Struktur organisasi UPT PKPP dan PPI Muara Angke Jakarta dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Struktur organisasi UPT PKPP dan PPI Muara Angke Jakarta. Gambar 3 menunjukkan bahwa Kepala Unit merupakan kepala yang
mengatur bagian-bagian dibawahnya seperti fasilitas, pelelangan ikan, kepelabuhanan, pemukiman dan keamanan. Masing-masing bagian ini dikepalai
dan memiliki anggotanya sendiri. Bagian pelelangan ikan juga memiliki divisi sendiri sehingga dapat diketahui bahwa pelelangan ikan merupakan unsur penting
dari suatu pengelolaan pelabuhan perikanan untuk menunjang kegiatan di dalamnya khususnya di PPI Muara Angke.
5.1.3 Kondisi dan potensi kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara
Angke Saat ini kawasan Muara Angke telah banyak mengalami perkembangan
dan secara eksisting telah dimanfaatkan untuk pembangunan sarana dan prasarana untuk kepentingan nelayan. Secara garis besar Muara Angke terbagi menjadi
empat kawasan, yaitu: 1 Perumahan nelayan
Sejak tahun 1978, kompleks perumahan nelayan dibangun pada lahan seluas 21,16 ha dengan jumlah rumah sebanyak 1.728 unit. Sebanyak 1.128 unit
pengelolanya sama dengan BTN maupun Perumnas yaitu dengan cara sewabeli
Kepala Seksi Pelelangan Ikan
Kepala Seksi Fasilitas Usaha
Kepala Seksi Kepelabuhanan
Kepala Seksi Pemukiman,
Keamanan dan Ketertiban
Kelompok Jabatan Fungsional
Kepala Unit
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Seksi Pelelangan Ikan
Kepala Seksi Fasilitas Usaha
Kepala Seksi Kepelabuhanan
Kepala Seksi Pemukiman,
Keamanan dan Ketertiban
Kelompok Jabatan Fungsional
Kepala Unit
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
dengan jangka waktu antara 15-18 tahun, sedangkan sebanyak 600 unit berupa rumah susun disalurkan nelayan dengan cara sewa.
Di komplek perumahan nelayan tersebut telah dibangun pula fasilitas pendukung lainnya seperti:
1 TK, SD dan SMP; 2 Mushola dan Masjid;
3 Puskesmas; 4 Rumah sakit paru-paru;
5 Pasar Inpres; 6 Berbagai fasilitas lainnya.
2 Pengolahan hasil perikanan tradisional PHPT Pada tahun 1983 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membangun 201
unit pengolahan tadisional di atas lahan seluas ±5ha. Setiap unit pengolahan terdiri atas rumah kerja berlantai 2 ukuran 5×6 m dan tempat penjemuran ikan
seluas 120 m² yang disalurkan dengan cara sewa yang besarnya sesuai peraturan daerah yang berlaku.
Jenis ikan yang diolah antara lain: ikan bilis, bloso, cucut, cumi-cumi, layang, pari, pepetek, tenggiri, tongkol dengan produksi rata-rata perhari sebanyak
30–40 ton. Hasil produksi para pengolah tersebut pada umumnya dipasarkan ke wilayah Jabodetabek. Jenis olahan dan jumlah pengolah ikan di PHPT tertera
dalam Tabel 12 berikut: Tabel 12 Jenis olahan dan jumlah pengolah di PHPT Muara Angke, 2008
No Jenis olahan
Unit pengolahan 1
Ikan asin 189
2 Ikan pindang
1 3
Terasi 1
4 Kerupuk kulit pari
4 5
Pengolahan kulit pari 3
6 Pengolahan limbah ikan
3 Jumlah
201 Sumber: UPT PKPP dan PPI Muara Angke 2008
3 Tambak uji coba air payau Luas lahan tambak uji coba ±9,12 ha, pada lahan ini dilakukan kaji terap
budidaya ikan bandeng dan mujair selain dipergunakan pula untuk kegiatan rekreasi pemancingan. Melalui tambak uji coba air payau tersebut pemerintah
memberikan alternatif bagi para pengusaha untuk mempelajari teknik budidaya dan mereka dapat memanfaatkan pengetahuan yang diperolehnya guna
membangun usaha budidaya di daerah lain yang memiliki sumberdaya alam yang menungkinkan bagi pengembangan usaha budidaya ikan air payau UPT PKPP
dan PPI Muara Angke, 2008. 4 Pangkalan Pendaratan Ikan
Kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke telah tersedia berbagai fasilitas baik yang dibangun oleh UPT PKPP dan PPI, instansi terkait maupun
pihak swasta, sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Keputusan Menteri di Kelautan dan Perikanan Nomor 10 tahun 2004 tentang pelabuhan perikanan.
Fasilitas yang telah tersediadibangun dimaksud yaitu sebagai berikut UPT PKPP dan PPI Muara Angke, 2008:
1 Tempat
Pelelangan Ikan
Tempat pelelangan ikan TPI memiliki nilai yang strategis dalam upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan, karena di tempat ini pengelola pelelangan
memberikan pelayanan lelang sehingga harga yang terjadi dalam proses lelang merupakan harga optimal yang dapat diperoleh nelayan.
Tempat pelelangan ikan dalam satu hari melayani sekitar 15 kapal dan sekitar 45 perahu yang membongkar hasil tangkapannya dengan produksi ikan
yang masuk ke DKI Jakarta dalam satu hari mencapai rata-rata 100–125 ton. Tempat pelelangan ikan ini dikelola oleh Koperasi Mina Jaya beserta pihak UPT
PKPP PPI Muara Angke. 2 Pasar grosir
Pasar grosir merupakan salah satu mata rantai distribusipemasaran ikan yang berada di Muara Angke. Pasar grosir memiliki 870 lapak yang dimanfaatkan
oleh 275 pedagang grosir. Aktivitas pasar grosir ini dilakukan pada malam hari dan ikan yang diperdagangkan selain dari hasil lelang di Muara Angke juga
berasal dari luar daerah seperti: Tuban, Pekalongan, Tegal, Cilacap, dan
Lampung. Dalam satu malam perputaran perdagangan ikan di pasar grosir rata- rata mencapai 35 ton dan untuk meningkatkan pelayanan kepada pedagang dan
pembeli ikan pada tahun 2007–2008 telah dibangun pasar grosir baru dengan 216 lapak.
3 Pasar pengecer Luas pasar pengecer 1.260 m² dengan jumlah lapak 150 buah dan
dimanfaatkan oleh 148 orang pedagang pengecer. Pasar pengecer ini melayani kebutuhan konsumen dan para pengunjung yang akan menkonsumsi ikan bakar di
pusat jajan serba ikan yang masih berada di kawasan Muara Angke. Omzet penjualan di pasar pengecer dalam satu minggu mencapai 500 kgpedagang dan
puncak keramaian penjualan biasanya terjadi pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu. 4 Pabrik es
Guna memenuhi kebutuhan nelayan, pedagang dan pengolah ikan, di kawasan Muara Angke telah tersedia 1 unit pabrik es dengan kapasitas 100.000
ton yang dibangun oleh PT AGB ICE pada tahun 2004. 5 Cold storage
Ikan merupakan suatu produk yang cepat sekali mengalami penurunan kualitas apabila tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan
penanganan ikan seharusnya dilakukan sejak penangkapan, pembongkaran, pengangkutan, distribusi dan pemasaran. Dalam menjaga proses penanganan ikan
maka PPI Muara Angke telah menyediakan 1 unit cold storage dengan kapasitas 1.000 ton yang dibangun oleh PT AGB Tuna pada tahun 2003 di atas lahan seluas
3.000 m². Pasokan ikan berasal dari nelayan Muara Angke, Palabuhanratu dan
Muncar dengan jenis ikan yang disimpan adalah layur, bawal, cumi dan tenggiri dengan biaya penyewaan penitipan sebesar Rp.15,- per kg per hari. Namun
melihat kapasitas cold storage tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan, maka UPT PKPP dan PPI sejak tahun 2007–2008 telah membangun 1 unit cold
storage dengan kapasitas 900 ton.
6 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU Stasiun Pengisisan Bahan Bakar SPBB
Fasilitas yang sangat dibutuhkan oleh nelayan untuk kegiatan operasional penangkapan adalah solar. Penyediaan kebutuhan bahar bakar minyak untuk
kebutuhan kapal maupun kendaraan darat sejak tahun 1997 dilayani oleh stasiun pengisian bahan bakar umum SPBU dwi fungsi yang dibangun di atas lahan
seluas 2.212 m². Sejalan dengan kebijakan pemerintah pada tahun 2008 SPBU dwi fungsi
dipecah menjadi SPBU untuk memenuhi kebutuhan kendaraan darat dan stasiun pengisian bahan bakar SPBB untuk melayani kebutuhan kapal perikanan. Selain
itu tersedia juga 2 unit SPBB terapung yang dikelola oleh swasta. 7 Tempat pengepakan ikan
Tempat pengepakan merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh pemerintah di kawasan Muara Angke terutama untuk memenuhi kebutuhan ikan
segar di supermarket dan kebutuhan pasar ekspor. Kawasan Muara Angke memiliki 30 unit gedung pengepakan dengan luas masing-masing 50–200 m²,
terdiri dari bangunan satu lantai dan dua lantai. Produksi tempat pengepakan ini rata-rata per bulan mencapai 75 ton
dengan negara tujuan ekspor yaitu Singapura, Malaysia dan Hongkong. Jenis ikan yang diekspor meliputi bawal, ekor kuning, kakap merah, kerapu, tenggiri dan
lain-lain. Ikan sebagai bahan baku diperoleh dari Muara Angke sebanyak 40 dan dari luar daerah sebanyak 60.
8 Pusat jajan serba ikan Pusat jajan serba ikan merupakan fasilitas kios ikan bakar yang dibangun
pada tahun 1996 dengan jumlah kios sebanyak 24 buah masing-masing berukuran 5×17 m. Tujuan pembangunan pusat jajan serba ikan ini adalah untuk merangsang
minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan dan menciptakan peluang pasar produk hasil perikanan khususnya jenis-jenis ikan yang lazim dikonsumsi.
9 Instansi lain, fasilitas sosial dan fasilitas umum Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang berada di
kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke terdapat pula instansi
pemerintah maupun kelembagaan serta fasilitas sosial dan fasilitas umum UPT PKPP dan PPI Muara Angke, 2008.
Fasiltas fungsional yang dimiliki PPI Muara Angke sama halnya seperti di pelabuhan perikanan lainnya yaitu dibuat untuk memberikan pelayanan
penggunanya dan memberikan kenyamanan serta kemudahan agar semakin banyak kegiatan perikanan yang dilakukan dan bertambahnya omset di daerah
setempat.
5.1.4 Kondisi perikanan tangkap PPI Muara Angke