Masalah dan Kendala pada Proyek Taman Kota Purwokerto

kolom persetujuan adalah asisten direktur dan arsitek lanskap yang merangkap sebagai project landscape architect. 5. Kop Oemardi_zain Kop ini berfungsi sebagai pembuktian diri lembaga dan beberapa informasi, hal ini juga dapat dimaksudkan untuk memperoleh lebih banyak pekerjaan di kemudian hari. 6. Keterangan Gambar Proyek Keterangan ini memuat nama arsitek lanskap yang merancang gambar, nama draftsman , nama pemeriksa, tanggal gambar, nomor gambar, skala gambar dan nomor revisi. 7. Arah Utara Setiap gambar harus diberi arah utara karena tanpa arah utara ini sangatlah tidak mungkin untuk mengetahui arah orientasinya ketika membaca gambar tersebut. 8. Judul Gambar Judul gambar diberikan jika dalam satu lembar gambar terdapat beberapa gambar, setiap gambar harus diberi judul dibawahnya. Arah utara dan skala juga harus dicantumkan jika dalam satu lembar gambar tersebut terjadi perbedaan arah utara dan skala. 9. Daftar Gambar Daftar gambar memuat kolom-kolom sebagai berikut: jenis gambar detail elemen keras atau detail elemen lunak, nomor gambar, judul gambar, ukuran kertas gambar, intensitas perubahan gambar dan keterangan. Fungsi dari daftar gambar adalah untuk mengetahui total gambar yang ada dalam satu paket gambar tender.

4.7 Masalah dan Kendala pada Proyek Taman Kota Purwokerto

Secara umum desain taman kota purwokerto sangat baik karena telah memenuhi kualitas taman yang baik dilihat dari kriteria fisik dan non fisik dan dapat diaplikasikan pada tapak. Selain itu desain yang dibuat telah diperhitungkan dapat mengakomodasikan keinginan dari seluruh lapisan masyarakat. Hanya saja secara teknis, kurang layak untuk dikatakan sebagai taman kota. Karena pada hakikatnya taman kota adalah taman yang dapat mengakomodasi seluruh aktivitas warga kota secara bebas. Adapun pada kenyataannya, berdasarkan keputusan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas sebagai owner dari proyek ini, untuk memasuki Taman Kota Purwokerto ini akan dipungut biaya retribusi yang akan dipergunakan sebagai biaya perawatan dan pemeliharaan. Hingga keberadaan taman kota ini tidak sepenuhnya diperuntukkan kepada warga kota, namun hanya kepada warga yang dapat membayar biaya retribusinya. Ketika proses analisis ada kegiatan analisis yang tidak dilaksanakan, yaitu analisis sosial yang menyangkut keinginan pengunjung user. Hal ini dikarenakan klien telah memberikan gambaran secara umum keinginan pengguna. Hingga dalam hal ini pihak konsultan tidak lagi melakukan analisis sosial secara langsung. Pihak konsultan hanya melaksanakan apa yang diinginkan oleh pihak klien Pemerintah Daerah Kabupaten Purwokerto. Jadwal kerja sangat diperlukan sebagai pedoman dalam menyelesaikan tahapan kerja agar penyelesaiaan proyek dapat efektif tepat waktu dan efisien. Pada pelaksanaan Taman Kota Purwokerto ini tidak terdapat jadwal yang pasti akan waktu penyerahan hasil kerja. Pemberitahuan meeting yang mendadak menjadi salah satu kendala dalam koordinasi kerja antara pihak konsultan dan owner . Hal ini dikarenakan jarak geografis antara konsultan dengan owner tidak memungkinkan jika dilakukan perjalanan mendadak. Pemecahan tahapan proyek yang dilakukan saat proyek sedang berjalan menjadi salah satu penyebab mundurnya waktu penyerahan desain. Pada awal tender, desain yang diminta adalah desain keseluruhan. Namun pada saat penyerahan desain, pihak owner Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas meminta perubahan. Perubahan tersebut adalah pembagian desain dalam 3 tahapan. Pembagian ini dimaksudkan untuk menyesuaikan RAB pembangunan dengan anggaran daerah yang dikeluarkan oleh pemerintah. Perubahan ini menyebabkan mundurnya jadwal penyerahan konsep dan desain. Selain itu, terjadi beberapa perubahan pada gambar yang akan diserahkan. Gambar yang akan diserahkan hanya gambar awal yang terdapat pada paket 1, untuk bangunan terpaksa di cancel pada paket 2. Dalam penyerahan BOQ dan RAB, pihak owner menginginkan BOQ dan RAB yang dibuat adalah berdasarkan harga dan standar daerah Purwokerto. Pada kenyataannya RAB dan BOQ yang dibuat biasanya menggunakan harga standar kawasan jabotabek. Hal ini menimbulkan kesulitan bagi pihak konsultan untuk membuat RAB dan BOQ. Selain itu dapat mengurangi keakuratan dari RAB yang dibuat karena terdapat selisih harga dari jabotabek dan daerah. Dalam mengatasi masalah ini pihak Oemardi_zain telah mencoba mengefektifkan waktu berkomunikasi dengan pihak owner. Untuk mengejar waktu yang terbuang karena adanya pemecahan desain, pihak oemardi_zain menambah waktu kerja karyawan untuk menyelesaikan gambar desain tepat pada waktunya. Selain itu, untuk menghindari deadline terhadap proyek ini karena ketidak jelasan waktu maka pihak Oemardi_zain membuat jadwal penyerahan proyek sendiri kepada karyawannya, hingga pada saat diminta gambar desain telah siap.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN