10. Pelelangan Terbuka Tender
Ketika proses tender akan dilaksanakan, desainer beserta Quantity Surveyor QS, atau teknik sipil dan klien akan mempersiapkan urutan
sejumlah calon kontraktor Hill, 1995. Hill 1995 juga menyatakan bahwa sangat masuk akal apabila meminta calon kontraktor yang mengikuti tender
untuk memberikan contoh-contoh proyek yang telah dilakukan. Ketika mengikuti suatu tender, surat yang menyerupai gambar-gambar dan dokumen
harus memuat tanggal dimana tender tersebut harus diterima. Pada akhirnya, jika kontraktor yang telah terpilih adalah klien yang akan
menandatangani kontrak dan yang membayar tagihannya, sedangkan desainer lanskap, QS dan insinyur sipil hanya bisa memberikan saran-saran Hill, 1995.
2.7 Tanaman Lanskap Kota
Carpenter et al.,1975 mengemukakan bahwa kehadiran tanaman di lingkungan perkotaan dapat memberikan suasana yang alami. Tanaman dalam
lanskap merupakan salah satu elemen utama yang memiliki fungsi tertentu dalam lanskap kota, baik secara individu maupun kelompok dalam penanamannya, serta
dapat memberi kesan yang berbeda-beda jika dilihat dari jarak yang berbeda-beda pula. Pada jarak yang dekat, daun, batang pohon dan cabang-cabang dapat dilihat
dengan jelas. Jika dilihat pada jarak menengah, puncak-puncak pohon terlihat membentuk suatu garis. Jarak ini merupakan bagian yang penting dalam lanskap
karena memberikan kesan kedalaman yang kuat, perubahan secara halus dalam pencahayaan dan perspektif. Bila dilihat dari jarak jauh, kontur dari puncak-
puncak pohon tidak dapat dinikmati, biasanya pada jarak ini pohon digunakan sebagai latar belakang.
Menurut Hakim 1991, pemilihan jenis tanaman dalam suatu perancangan adalah suatu seni dan juga menyangkut ilmu pengetahuan. Dikatakan seni karena
menyangkut elemen desain seperti warna, bentuk, tekstur dan kualitas desain yang berubah karena dipengaruhi iklim, usia, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhannya. Pemilihan jenis tanaman tergantung pada fungsi tanaman yang disesuaikan dengan tujuan perancangan dan peletakan tanaman yang disesuaikan
dengan tujuan dan fungsi tanaman.
Menurut Carpenter et al.,1975 Kriteria pemilihan tanaman kota sebenarnya hampir sama dengan penggunaan untuk situasi lanskap yang lain,
yakni dipilih tanaman yang; a sesuai dengan kebutuhan dan efek lanskap yang ada b serta mampu beradaptasi dengan lingkungan c dengan tetap
mempertimbangkan karateristik tanaman termasuk ukuran dan bentuk dewasa d dimana tanaman yang dipilih sebisa mungkin membutuhkan perawatan yang
minimal. Perbedaan utama dalam pemilihan tanaman untuk lanskap kota adalah bahwa tanaman harus mampu menghadapi kondisi lingkungan yang tidak
bersahabat. Kondisi lingkungan yang harus ditoleransi oleh tanaman bervariasi antara satu kota dengan kota yang lain. Kondisi ini juga berubah dari tahun ke
tahun. Sering kali suatu tanaman yang pada awalnya cocok dan dapat beradaptasi pada suatu kota menjadi tidak mampu bertoleransi lagi terhadap kondisi kota
akibat perubahan lingkungan kota yang terjadi. Akan lebih mudah apabila pemilihan tanaman didasarkan pada observasi terhadap performa tanaman pada
lokasi terkait. Kondisi lingkungan pada lokasi tersebut harus menjadi pertimbangan utama.
Dahlan 2004 menyatakan beberapa jenis tanaman memiliki kemampuan menyerap zat-zat tertentu, misalnya timbal, CO
2
, serta gas-gas beracun yang lain. Untuk tanaman penyerap timbal terdiri atas beberapa jenis; 1 tanaman yang
mampu menyerap timbal dengan intensitas sedang sampai tinggi adalah: Damar Agatis alba, Mahoni Switenia macrophylla, Jamuju Podocarpus imbricatus,
Pala Mirystica fragrans, Asam Landi Pithecelobium dulce, dan Johar Cassia siamea
, 2 Tanaman yang daya serapnya rendah tetapi tidak peka terhadap pencemaran lingkungan, adalah: Glodokan Polyalthea longifolia, Keben
Baringtonia asiatica dan Tanjung Mimusops elengi, 3 tanaman yang tidak tahan terhadap pencemaran yang dikeluarkan kendaraan bermotor adalah: Daun
Kupu-kupu Bauhinia purpurea dan Kesumba Bixa orellana. Widyastama 1991 menyatakan tanaman yang baik sebagai penyerap gas
CO
2
dan penghasil oksigen adalah Damar Agatis alba, Daun Kupu-kupu Bauhinia purpurea, Lamtoro gung Leucaena leucocephala, akasia Acacia
auriculiformis dan Beringin Ficus benjamina. Sugiharti 1998 telah meneliti
respon fotosintesis dan respirasi tanaman terhadap pencemaran udara. Dari hasil
penelitiannya diperoleh hasil bahwa kaliandra Calliandra sp., Flamboyan Delonix regia, dan kembang merak Caesalpinia pulcherrima merupakan
tanaman yang efektif dalam menyerap gas CO
2
dan sekaligus tanaman tersebut relatif kurang terganggu oleh pencemaran udara.
Dalam penanaman tanaman di sepanjang jalan perkotaan, tanaman difungsikan sebagai visual screen dari pergerakan lampu kendaraan hingga
pengendara merasa lebih nyaman dalam berkendaraan. Keberadaan pepohonan di kawasan perkotaan juga membantu mengurangi cahaya yang menyilaukan dari
paving dan permukaan bangunan. Pepohonan tersebut juga dapat menutupi objek- objek yang tidak diinginkan, misalnya pandangan kearah tempat sampah, kawasan
service dan utilitis, serta tempat penyimpanan alat-alat konstruksi. Penanaman tanaman yang mengkombinasikan antara pepohonan dan semak dapat mengurangi
intensitas kebisingan yang dihasilkan oleh kendaraan maupun alat rumah tangga yang digunakan.
Jenis tanaman endemiklokal yang memiliki keunggulan ekologi, ekonomi, sosial budaya, arsitektural di kota dapat menjadi bahan tanaman utama
penciri Ruang Terbuka Kota, untuk selanjutnya dapat dikembangkan guna mempertahankan keanekaragaman hayati wilayah dan nasional.
2.8 Manajemen Studio