BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Desain Taman Kota Purwokerto dibuat dengan mengarahkan taman sebagai landmark kota, kawasan konservasi, edukasi dan rekreasi. Adapun
landmark kota terletak pada zona penerimaan, yang diwakili oleh keberadaan water feature
, main signage, dan lawn. Fungsi konservasi pada taman diwakili oleh kawasan arboretum, dimana kawasan ini mengkonservasi beberapa tanaman
langka dan tanaman asli kawasan. Fungsi edukasi pada kawasan dapat dilihat dari penggunaan signage dan papan informasi yang memberikan informasi seputar
jenis tanaman pada taman. Selain itu juga terdapat taman yang khusus dibuat sebagai tempat pembelajaran berlalu-lintas taman lalu-lintas. Fungsi rekreasi
diwakili oleh kawasan children play ground, water play, sport area, plaza dan open stage
. Adapun konsep rekreasi yang ditawarkan adalah rekreasi aktif dan rekreasi pasif.
Taman Kota Purwokerto memiliki ciri khas dalam desainnya berupa penggunaan material asli daerah batu purwokerto yang digunakan pada kawasan
open stage . Dilihat dari kriteria fisik dan non fisik, desain taman kota purwokerto
telah memenuhi kualitas taman yang baik. Selain itu desain yang dibuat telah diperhitungkan dapat mengakomodasikan keinginan dari seluruh lapisan
masyarakat. Dalam pembuatan desain harus memperhatikan daya dukung tapak, dan
keseimbangan antara kawasan vegetasi dan kawasan terbangun. Penggunaan vegetasi yang berlebihan dapat merusak desain dan mengurangi kenyamanan
pengguna. Selain teori desain terdapat beberapa faktor yang juga sangat berpengaruh terhadap pembuatan desain Taman Kota Purwokerto. Salah satu
faktor yang mempengaruhi pembuatan desain Taman Kota Purwokerto adalah kondisi iklim kawasan. Kondisi iklim kawasan ini berpengaruh terhadap
pemilihan penggunaan softscape dan hardscape pada tapak. Faktor lain yang juga mempengaruhi pembuatan desain adalah keinginan dari pemilik proyek.
Keinginan pemilik proyek juga akan berpengaruh pada bentuk desain secara
keseluruhan dimana pemilik proyek biasanya memiliki keinginan-keinginan spesifik terhadap hasil desain akhir yang disesuaikan dengan anggaran pemilik
proyek tersebut. Masalah yang sering dihadapi dalam implementasi proyek adalah
perubahan rancangan sering kali dilakukan akibat permintaan klien yang disesuaikan dengan kondisi finansial yang dimiliki klien. Hal ini sering
memperlambat waktu penyelesaian proyek. Namun dengan dengan sikap profesionalisme yang dimiliki perancang, maka masalah tersebut dapat diatasi.
5.2 Saran