Aktivitas pasca pelelangan ikan

Gambar 15 Kegiatan pembersihan lantai lelang di TPI PPI Muara Angke. Menurut pengamatan, proses pembersihan pada lantai lelang terlihat tidak cukup baik karena masih terdapat genangan air ketika proses pembersihan telah selesai. Selain itu, pada pembersihan keranjang trays juga terlihat masih terdapat kekurangan, karena masih dijumpai potongan ikan, ceceran darah dan lendir serta genangan air disekitar keranjang trays. Keranjang yang sudah rusak pun masih tetap dipergunakan sehingga dapat merusak kulit ataupun daging ikan yang berada dalam keranjang tersebut. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas penanganan ikan yang dilakukan di PPI Muara Angke masih rendah karena tidak memperhitungkan masalah sanitasi. Penanganan ikan yang tidak memperhitungkan sanitasi akan membuat kemunduran pada mutu dan kualitas ikan hasil tangkapan.

6.1.3 Aktivitas pasca pelelangan ikan

Pasca pelelangan ikan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengguna Tempat Pelelangan Ikan nelayan dan pembeli setelah pelelangan ikan tersebut selesai dilakukan. Kegiatan tersebut berupa pengangkutan ikan oleh pedagang untuk kegiatan distribusi ke konsumen diluar PPI Muara Angke atau masuk ke industri pengolahan di sekitar PPI Muara Angke. Ikan hasil tangkapan yang telah dibeli oleh pedagang kemudian akan dipasarkan kepada konsumen baik di sekitar kawasan PPI maupun daerah Jabodetabek. Menurut hasil wawancara di lapangan, sistem pemasaran di tempat pelelangan ikan TPI Muara Angke terbagi menjadi tiga sistem. Sistem pertama adalah ketika ikan selesai dibongkar dari kapal, ikan tersebut akan langsung dijual oleh pemilik kapal ke pelangganmarket yang sudah dikenal setelah melalui proses penimbangan. Ikan yang langsung dijual ke pelanggan tersebut merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Pengamatan di lapangan menunjukkan ikan yang langsung dijual ke pelanggan tersebut adalah cumi dan tenggiri. Pemilik kapal tersebut tetap membayar retribusi kepada pihak TPI sebesar 5. Pemilik kapal ini menggunakan sistem “opouw” dimana pemilik kapal menjadi nelayan maupun pembeli. Ikan tersebut langsung dijual tanpa melalui pelelangan agar tidak terjadi kemunduran mutu ikan dan memperoleh pendapatan yang lebih baik. Berikut ini merupakan kegiatan distribusi cumi secara langsung ke pelanggankonsumen tanpa melalui proses pelelangan Gambar 16. Gambar 16 Kegiatan distribusi cumi tanpa melalui proses pelelangan. Sistem kedua terjadi setelah ikan dibongkar dari kapal lalu kemudian ditimbang oleh petugas. Ikan ini akan diangkut menggunakan troli ke dalam lantai TPI oleh buruh angkut. Setelah itu ikan tersebut akan melalui proses tawar menawar di pelelangan. Pedagang yang setuju dengan penawaran harga dari juru lelang akan menjadi pemenang lelang dari hasil tangkapan yang dipilihnya. Kemudian pemenang lelang akan membawa ikan tersebut untuk dijual kembali atau diolah di tempat pengolahan ikan yang dimilikinya. Selesai proses pelelangan tersebut pemenang lelang akan membayar retribusi yang telah ditentukan sebesar 2 kepada kasir. Berikut ini merupakan kegiatan distribusi setelah melakukan pelelangan di TPI PPI Muara Angke Gambar 17. Gambar 17 Kegiatan distribusi setelah melakukan pelelangan di TPI PPI Muara Angke. Sistem ketiga adalah setelah ikan dibongkar dari kapal dan telah melewati proses penimbangan oleh petugas. Ikan tersebut kemudian diangkut ke dalam TPI dan mengikuti proses pelelangan. Sistem ini hampir sama dengan sistem kedua tetapi pada sistem ini terjadi sistem “opouw”. Agen yang tidak setuju dengan penawaran harga dari pembeli karena nilainya terlalu rendah akan membeli ikan yang dijualnya tersebut, sehingga agen menjadi penjual dan sekaligus pembeli dalam kegiatan pelelangan tersebut. Sistem opouw ini akan membuat pedagang pembeli tidak mendapat harga ikan murni. Hal ini akan merugikan pedagang karena tidak dapat memperoleh harga yang sesuai dengan yang diinginkan, pedagang terpaksa membeli dengan harga yang cukup tinggi karena apabila menawar harga yang terlalu rendah, ikan akan dibeli kembali oleh agen yang menjual ikan tersebut. Skema sistem alur pra pelelangan sampai pasca pelelangan dapat dilihat pada Gambar 18 di bawah ini: Gambar 18 Skema alur pra pelelangan, pelelangan dan pasca pelelangan 63 Sistem 2 Agen membayar retribusi sebesar 5 ke TPI Agen membeli hasil tangkapannya kembali setelah dijual di pelelangan Ikan dijual langsung ke pelangganmarket menggunakan sistem opouw Pemilik kapal membayar retribusi sebesar 5 ke TPI Sistem 1 Hasil tangkapan diangkut oleh buruh angkut ke lantai lelang kemudian di hasil tangkapan tersebut dilelang Pedagang yang memenangkan lelang akan mengangkut hasil tangkapan Pedagang membayar retribusi sebesar 2 dan pemilik kapal membayar 3 ke kasir Sistem 3 Dermaga Pendaratan Ikan di dalam trays Poses Penimbangan dan pendataan

6.1.4 Pengelola pelelangan ikan PPI Muara Angke