melakukan repetisi terhadap unsur desain. Prinsip desain kedua adalah keseimbangan. Prinsip keseimbangan, perlu diterapkan agar tidak terjadi titik
ketimpangan pandangan dalam keindahan taman. Kesimbangan dapat ditetapkan dengan pola simetris formal maupun asimetris informal. Warna dan tekstur
juga mempengaruhi bobot visual, tekstur yang kasar memiliki bobot visual yang lebih tinggi Sulistyantara, 2006.
Prinsip desain ketiga adalah skala. Skala menunjukkan perbandingan antara ukuran eleman taman dan bangunan, atau ruang dengan suatu elemen
tertentu yang ukurannya sesuai bagi manusia. Skala yang tepat dapat dinikmati nyaman bagi manusia. Prinsip selanjutnya adalah irama. Dalam menikmati karya
taman, mata dapat diturutkan agar bergerak sesuai dengan irama tertentu. Artinya, munculnya penglihatan pada suatu objek dalam taman tidak muncul dengan tiba-
tiba. Irama dalam perancangan dapat memecah kemonotonan. Kesan adanya irama dapat diusahakan dengan menggunakan pola garis kontinue, perulangan,
gradasi, dan radiasi. Prinsip terakhir adalah titik perhatian. Titik perhatian dapat menggugah semangat, menghidupkan suasana, dan mendobrak kejenuhan
Sulistyantara, 2006.
2.6 Proses Desain
Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap menurut Simonds 1983 terdiri atas Commision, Research, Analysis, Synthesis,
Construction , dan Operation. Commision adalah tahap dimana klien menyatakan
keinginankebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian kerja. Research merupakan tahap pengumpulaninventarisasi data. Analysis
merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar, potensi dan standar serta membuat program
pengembangan tapak. Synthesis merupakan tahap analisis perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi skematik atas
alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep, serta menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap pelaksanaan
dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup
pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuain dan perbaikan serta observasi penampakan.
Landscaping adalah industri yang bergerak dibidang jasa yang melayani
orang dengan cara membentuk lingkungan dimana mereka hidup, bekerja, bermain atau hanya untuk menghabiskan waktu. Landscaper dapat melayani klien
sipil, perusahaan, maupun pemerintah. Mereka dapat bekerja sebagai seorang ahli, pekerja paruh waktu, bekerjasama dalam suatu perusahaan yang besar atau
perusahaan lain yang memiliki bidang yang sama Ingels, 2004. Prosedur perancangan menurut Hill 1995 terdiri dari sepuluh tahap, yaitu:
1. Terms of Engagement
Ingels 2004 mengemukakan bahwa kontrak adalah perjanjian yang umumnya dilakukan antara dua kepentingan, yang menjabarkan jenis
pelayanan atau material yang akan disediakan, kemudian sebagai imbalannya adalah penyelesaiaan pembayaran atau jenis kompensasi yang lain. Ketika
menerima surat konfirmasi keinginan agar suatu proyek telah diterima, perancang dapat mengajukan syarat agar kontrak segera dibuat dan
ditandatangani Hill, 1995. Perancang konsultan harus menyimpan surat kontrak dengan sangat hati-hati sebagai dokumen yang legal. Sistem ganti rugi
juga harus dibuat dengan sistem yang profesional, berdasarkan tingkat pekerjaan yang dilakukan perancang dan skala pelayanan yang ditawarkan.
2. Batas Kewenangan
Pembuatan batasan kewenangan sangatlah penting, hal ini dilakukan untuk mengetahui orang-orang yang berhubungan dengan proyek yang
dijalankan Hill, 1995. Menurut Ingels 2004 suatu proyek lanskap akan melibatkan klien dan tenaga ahli yang berkaitan dengan bidangnya, seperti
arsitek, insinyur sipil, arsitek lanskap atau perancang, perusahaan kontraktor lanskap, perusahaan pemeliharaan dan pemasok material. Klien adalah
seseorang atau perusahaan yang memiliki proyek, menyediakan kebutuhan finansial dari proyek tersebut Ingels, 2004. Kontraktor adalah pihak yang
bekerja untuk klien dalam suatu kontrak atau wakil dari klien. Sedangkan sub kontraktor adalah kontraktor yang disewa oleh kontraktor utama untuk
melakukan beberapa porsi pekerjaan proyek. Biasanya subkontraktor
berhubungan langsung dengan kontrator utama bukan dengan klien. Hubungan kontrak untuk proyek yang besar dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Hubungan Kontraktual untuk Proyek yang Besar Ingels, 2004 3.
Laporan singkat Brief Brief biasanya berisi pernyataan yang jelas mengenai batas budget,
termasuk faktor pemelihaaan. 4.
Survei Pada tahap survei, catatan dari klien akan ditinjau ulang untuk
mengetahui apakah informasi sederhana yang dibuat telah sesuai dengan proposal yang diajukan. Pada tahap ini juga desainer dapat memberikan saran
tentang diperlukannya perusahaan jasa konsultan lainnya atau untuk menyewa kontraktor spesialis atau beberapa pemasok Hill, 1995.
5. Usulan Proposal
Penyusunan konsep ini dapat membimbing klien agar tidak terjadi pemahaman yang salah dari brifing yang telah dilakukan. Namun tahap ini
dapat dihilangkan jika skema rancangan adalah skema sederhana yang telah dipahami oleh klien dan desainer Hill, 1995.
6. Sketsa Rencana
Setelah konsep
disetujui maka
tahap selanjutnya
adalah mempersiapkan sketsa rencanapola. Kualitas penyajian gambar sketsa
Kontraktor Utama
Grading dan Paving
Kontraktor Kontraktor
Arsitek Lanskap Arsitek
Teknik Sipil Klien
Sub 1 Sub 3
Sub 3 Sub 2
Sub 1 Sub 2
haruslah kualitas tinggi hingga gambar yang dikerjakan memiliki daya jual dihadapan
klien Hill,
1995. Penyajian
yang konseptual
dapat menginformasikan tentang perkembangan tapak. Hill 1995 menyatakan
bahwa dalam sketsa rencana lokasi sudah ditentukan rencana lokasi elemen- elemen taman di tapak, bangunan dan tata hijau, drainase dan layanan yang
lainnya. Kemudian pembuatan gambar-gambar tersebut juga harus dipahami oleh klien, oleh karena itu gambar-gambar itu harus didukung oleh perspektif
atau permodelan yang baik. 7.
Rencana Akhir Final Scheme Ketika telah terjadi kesepakatan antara klien dan konsultan, dan publik
telah merasa puas dengan rencana yang telah dibuat, serta persiapan persetujuan dari pejabat yang berwenang telah dilakukan, desainer dapat
melanjutkan kembali ke tahap gambar perancangan final Hill, 1995. Hill 1995 juga menyatakan bahwa dalam persiapan rencana, sering kali
timbul suatu kasus dimana klien terinspirasi untuk melakukan pengurangan, penambahan, atau perubahan, desainer harus mampu mengakomodasi
keinginan tersebut. Tetapi setiap perubahan yang terjadi harus disesuaikan dengan penyusunan anggaran biaya. Secara ideal, apabila perancangan final
telah disetujui bersama dan persetujuan tersebut telah dicatat secara formal, maka rencana final tersebut tidak boleh diubah dibekukan.
8. Rincian Details
Setelah rencana final diekukan, maka desainer akan mempersiapkan working drawing
, dimana akan memperlihatkan detil dari setiap pekerjaan konstruksi yang akan dipasang serta memperlihatkan jenis material yang
dipergunakan. Dalam tahapan ini spesifikasi dan anggaran biaya juga dipersiapkan Hill, 1995.
9. Kontrak Contract
Pada tahap ini klien dalam posisi menunjuk kontraktor. Kontraktor dapat dipilih melalui penunjukan langsung atau melalui hasil pengajuan
tawaran hingga tender Hill, 1995.
10. Pelelangan Terbuka Tender
Ketika proses tender akan dilaksanakan, desainer beserta Quantity Surveyor QS, atau teknik sipil dan klien akan mempersiapkan urutan
sejumlah calon kontraktor Hill, 1995. Hill 1995 juga menyatakan bahwa sangat masuk akal apabila meminta calon kontraktor yang mengikuti tender
untuk memberikan contoh-contoh proyek yang telah dilakukan. Ketika mengikuti suatu tender, surat yang menyerupai gambar-gambar dan dokumen
harus memuat tanggal dimana tender tersebut harus diterima. Pada akhirnya, jika kontraktor yang telah terpilih adalah klien yang akan
menandatangani kontrak dan yang membayar tagihannya, sedangkan desainer lanskap, QS dan insinyur sipil hanya bisa memberikan saran-saran Hill, 1995.
2.7 Tanaman Lanskap Kota