukkan ketinggian dari signage yang dibuat; TOW Top Of Wall
, menunjukkan tinggi bagian paling atas dari perkerasan tembok; dan WL Water Level menunjukkan level ketinggian permukaan air dibandingkan dengan
permukaan tanah. Secara umum dilihat dari level permukaannya, kawasan Taman Kota
Purwokerto memiliki bentuk permukaan yang relatif datar. Hal ini memudahkan dalam peletakan fasilitas yang diinginkan. Namun kawasan dengan permukaan
yang datar harus didesain dengan menarik agar tidak menimbulkan kebosanan akibat kemonotonan level lahan.
Gambar L-P1-103 denah dimensi dan material menunjukkan jenis material yang digunakan pada Taman Kota Purwokerto ini. Material yang digunakan
cukup beragam, namun jenis material yang digunakan antara satu dan yang lainnya masih menyatu hingga tetap unity. Selain itu juga dilakukan pengulangan
penggunaan meterial yang ada hingga pada kawasan tapak antara satu bagian dengan bagian yang lain masih tetap terasa kesatuannya. Pemilihan jenis material
juga dilihat dari potensi masyarakat lokal. Hingga ada bagian-bagian tertentu yang menggunakan material lokal hingga dapat dijadikan suatu ciri khas dari tapak ini.
4.5.2 Detail Development Progress – Lighting Plan
Lampu disepanjang pedestrian harus memiliki radius sebaran cahaya yang cukup untuk menerangi lingkungan sekitar Harris dan Dines, 1988. Gambar
rencana cahaya Gambar L-P1-104 adalah gambar informasi titik-titik peletakkan lampu pada taman. Jarak antar titik lampu adalah ± 10000mm, yang merupakan
jarak yang dapat dicakup radius sebaran cahaya untuk menerangi lingkungan sekitar secara tak terputus, sehingga aman bagi pengguna taman di malam hari,
terutama di area yang masih memiliki aktivitas pada malam hari.
4.5.3 Detail Development Progress - Detail Construction
Sebuah detail dapat memperlihatkan penampilan visual yang menarik mengenai bagaimana sebuah elemen dapat diselesaikan dan dibangun dengan
melengkapi lambang-lambang setiap material yang dipergunakan, tetapi tetap saja dibutuhkan tambahan petunjuk untuk para kontraktor. Dimensi untuk garis dan
gambar dapat menunjukkan informasi tercepat mengenai seluruh jarak ataupun ukuran tanpa usaha kontraktor untuk memperhatikan skala yang tertera sebagai
informasi pendukung Walker, 1996. 1.
Typical Main Signage dan Water Feature Main signage
adalah salah satu elemen utama dalam desain. Karena signage akan menjadi salah satu penciri sebuah kawasan. Dapat juga dikatakan
bahwa keberadaan signage ini di maksudkan untuk menandai suatu kawasan.
Dalam Proyek Taman Kota Purwokerto ini keberadaan signage berperan sebagai penanda kawasan taman. Adapun Water feature merupakan salah satu atraksi
tambahan berupa permainan air. Pemberian water feature ini dapat memberikan kesan menarik dan menghindarkan dari kesan bosan.
Pembuatan signage gambar L-P1-301 ini berupa tulisan Taman Kota Purwokerto, yang dibuat dengan menggunakan bahan plat alumunium dengan
finishing powder coating putih. Ukuran huruf adalah tinggi 1300 mm dan tebal
75 mm. Untuk menambah nilai estetika pada malam hari, maka diberikan efek cahaya dengan cara menambahkan burried light. Hal ini membuat signage tidak
hanya dapat dinikmati pada siang hari namun juga tampak indah pada malam hari. Susunan material pembentuk signage ini adalah tanah yang dipadatkan setebal
200mm, agregat B setebal 200mm, rabat beton setebal 300mm, kemudian ring balok setebal 200mm. Pada bagian ring balok ini ditanamkan buried light yang
difinishing dengan menggunakan plester dan cat tembok mowilex Pebble BS 00 A 01
. Water fature
yang dibuat berupa semburan air ini memiliki susunan pembentuk yang serupa dengan susunan pembentuk pada main signage. Hanya
saja terdapat beberapa tambahan seperti adanya plastik cor yang diletakkan diantara agregar B dan rabat beton. Peletakan plastik cor ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya kebocoran air atau rembesan air. Selain itu juga terdapat pipa yang menghubungan antara nozzle dan drain inlet dengan rumah pompa.
Ketebalan rabat beton yang digunakan juga hanya berukuran 150mm. Agar air mengalir dengan lancar kearah drain inlet maka dibuat kemiringan permukaan
water fature sebesar 2.
2. Typical Rumah Pompa dan Artificial Wall Pumah pompa adalah tempat meletakkan pompa yang mendorong air pada
water feture yang terdapat didepan taman gambar L-P1-302. Rumah pompa ini
di letakkan dibawah level tanah, hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu view pengunjung taman. Bagian atas rumah pompa diberi open stage. Untuk menutupi
pandangan ke arah tangga yang menuju rumah pompa, maka di beri tembok artifisial setinggi 2 m di salah satu sisi open stage.
Artificial wall adalah dinding buatan yang digunakan sebagai hiasan,
Dinding ini memiliki ketebalan 300 mm dengan tinggi 2000mm, pada Proyek Taman Kota Purwokerto dinding ini tidak hanya sebagai hiasan tetapi juga
berfungsi untuk menutupi pandangan pengunjung kearah tangga menuju rumah pompa. Adapun material pembentuk dinding ini adalah slab beton setebal 200 mm
kemudian sloof beton setebal 200mm, dinding terbuat dari pasangan bata yang pada bagian luarnya dilapisi spesi setebal 30mm kemudian untuk finishing
menggunakan plester halus dan cat tembok mowilex pebble BS 00 A 01 gambar gambar L-P2-304.
3. Typical Low Wall Typical Low wall
yang digunakan di Taman Kota Purwokerto ini adalah beton dengan finishing berupa plester halus dan cat tembok. Low wall ini
berukuran lebar 230 mm, dan berfungsi sebagai aksen, tempat duduk serta tempat peletakan lampu jenis TL light. Lokasi Low wall ini dapat dilihat pada gambar L-
P1-303. Low wall
ini menggunakan material pembentuk berupa tanah padat setebal 150 mm yang dilapisi oleh pasir dengan ketebalan 50 mm, kemudian dibuat
pondasi batu kali dengan ketebalan 300 mm. Jarak batas atas pondasi dengan level tanah adalah 100 mm, kemudian digunakan pasangan bata pada low wall setinggi
430 mm. Sebagai penutup bata digunakan beton dengan ketebalan 100 mm dan plaster halus
setebal 20 mm untuk finishing menggunakan cat tembok mowilex Pebble BS 00 A01
. Ukuran beton penutup dibuat lebih lebar dari ukuran low wall hingga tepat dibawah beton dapat diletakkan lampu jenis TL.
4. Typical Bollard Details Bollard
merupakan sebuah system pengamanan untuk area kawasan parkir. Namun pada Taman Kota Purwokerto bollard digunakan sebagai aksen
penghias tapak. Bollard ini berukuran 600x600 mm dengan ketinggian 400 mm dari permukaan tanah. Material pembentuk bollard adalah tanah yang dipadatkan
setebal 150mm, kemudian ditimbun dengan pasir padat setebal 50mm, diatas pasir padat diletakkan fondasi dari bahan batu bata setebal 300mm. Untuk badan
bollard sendiri menggunakan pasangan bata merah. Pasangan bata merah ini
mulai diletakkan pada kedalaman 150mm dari permukaan tanah. Pada bagian bata
yang berbatasan dengan tanah diberi Sealer Joint untuk menjaga bentukan bollard
. Bollard ini kemudian menggunakan finishing berupa plester halus yang di cat eksterior warna hitam gambar L-P1-304
5. Typical Plaza Taman Kota Purwokerto menggunakan plaza sebagai area entertainment
stage . Selain itu plaza juga dipadukan dengan lawn area untuk kegiatan-kegiatan
yang bersifat seremonial. Dalam taman kota purwokerto terdapat beberapa tipe plaza, yaitu: Tipikal plaza oval, tipikal plaza batu purwokerto, tipikal plaza koral
sikat, tipikal plaza pintu 1, tipikal plaza pintu 2, dan jalan service. Beragam jenis plaza ini dikarenakan adanya perbedaan pada penggunaan material pada
permukaan plaza, dan pola perkerasan gambar L-P1-305. Pada tipikal plaza oval, material yang digunakan adalah paving block
berwarna abu-abu muda dengan ukuran 210x105x80mm yang disusun dengan pola hearringbone. Material pembentuknya adalah tanah yang dipadatkan, agregat
A setebal 150mm, agregat B setebal 120mm, dan abu batu setebal 50mm kemudian diletakkan paving block, untuk jarak antar paving block adalah 11mm.
Tipikal plaza batu purwokerto menggunakan bahan dasar berupa batu purwokerto yang disusun sejajar dengan jarak cukup lebar yang kemudian pada
jarak antar batu diberi rumput. Batu purwokerto yang digunakan berukuran 100x100mm, dengan naad 20-25mm. Material penyusun tipikal ini adalah: tanah
yang dipadatkan, geotextile, pasir padat setebal 50mm, kemudian diletakkan batu purwokerto yang disusun dengan jarak antar batu adalah 22mm. Pada jarak antar
batu diberi pasir hingga sejajar dengan batu kemudian ditanami rumput sebagai penyerap air.
Tipikal plaza koral sikat merupakan plaza yang membentang dari gerbang pintu 1 sampai plaza oval. Plaza ini menggunakan gabungan beberapa perkerasan,
namun jenis perkerasan yang digunakan masih menyatu dengan perkerasan yang digunakan plaza lain pada tapak hingga dapat dirasakan kondisi yang unity.
Perkerasan koral sikat pearl gray dengan diameter 3-5mm digunakan pada sisi kiri dan kanan plaza koral sikat selebar 1600mm. Kemudian pada bagian tengah
menggunakan koral sikat panca warna diameter 3-5mm selebar 4800mm. Batu purwokerto diletakkan sepanjang 600mm setiap penggunaan koral sikat sepanjang
3400mm. Ukuran lebar plaza ini adalah 8000mm dengan panjang 61884mm. Pada bagian kiri dan kanan plaza diletakkan tree pit berukuran 1000x1000mm. Antara
koral sikat pearl gray dan koral sikat panca warna terdapat tali air berukuran 10mm. Material penbentuk tipikal plaza ini adalah tanah padat, agregat B setebal
200mm, setelah diletakkan plastik cor diatas agregat B kemudian ditutup dengan rabat beton setebal 80mm dengan M4-150. Kemudian rabat beton dilapisi spesi
setebal 20mm, setelah spesi maka diletakkan koral sikat. Tipikal plaza pintu 1 dan pintu 2 memiliki kesamaan pola bentukan
perkerasan. Pola yang digunakan adalah pola kipas, dengan material penutup permukaan adalah paving block K250 warna merah dengan ukuran 118x128mm,
118x105mm, 118x118mm, 118x58mm, dengan diameter 110mm dan tebal 65mm paving ini adalah paving pembentuk pola kipas, dan paving block K250 warna
abu-abu tua dengan ukuran 105x105x60mm. Paving abu-abu tua digunakan sebagai pembatas antar paving pola kipas, pemerian paving ini sepanjang 200mm
setiap penggunaan pola kipas sepanjang 2000mm. Tipikal plaza service merupakan plaza yang digunakan sebagai jalur
kendaraan service. Jalur ini menghubungkan antara gerbang 2 dengan bangunan service center
. Tipikal plaza ini menggunakan perkerasan berupa paving block dengan 2 pola yaitu pola runningbond dan pola hearringbone. Ukuran jenis
paving yang digunakan adalah sama yaitu 210x105x80mm dengan warna abu-abu
muda. Pada sisi kiri dan kanan plaza diberi kanstin balok penahan permukaan plaza agar tidak bergeser. Untuk ukuran kanstin yang digunakan adalah 200mm,
dengan material pembentuknya adalah lapisan pasir padat setebal 50mm, kemudian base beton setebal 100mm, setelah itu diletakkan kanstin. Plaza ini
memiliki kemiringan 2 ke arah kanstin. 6. Typical Pedestrian dan Track
Perkerasan permukaan yang baku memiliki banyak variasi dan penerapan- penerapannya. Pemilihan bahan akhir ditentukan oleh kegunaan perkerasan,
pemeliharaan yang dibutuhkan serta kualitas visualnya Laurie, 1986. Jalur sirkulasi di dalam taman gambar L-P1-306 dibagi atas pedestrian
pejalan kaki, bicycle track dan jogging track. Pembagian ini berdasarkan kegunaan dan kepentingan pengguna, hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kenyamanan pengguna pedestrian, yaitu dengan mengurangi kemungkinan terjadinya singgungan tabrakan antara pengguna pedestrian pengguna track.
Pada jalur jogging, bicycle, dan pedestrian memiliki material penutup yang sama yaitu rabat beton floor harderner berwarna abu-abu discoring l = 5mm tiap
2000 mm. Material pembentuknya adalah agregat B setebal 200 mm, plastic cor, dan rabat beton setebal 100 mm dengan floor harderner. Plastik cor dletakkan
diantara agregat B dan rabat beton. Peletakan rabat beton adalah 50mm dibawah tanah, hingga rabat beton yang terlihat pada permukaan tanah adalah setebal 5
mm. Setiap 2000mm dibuat tali air sebagai tempat mengalirnya air dengan ukuran 5 mm.
Terdapat pula pedestrian parimeter di sekeliling taman, sebagai tempat pejalan kaki. Pedestrian ini menggunakan cover paving blok pola kipas dengan
ketabalan 65mm. Paving block ini memiliki variasi 2 warna, merah pada bagian tengah dan abu-abu tua pada bagian pinggirnya. Fungsi lain dari pedestrian ini
adalah menutupi drainase yang ada pada tapak. Material pembentuk pedestrian ini adalah agregat B setebal 200mm, pasir yang dipadatkan setebal 55mm,
kemudian paving block. Pedestrian yang berbatasan dengan jalan diberi kanstin yang sejajar dengan pedestrian dengan ketinggian 190mm dari permukaan jalan.
Kemudian pedestrian yang berbatasan dengan tanah diberi expansion joint agar terhindar dari pergeseran.
7. Typical Tree Pit Pada Taman Kota Purwokerto menggunakan dua tipikal tree pit. Tree pit
ini memiliki kegunaan yaitu sebagai bak tanaman pada kawasan plaza. Lokasi kedua planter seat ini dapat dilihat pada gambar L-P1-307.
Pada tree pit tipikal 1 berbentuk persegi dengan ukuran 1000x1000mm. Tree pit
ini dikelilingi oleh beton jepit dengan ketebalan 100mm dan kedalaman beton jepit adalah 500mm dari permukaan tanah
. Tree pit
tipikal 2 dibagi atas 2 jenis. Tree pit tipikal 2 jenis 1 berbentuk lingkaran dengan diameter 1500mm.
Pada sekeliling tree pit diberi beton jepit setebal 100mm yang diletakkan di dalan tanah dengan kedalaman 500mm dari permukaan tanah. Pada tree pit tipikal 2
jenis 2, perbedaan hanya pada ukuran diameter tree pit yaitu 1100mm dengan dikelilingi oleh beton jepit berukuran 100 mm yang diletakkan di dalam tanah
sedalam 500 mm. Perbedaan jenis tree pit dibagi berdasarkan pada bentuk dan ukuran tree pit.
8. Typical Steps Details Pencapaian pejalan kaki dari satu bidang horizontal menuju bidang
horizontal lain yang lebih tinggi atau lebih rendah dapat diwujudkan dengan menggunakan tangga atau ramp.
Menurut Booth 1983, dalam mendisain tangga, terdapat beberapa bagian yang harus diketahui dan digunakan yakni, step, riser, landing, dan platform. Step
adalah bidang horizontal tempat pijakan kaki, riser adalah bagian vertikal dari tangga, landing adalah level area diantara dua seri tangga, dengan luasan lebih
lebar dari step dan platform adalah bidang horizontal yang dihubungkan dengan tangga.
Tangga gambar L-P1-308 yang digunakan menggunakan meterial rabat beton dengan ketebalan 100 mm , wiremash M4 dengan floor hardener warna
abu-abu. Pada penghubung antara area perkerasan pujasera dan tangga digunakan beton jepit dengan ketebalan 100mm. Ukuran step pada tangga adalah 300mm dan
riser pada tangga adalah 150mm.
Selain itu terdapat juga perkerasan untuk pujasera, yang juga bermaterialkan rabat beton dengan ketebalan 100 mm , wiremash M4 dengan
floor hardener warna abu-abu.
9. Typical Lights Details Penggunaan lampu dalam taman tidak hanya dijadikan sebagai penerang.
Sistem pencahayaan yang dirancang dengan baik dapat menunjukkan kesan dramatis dan menimbulkan kontras ditengah redupnya malam. Penggabungan
pencahayaan ornamental dan fungsional dengan baik sangat penting dilakukan agar taman dapat didayagunakan lebih optimal.Raine Jhon, 2005.
Penggunaan jenis lampu yang digunakan dalam pencahayaan Taman Kota Purwokerto gambar L-P1-309 terdiri atas beberapa jenis yaitu: Garden Light,
Pole Light dengan banner, Stadion Light, Pipa sparing diameter 50mm, Up light,
dan Lampu TL tube light. Beragam jenis lampu yang digunakan ini bergantung pada penempatan lampu ditaman dan fungsi penerang itu senediri.
Lampu taman yang digunakan memiliki ketinggian sekitar 3800mm dengan bagian kepala memiliki kepala lampu bega gambar L-P2-316. Kepala lampu ini
berfungsi sebagai pemantul cahaya lampu, agar cahaya lampu lebih tersebar ke bawah. Bagian tiang lampu menggunakan CHS berdiameter 3” dengan finishing
Powder coating black matte , namun 700mm dari permukaan tanah menggunakan
CHS dengan diameter 5”. Tiang ditahan dengan plat besi setebal 6mm yang diikat dengan 4 nos angkur baut berdiameter 13mm. Adapun pondasi lampu taman
menggunakan pondasi beton bertulang dengan kedalaman 1000mm dari permukaan tanah. Ukuran diameter tulangan pada pondasi adalah 10mm dan
ukuran diameter sengkangan 8-150. Lampu stadion digunakan pada kawasan open space. Lampu stadion ini
diletakkan sekeliling open space sebanyak 4 buah lampu. Masing-masing tiang lampu terdiri atas 4 buah lampu. Tiang lampu menggunakan bahan Galvanized
conical colom dengan finishing cat hitam. Tinggi tiang lampu adalah 7000mm.
Lampu stadion ini ditahan dengan menggunakan plat besi yang ditahan dengan 4 buah baut angkur yang langsung mengikat pada pondasi beton yang digunakan.
Pondasi beton yang dibuat agar dapat menahan lampu stadion ini memiliki ketebalan 800mm, yang berada di bawah permukaan tanah gambar L-P1-309.
Lampu banner menggunakan lampu 150 W dengan jenis Singel Fitting 550mm. Lampu diletakkan diatas banner dengan jarak 500mm. Tiang
menggunakan galvarize conical colomn dengan finishing cat hitam. Sama seperti detil lampu yang lainnya detil lampu banner juga menggunakan pondasi beton
dengan ketinggian 800mm di bawah permukaan tanah. Lampu burried yang diletakkan untuk menerangi signage secara up light
adalah lampu dengan spesifikasi burried light Artolite Tipe AGL MD 2079 L-A MR 16
gambar L-P1-309. Lampu ini diletakkan untuk menerangi signage di bagian depan taman pada malam hari. Selain itu pemberian cahaya dengan
menggunakan lampu yang ditanam akan memberikan efek khusus berupa kesan dramatis yang dapat memberikan efek kemunculan objek diantara latar belakang
yang gelap atau kurang terang.
10. Typical Gerbang 1 2, pagar fondasi pagar Pagar merupakan salah satu pembatas kawasan. Pembatas pada suatu
kawasan dapat berupa pagar masif dan pagar transparan. Pagar yang digunakan paada Taman Kota Purwokerto ini gambar L-P1-310 adalah pagar transparan
hingga tidak berkesan terlalu tertutup dan masif. Pagar dibuat dengan menggunakan bahan besi RHS Rectangular Hollow Stell dengan finishing
berupa cat berwarna hitam. Sistem bukaan yang digunakan pada gerbang 1 adalah dengan menggunakan roda yang terpasang pada rel roda., hingga mempermudah
dalam sistem membuka dan menutup gerbang. Sedangkan pada gerbang 2 tidak menggunakan roda dan rel roda. Untuk menahan gerbang terdapat kolom dengan
ukuran 400x400x2500mm. Kolom terbuat dari pasangan bata dengan finishing plaster halus dan cat warna abu-abu muda Mowilex Pearl Gray E099. Namun
pada setiap sisinya terdapat kolom beton berukuran 100x100mm, kolom beton ini menggunakan tulangan besi dengan diameter 4-ø12mm. Pada bagian atas kolom
digunakan ring balok beton dengan ketebalan 80mm, dengan diameter 8-100mm. Untuk pondasi kolom menggunakan pondasi batu kali terdiri atas pasir padat
setebal 100mm, kemudian diletakkan batu kali dengan ketebalan 100mm, hingga total kedalaman pondasi untuk kolom ini adalah setebal 800mm.
Pembangunan pagar ini menggunakan susunan material yaitu pasir yang dipadatkan setebal 50mm, pondasi batu kali setebal 800mm, diatas pondasi
diletakkan sloof beton berukuran 300x300mm, diatas sloof adalah pasangan bata, kemudian diletakkan pagar gambar L-P1-310 lembar ke-4.
11. Typical Surface Drainage Menurut de Chiara 1990, sistem drainase bawah permukaan maupun
permukaan harus diadakan secara memadai untuk mengumpulkan dan menyalurkan air hujan dan air bawah permukaan. Drainase harus dirancang agar
mampu menampung limpasan air hujan yang dihitung berdasarkan kondisi kekuatan batas pembangunan tapak yang menyebabkan limpasan tersebut dimasa
mendatang maupun daerah drainase di luar tapak. Drainase
yang digunakan pada Taman Kota Purwokerto, terdiri atas beberapa jenis. Untuk drainase yang terdapat pada bagian luar tapak merupakan
drainase eksisting . Hanya saja pada mulanya drainase ini merupakan drainase
yang terbuka, kemudian didesain ulang hingga drainase ini menjadi tertutup. Pada bagian atas diberi perkerasan hingga dapat juga berfungsi sebagai pedestrian. Pada
bagian-bagian tertentu terdapat Manhole cover berukuran 1200x1200mm. Manhole cover
dibuat dengan bahan berupa beton cetak tulangan dengan diameter 8mm. Manhole cover ini berfungsi sebagai penutup berlubang untuk memudahkan
pengecekan kelancaran air drainase pada inlet drain yang terletak di samping manhole cover
. Manhole cover juga merupakan jalan masuk bagi pekerja jika dilakukan perbaikanpembersihan pada saluran drainase gambar L-P1-311.
Pada saluran inlet drain dipasang pipa dengan diameter 4”menuju ke dalam saluran drainase berupa pipa beton dengan diameter 800mm V.C Pipa 800
ex boral.
4.5.4 Detail Development Progress – Planting Plan
Proses desain membantu arsitek lanskap untuk mencapai desain tapak total yang secara keseluruhan memanfaatkan seluruh elemen disain untuk memenuhi
kebutuhan proyek seefisien dan seestetis mungkin. Setiap tanaman yang ditanam juga harua memiliki tujuan khusus. Tanaman dipilih sebagai alternatif terbaik
terhadap kondisi lingkungan yang ada. Desain penanaman terbaik didapatkan dengan memadukan ilmu pengetahuan dan seni yang pada akhirnya desain
lanskap yang baik didapatkan apabila pengguna atau pengunjung merasa nyaman berada di dalamnya dan jika ruang tersebut dapat digunakan seperti yang
diinginkan Simond, 1983. Tanaman memiliki peran penting dalam desain, karena memberi bentuk
dan kualitas pada sebuah rancangan. Tanaman yang ada jika dipergunakan secara teratur dan volumetris maka dapat membentuk susunan ruang yang efektif dan
bentuk-bentuk arsitektural serta menambah warna pada lingkungan dan menghasilkan bayangan. Secara garis besar tanaman dibagi atas tiga katagori
utama: pohon, semak, dan groundcover. Planting plan pada Taman Kota Purwokerto ini sebagian besar didominasi oleh tanaman pepohonan. Hal ini
mengacu pada konsep vegetasi awal yang digunakan pada pembuatan taman yaitu sebagai kawasan edukasi dan konservasi tanaman botani. Hingga beragam jenis
pohon yang digunakan pada umumnya adalah tanaman asli indonesi yang beberapa diantaranya merupakan tanaman yang tergolong tanaman langka.
Pada gambar L-P1-106 dapat dilihat beragam jenis pepohonan yang digunakan pada Taman Kota Purwokerto. Jenis pepohonan tersebut antara lain:
Antidesma bunius, Azadiracha indica, Bauhinea Blakeana, Baccaurea racemosa, Cocos capitata, Dalbergia latifolia, Diospyros philippinensis, Delonix regia,
Eugenia jambos, Eusideroxylon zwageri, Ficus elastica var yellow, Fragarea
fragrans, Mimusops elengi, Manilkara kauki, Mangifera odorata, Pinus mercusii, Stelechocarpus burahol, Samanea saman,
dan Tabebuia argentea. Jenis-jenis semak yang terdapat pada taman kota purwokerto belum ditentukan pada paket
pertama ini. Pemilihan semak yang akan digunakan pada Taman Kota Purwokerto ini akan dilakukan dengan penunjukan langsung di lapangan oleh konseptor.
Beberapa jenis tanaman langka yang digunakan pada Taman Kota Purwokerto yaitu: Antidesma bunius buni, Azadiracha indica mimba,
Baccaurea racemosa menteng, Dalbergia latifolia sonekeling, Diospyros
philippinensis bisbul, Eusideroxylon zwageri kayu besi, Fragarea fragrans
tembusu, Manilkara kauki sawo kecik, Mangifera odorata kweni, dan Stelechocarpus burahol
kepel Kesan formal dapat dirasakan pada jalur masuk ke taman yang menuju ke
arah open space, dimana Bauhinia blakeana ditanam berjajar membentuk kolom yang mengarahkan pengguna masuk kedalam open space. Selain sebagai tanaman
pengarah Bauhinea blakeana juga sebagai tanaman aksen penghias yang memberikan warna tersendiri pada tapak dari bunga yang dihasilkannya.
Selanjutnya pada bagian open space yang lain juga terdapat tanaman yang di tanam secara berjajar dan membentuk kolom, namun pada kawasan ini, maksud
dari penanaman tersebut bukan untuk mengarahkan melainkan sebagai tanaman aksen dan peneduh. Tanaman yang digunakan adalah Cocos capitata dan
Tabebuia argentea . Ketiga jenis tanaman ini ditanam dalam tree pit yang berada
di sekitar plaza. Maksud lain dari pemberian tanaman di sekitar plaza adalah sebagai penghalus dari perkerasan yang ada dan juga menciptakan keseimbangan.
Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna daun, batang dan bunga, bentuk fisik tanaman batang, percabangan, tajuk, tekstur
tanaman, skala tanaman dan komposisi tanaman yang berada disekitarnya memiliki fungsi estetik. Tanaman Cocos capitata juga berfungsi sebagai tanaman
estetik yang formal. Samanea saman dengan tajuk lebarnya dapat mengendalikan iklim mikro dan menyaring sinar matahari yang masuk ke taman hingga dapat
menjadi peneduh bagi pengunjung yang berjalan atau beristirahat dibawahnya. Beberapa jenis tanaman ada yang diletakkan dalam tree pit. Hal ini
dimaksudkan untuk menghaluskan kawasan bangunan dengan keberadaan tanaman. Namun, pembuatan tree pit harus disesuaikan dengan ukuran tanaman
yang akan ditanam. Karena apabila ruang lubang tanam yang diberikan untuk perkembangan akar tidak memadai maka akan menyebabkan perkembangan yang
tidak maksimal pada tanaman kekerdilan. Penempatan berbagai jenis tanaman pada sepanjang jalur sirkulasi pada
tapak dapat memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung. Salah satu diantaranya memecah kemonotonan pada tapak. Bentuk sirkulasi yang dibuat berliuk dapat
meningkatkan daya jelajah pengunjung. Jika jenis tanaman yang digunakan hanya jenis yang sama maka dapat menimbulkan rasa bosan. Namun jika menggunakan
tanaman dengan jenis yang berlebihan maka akan meningkatkan biaya pemeliharaan dan merusak kesatuan desain. Oleh karena itu pada taman kota
purwokerto selain menggunakan beragam tanaman, pengulangan jenis tanaman juga dilakukan pada sisi yang lain hingga akan tercipta kesatuan dari desain.
Untuk tanaman-tanaman yang diletakkan secara berkelompok, pada umumnya merupakan tanaman langka yang keberadaannya hendak ditonjolkan pada tapak.
Karena keberadaannya selain sebagai sumber informasi juga dapat sebaga penciri pada spot tertentu di dalam tapak taman kota purwokerto.
Tanaman tanjung Mimusops elengi yang ditanam pada sekeliling tapak dapat menjadi penciri kawasan. Penempatan tanaman ini pada tapak memiliki
fungsi khusus. Tanaman tanjung merupakan tanaman yang dapat menyerap timbal. Walaupun daya serapnya tidak terlalu tinggi, namun tanaman ini termasuk
tanaman yang tidak peka terhadap pencemaran hingga daya hidupnya lebih tinggi. Selain itu tanaman tanjung juga dapat menghasilkan bau-bauan yang harum
hingga dapat menepis bau kurang sedap dari arah luar tapak misalkan asap kendaraansampah pada kawasan TPS.
Konsep vegetasi yang lainnya yang ingin dicapai pada pembuatan taman kota purwokerto adalah tanaman-tanaman yang dapat menarik kehadiran burung-
burung, diantaranya adalah Ficus elastica var Yellow. Kedatangan burung-burung ini dapat menjadi atraksi tersendiri bagi kawasan di Taman Kota Purwokerto.
Pada area parkir diletakkan tanaman Tabebuia argentea. Tanaman ini merupakan tanaman peneduh. Selain bentuknya tajuknya juga dapat menaungi,
tanaman ini juga digunakan sebagai aksen hingga kawasan parkirpun tetap tampak indah.
Taman Kota Purwokerto juga menggunakan tanaman-tanaman langka yang dapat dijadikan sarana edukasi bagi pengunjung. Selain itu tanaman ini juga
dibududayakan dengan cara eks-situ.
4.6 Tender Drawings Management