diketahui bahwa pedagang merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan TPI baik dari fasilitas, aktivitas, pelayanan TPI serta pelayanan koperasi. Hal ini
terlihat dari banyaknya kesenjangan gap yang masuk kedalam selang
- 0,5 − -0,1
. Pedagang menilai bahwa semua atribut yang terdapat di TPI sangat penting dan
kinerja TPI yang ada saat ini dinilai kurang memuaskan. Penilaian yang kurang memuaskan menurut pedagang tersebut
memperlihatkan bahwa TPI harus meningkatkan kinerjanya sehingga pedagang merasa lebih puas dengan pelayanan yang diberikan. TPI PPI Muara Angke harus
meningkatkan pengelolaan pelayanan jasa yang berkualitas, pengadaan fasilitas yang rutin dan peningkataan aktivitas pelelangan.
6.2.2 Tujuan pembangunan tempat pelelangan ikan TPI PPI Muara
Angke Tempat pelelangan ikan TPI Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke
mempunyai tujuan dalam pembangunannya yaitu, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan, mendapatkan kepastian pasar dan harga ikan yang layak
bagi nelayan maupun konsumen, meningkatkan pendapatan daerah, memberdayakan koperasi nelayan serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan nelayan. Berdasarkan tujuan tersebut maka pihak tempat pelelangan ikan berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengguna jasa
pelelangan khususnya pedagang dan nelayanagen. Pelayanan ini dimaksudkan agar semua tujuan TPI terlaksana dan pihak-pihak yang terdapat di dalam
kegiatan pelelangan ini, dari hulu hingga hilir mendapatkan manfaat dan keuntungan.
6.2.3 Indikator kinerja Tempat Pelelangan Ikan
Pengukuran kinerja TPI PPI Muara Angke tahun 2010 menggunakan beberapa indikator kinerja yaitu input dan output. Indikator tersebut akan
menentukan nilai kinerja berdasarkan ekonomi dan efisiensi tempat pelelangan ikan. Menurut Hasil Diskusi bersama Kelompok Hibah Pasca 2007 vide
Widayati 2008, indikator kinerja input dari tempat pelelangan ikan adalah Sumberdaya Manusia SDM, fasilitas TPI, luas lantai lelang dan volume
produksi sedangkan indikator kinerja output yaitu pendapatan nelayan, pemasukan daerah dan kepuasan pengguna pelelangan.
6.2.4 Indikator kinerja input
1 Sumberdaya Manusia SDM
Sumberdaya manusia merupakan salah satu indikator kinerja input karena manusia mengelola suatu tempat agar dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan
peranannya. Sumberdaya manusia yang mengelola tempat pelelangan ikan PPI Muara Angke berjumlah 19 orang. Jumlah ini merupakan gabungan antara
pegawai negeri sipil PNS dan pegawai koperasi. Pegawai negeri sipil berjumlah 5 orang sedangkan pegawai koperasi berjumlah 14 orang.
Menurut hasil wawancara di lapangan dengan pihak TPI dan koperasi, pegawai yang ditempatkan untuk mengelola TPI ini sudah ideal sehingga tidak
terdapat penambahan jumlah pegawai pada tahun 2010 dan 2011. Jumlah pegawai yang terdapat di TPI dirasa telah bekerja dengan optimal untuk mengelola
pelelangan dengan baik. Pihak koperasi mengatakan bahwa pembagian tugas untuk masing-masing bagian sudah cukup rata dengan juru lelang berjumlah 2
orang, juru timbang berjumlah 11 orang dan kasir berjumlah 1 orang. Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 1984
yang dijadikan standar indikator target untuk jumlah personil TPI dan koperasi secara kuantitatif diketahui personil TPI dan petugas koperasi untuk tempat
pelelangan ikan yang memiliki nilai produksi sebesar 40-50 milyar yaitu 12 orang untuk personil TPI dan 5 orang untuk petugas koperasi. Standar indikator tersebut
dipakai karena Pemerintah Daerah propinsi Jakarta Utara tidak memiliki nilai kuantitatif untuk dijadikan target dalam penghitungan kinerja pengelolaan
aktivitas TPI Muara Angke.
2 Fasilitas TPI
Fasilitas TPI merupakan alat maupun fasilitas penunjang untuk berlangsungnya kegiatan operasional pelelangan dari suatu tempat pelelangan
ikan TPI. Fasilitas tempat pelelangan ikan yang menjadi indikator kinerja input, yaitu:
1 Timbangan Timbangan berfungsi untuk menimbang ikan hasil tangkapan setelah
didaratkan di dermaga PPI Muara Angke. Timbangan ini digunakan untuk mengetahui berat hasil tangkapan. Timbangan yang terdapat di TPI PPI Muara
angke ini terdiri dari 4 jenis, yaitu: timbangan duduk 300 kg sebanyak 5 unit, timbangan duduk 500 kg sebanyak 2 unit, timbangan digital sebanyak 1 unit dan
timbangan gantung sebanyak 25 unit. Menurut pengamatan di lapangan, timbangan yang sering dipakai saat ini
adalah timbangan gantung. Pihak TPI mengatakan, timbangan duduk dan digital hanya dipakai untuk hasil tangkapan yang tidak memakai trays. Kedua timbangan
tersebut masih berfungsi dengan baik walaupun sudah berkarat. Pengukuran kinerja TPI PPI Muara Angke saat ini hanya menggunakan timbangan gantung,
karena timbangan ini yang dipakai dan disukai oleh nelayan. Timbangan gantung di tempat pelelangan ikan TPI saat ini berjumlah 25 unit. Timbangan tersebut
masih berfungsi dengan baik dan dapat digunakan. Berdasarkan jumlah kuantitatif rata-rata timbangan dari TPI kelas II di Jawa tengah yang nilai efisiensinya 100
yaitu TPI Klidang Lor, Tanjungsari, dan Karanganyar Sulistyani, 2005 dan Widayati, 2008 didapatkan standar indikator target yang dijadikan
penghitungan kinerja yaitu sebanyak 3 unit timbangan. Berikut ini merupakan tipe-tipe timbangan yang terdapat di TPI PPI Muara Angke Gambar 21.
Gambar 21 Alat penimbangan dengan jenis a timbangan geser dan duduk, btimbangan gantung di TPI PPI Muara Angke.
2 Gerobak troli Gerobak troli digunakan untuk mengangkut ikan baik ikan yang akan
masuk ke TPI maupun ikan yang akan diangkut untuk didistribusikan ke tempat a
b
tujuan lain setelah selesai pelelangan. Jumlah troli yang terdapat di TPI Muara Angke saat ini sebanyak 50 unit. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan
rumus matematis pada Lampiran 1 didapatkan hasil bahwa jumlah troli yang dibutuhkan pada tahun 2010 sebanyak 96 unit. Hal ini terlihat bahwa TPI PPI
Muara Angke belum dapat memenuhi jumlah troli, sehingga agar pelaksanaannya lebih efisien, jumlah troli harus ditambah sebesar 47,92. Berikut ini merupakan
alat pengangkut yang terdapat di TPI PPI Muara Angke Gambar 22.
Gambar 22 Troli di TPI PPI Muara Angke. 3 Keranjang Trays
Keranjang trays digunakan untuk meletakkan hasil tangkapan agar tidak berceceran di lantai lelang setelah ikan dibongkar dari kapal. Menurut
pengamatan di lapangan, keranjang trays kondisinya tidak cukup baik, karena keranjang tersebut kotor dan masih terdapat ceceran lendir ikan maupun potongan
tubuh ikan. Jumlah keranjang trays saat ini yang dipakai yaitu 1200 unit. Berdasarkan hasil perhitungan matematis didapatkan bahwa kebutuhan trays pada
tahun 2010 yaitu sebanyak 579. Perhitungan matematis tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Secara rinci trays dapat dilihat pada Gambar 23.
Gambar 23 Keranjang trays di TPI PPI Muara Angke.
3 Luas lantai lelang
Lantai lelang merupakan salah satu fasilitas penting yang harus ada pada suatu tempat pelelangan ikan. Luas lantai lelang berhubungan erat dengan volume
produksi hasil tangkapan yang dapat ditampung oleh tempat pelelangan ikan. Menurut UPT PKPP TPI dan PPI Muara Angke 2011, luas lantai lelang sebesar
540 m
2
sedangkan menurut perhitungan matematis didapat bahwa pada tahun 2010 luas lantai lelang yang dibutuhkan adalah sejumlah 535 m
2
. Perhitungan matematis untuk mengetahui kebutuhan luas lantai lelang tahun 2010 dapat dilihat
pada Lampiran 2.
4 Volume produksi
Volume produksi merupakan bagian penting yang harus diketahui dalam suatu kegiatan pelelangan karena volume produksi merupakan bahan baku yang
akan diperjualbelikan di tempat pelelangan ikan. Menurut TPI PPI Muara Angke 2011, volume produksi pada tahun 2010 yaitu 10.432 ton sedangkan nilai rata-
rata volume produksi 9 tahun sebelumnya yaitu antara tahun 2001-2009 didapatkan jumlah volume produksi sebesar 8.824 ton. Perhitungan rata-rata
volume produksi dapat dilihat pada Lampiran 3.
6.2.5 Indikator kinerja output