pemerintah maupun kelembagaan serta fasilitas sosial dan fasilitas umum UPT PKPP dan PPI Muara Angke, 2008.
Fasiltas fungsional yang dimiliki PPI Muara Angke sama halnya seperti di pelabuhan perikanan lainnya yaitu dibuat untuk memberikan pelayanan
penggunanya dan memberikan kenyamanan serta kemudahan agar semakin banyak kegiatan perikanan yang dilakukan dan bertambahnya omset di daerah
setempat.
5.1.4 Kondisi perikanan tangkap PPI Muara Angke
1 Armada penangkapan ikan di PPI Muara Angke
Armada penangkapan ikan di PPI Muara Angke dibagi menjadi 3 jenis yaitu perahu tanpa motor PTM, perahu motor tempel PMT dan kapal motor.
Armada penangkapan yang memiliki jumlah paling banyak di PPI Muara Angke adalah kapal motor. Kapal motor memiliki enam klasifikasi ukuran yang terbagi
menjadi ukuran 5 GT, 5-10 GT, 10-20 GT, 20-30 GT, 30-50 GT dan 50 GT ke atas.
Saat ini armada kapal perikanan yang ada di Muara Angke lebih didominasi oleh kapal motor yang berukuran antara 30 GT sampai di atas 50 GT.
Perahu layar dan perahu motor tempel pada mulanya melakukan bongkar muat di PPI Muara Angke, tetapi saat ini kapal-kapal tersebut melakukan bongkar muat di
daerah kali Adem. Pendaratan hasil tangkapan perahu nelayan kecil dan tradisional di sekitar kali Adem menyebabkan hasil penjualan hasil tangkapan
nelayan tidak melalui proses lelang di TPI Muara Angke dan secara otomatis mengurangi pendapatan retribusi lelang. Kapal ikan di Muara Angke didominasi
oleh kapal jaring cumi, gillnet, purse seine, jaring rampus, bubu dan pancing Faubianny, 2008. Berikut jumlah armada penangkapan ikan di PPI Muara
Angke Tabel 13.
Tabel 13 Jumlah armada penangkapan ikan di PPI Muara Angke
Tahun Jumlah Armada
Kapal Motor
Motor tempel
Rata-rata Pertumbuhan
2006 3.045
2.988 57
- 2007
3.088 3.085
3 1,41
2008 2.263
2.263 -
-26,72 2009
3.882 3.882
- 71,54
2010 3.792
3.792 -
-2,32 Jumlah
16.070 16.010
60 Sumber: UPT PKPP dan PPI Muara Angke 2010 data diolah kembali
Armada jenis motor tempel masih terdapat di PPI Muara Angke pada tahun 2006-2007, sedangkan pada tahun setelah itu yaitu antara tahun 2008-2010
tidak terdapat lagi motor tempel yang melakukan bongkar muat di PPI Muara Angke. Sebaliknya jumlah kapal motor lebih mendominasi dan terus berfluktuasi
tiap tahunnya. Peningkatan dan penurunan jumlah armada penangkapan ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Pertumbuhan jumlah armada penangkapan ikan di PPI Muara Angke. Gambar 4 menunjukkan bahwa jumlah armada penangkapan ikan
mengalami peningkatan pada tahun 2007 dan 2009, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2008 dan 2010. Jumlah armada pada tahun 2010 berjumlah
3.792 unit yang mengalami penurunan sebesar 2,32 dari tahun sebelumnya dan
didominasi penuh oleh kapal motor dan tidak terdapat motor tempel yang melakukan bongkar muat.
Kawasan PPI Muara Angke memiliki persentase setiap tahunnya untuk setiap jumlah armada penangkapan ikan dari tahun 2006-2010, yang masing-
masing persentasenya secara berurutan yaitu, 19; 19; 14, 24 ;24. Dari tahun 2006-2010 armada penangkapan ini memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar
10,98 yang memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya atau mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan.
2 Alat Penangkap ikan di PPI Muara Angke
Alat penangkap ikan yang terdapat di PPI Muara Angke terdiri dari berbagai jenis yang didominasi oleh bukoami, jaring cumi, pukat cincin, bubu,
cantrang, dan gillnet, selain itu terdapat alat tangkap dalam jumlah kecil seperti muroami, jaring rampus, payang, lampara, pancing dan liongbun. Berikut jumlah
alat tangkap pada tahun 2004-2008 Tabel 14. Tabel 14 Jenis alat penangkap ikan di PPI Muara Angke tahun 2004-2008
Jenis alat tangkap Tahun
2005 unit
2006 unit
2007 unit
2008 unit
Bukoami 924
1.158 1.614
1.605 Bubu
427 324
211 173
Jaring cumi 569
782 616
628 Purse seine
977 1.097
484 376
Gillnet 388
164 173
239 Cantrang
286 267
125 6
Lainnya 152
64 57
66 Jumlah
3.723 3.856
3.280 3.093
Rata-rata Pertumbuhan Tahunan 3,57
-14,94 -5,70
Kisaran -14,94 – 3,57
Sumber: UPT PKPP dan PPI Muara Angke 2008 data diolah kembali
Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa alat tangkap yang dioperasikan nelayan PPI Muara Angke pada tahun 2008 didominasi oleh bukoami sebesar
52 dari total seluruh alat tangkap yang dioperasikan pada tahun tersebut di PPI Muara Angke. Kemudian diikuti oleh jaring cumi sebesar 20, purse seine
sebesar 12, gillnet 8, bubu sebesar 6, alat tangkap lainnya sebesar 2 dan cantrang yang mencapai 0,19. Berikut ini merupakan pertumbuhan alat
penangkapan ikan di PPI Muara Angke Gambar 5.
Gambar 5 Pertumbuhan alat penangkap ikan di PPI Muara Angke tahun 2004- 2008.
Berdasarkan Gambar 5 dapat diketahui bahwa jumlah alat penangkap ikan mengalami peningkatan pada tahun 2006 kemudian mengalami penurunan pada
tahun 2007 sampai tahun 2008. Jumlah alat tangkap tahun 2005 sebesar 3.723 unit, tahun 2006 sebesar 3.856 unit, tahun 2007 sebesar 3.280 unit dan tahun 2008
sebesar 3.093 unit. Alat penangkap ikan ini mengalami penurunan pada tahun 2008 sebesar 5,70 dan kisaran pertumbuhannya selama tahun 2005-2008
sebesar -14,94 – 3,57.
3 Nelayan
Nelayan yang beraktifitas di PPI Muara Angke pada tahun 2008 mencapai 11.251 jiwa. Pada tahun 2005-2008, jumlah nelayan terbanyak yaitu pada tahun
2008 sedangkan jumlah nelayan terendah yaitu pada tahun 2005 sebesar 10.789 jiwa. Jumlah nelayan ini dapat dilihat pada Tabel 15 berikut:
Tabel 15 Jumlah nelayan di PPI Muara Angke tahun 2005-2008
Tahun 2005
2006 2007
2008
Nelayan jiwa 10.789
10.805 11.026
11.251 Rata-rata Pertumbuhan nelayan
- 0,15
2,05 2,04
Kisaran per tahun 0,15-2,04
Sumber: Anonim 2009e vide Aulia 2011 data diolah kembali
Tahun 2005-2008 diketahui bahwa jumlah nelayan yang beraktifitas di PPI Muara Angke cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Rata-rata
pertumbuhan nelayan pada tahun 2008 yaitu sebesar 2,04 dan memiliki kisaran per tahun antara tahun 2005-2008 sebesar 0,15-2,04. Secara rinci pertumbuhan
jumlah nelayan di PPI Muara Angke dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Pertumbuhan jumlah nelayan di PPI Muara Angke tahun 2005-2008.
4 Produksi hasil tangkapan
Daerah perikanan dapat disebut berkembang apabila di daerah tersebut produksi perikanannya berkembang. Tahun 2010, Muara Angke merupakan
penyumbang produksi perikanan terbesar kedua setelah Muara Baru untuk wilayah DKI Jakarta. Jumlah produksi pada tahun 2010 yaitu sebesar 10.432 ton,
jumlah ini menurun sebesar 3,14 dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah dan nilai produksi perikanan di PPI Muara Angke dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16 Jumlah produksi, nilai dan harga rata-rata tahun 2006-2010
Tahun Jumlah Produksi Ton
Nilai Rp Harga rata-rata
2006 10.676
35.768.529.845 3.350,42
2007 9.308
34.341.589.405 3.689,49
2008 6.465
28.972.929.810 4.481,71
2009 10.771
38.858.792.890 3.607,89
2010 10.432
43.821.432.425 4.200,50
Sumber: UPT PKPP,TPI dan PPI Muara Angke 2008 data diolah kembali
Perkembangan produksi perikanan di PPI Muara Angke cenderung meningkat walaupun mengalami penurunan pada tahun 2007-2008 dan tahun
2010. Jumlah produksi tertinggi yaitu pada tahun 2009 sebesar 10.771 ton dengan nilai produksi Rp. 38.858.792.890. Jumlah ini meningkat sebesar 66,60
dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 jumlah produksinya sebesar 10.432 ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 43.821.432.425. Berdasarkan data
tersebut dapat dilihat bahwa walaupun jumlah produksi pada tahun 2010 lebih kecil dibandingkan pada tahun 2009 tetapi nilai produksinya lebih tinggi
dibandingkan tahun 2009 tersebut. Hal ini dikarenakan harga rata-rata tahun 2010 lebih besar 16,43 dibanding tahun 2009 dengan harga rata-ratanya sebesar Rp
4.200,- per kg.
Gambar 7 Jumlah produksi TPI Muara Angke tahun 2006-2010.
Gambar 8 Nilai produksi TPI Muara Angke tahun 2006-2010. Gambar 7 dan 8 menunjukkan bahwa jumlah produksi dan nilai produksi
mengalami penurunan pada tahun 2008 dengan jumlah produksi sebesar 6.465 ton dan nilai produksinya sebesar Rp. 28.972.929.810. Rata-rata pertumbuhan jumlah
produksi pada tahun 2010 yaitu sebesar 3,14 cenderung mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sedangkan rata-rata pertumbuhan dari tahun
2006-2010 yaitu cenderung naik sebesar 5,03. Dengan melihat jumlah dan nilai produksi, maka rata-rata harga hasil tangkapan tiap tahunnya dapat dihitung
dengan cara membagi nilai produksi dengan jumlah produksinya.
Gambar 9 Harga rata-rata hasil tangkapan tahun 2006-2010.
6 HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Pengelolaan Aktifitas di Tempat Pelelangan Ikan PPI Muara Angke