benih dari unit pembenihan rakyat UPR yang berada di Desa Sumur Gintung, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Selanjutnya, hasil dari
pendederan ikan mas yang dilakukan oleh perusahaan X akan dijual pada tempat pembesaran ikan mas yang berada di waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta,
Jawa Barat. Dari pengamatan rangkaian proses distribusi benih ikan mas yang dilakukan oleh perusahaan X, maka dapat disusun sebuah diagram rangkaian
proses penyaluran benih ikan mas seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Rangkaian proses penyaluran benih ikan mas di perusahaan X
4.3. Aspek-Aspek Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan pengembangan usaha pendederan Ikan Mas di perusahaan X, dikaji melalui aspek-aspek yang terdapat dalam analsis kelayakan
usaha. Aspek-aspek analisia kelayakan usaha yang dibahas adalah meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek keuangan. Peubah-peubah yang
dibahas disesuaikan dengan kondisi usaha pendederan Ikan Mas di perusahaan X. Keempat aspek analisis tersebut menjelaskan layak atau tidaknya pengembangan
usaha tersebut.
4.3.1 Analisis Aspek Pasar
Analisis aspek pasar dalam usaha budidaya pendederan Ikan Mas meliputi peluang pengembangan usaha di pasar, kebijakan bauran pemasaran marketing
mix yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi yang direncanakan oleh perusahaan pendederan X.
a. Peluang Pasar
Desa Jabong merupakan wilayah yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan usaha budidaya pendederan ikan mas, karena
daerah ini merupakan salah satu sentra pendederan ikan mas yang dilalui oleh sumber air yang cukup besar yang mengalir sepanjang
tahun. Selain itu daerah ini mempunyai akses untuk mendapatkan benih lebih mudah, karena lokasinya tidak begitu jauh dengan unit
Pembenihan UPR Sumur Gintung
Pendederan Perusahaan X
Pembesaran Waduk Jatiluhur
pembenihan rakyat UPR yang berada dalam satu Kecamatan Pagaden. Selama ini hasil produksi dari perusahaan X selalu terserap oleh pasar,
karena budidaya pembesaran Ikan Mas di Jatiluhur membutuhkan benih hasil pendederan rata-rata 5 ton per hari dan baru terpenuhi
sebanyak 20 persen dari petani purwakarta Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta, 2010. Untuk memenuhi
kekurangan permintaan akan benih ikan hasil pendederan, sentra pendederan ikan mas di Desa Jabong hanya mampu memenuhi
permintaan rata-rata 1,5 ton per hari. Total jumlah kolam yang berada di sentra pendederan Desa Jabong adalah sebanyak 98 unit kolam,
yang mempunyai kafasitas produksi 0,3-1,5 ton per periode panen Forum Masyarakat Petani Ikan Desa Jabong, 2007.
Pemasaran hasil produksi pendederan Ikan Mas dapat dilakukan melalui pemasaran secara aktif yaitu dengan cara pemilik
menghubungi pedagang perantara yang ada atau para pelanggan datang secara langsung karena telah mengenal pemilik dan mengetahui lokasi
usaha. Daerah pemasaran Ikan Mas dari Desa Jabong meliputi daerah Jatiluhur, Cirata, Saguling Purwakarta dan subang. Daerah tersebut
merupakan daerah potensial untuk pembesaran Ikan Mas Khairuman dkk., 2008.
b. Kebijakan Bauran Pemasaran
Menurut Umar 2003, manajemen pemasaran produk barang dibagi atas empat kebijakan pemasaran yang disebut bauran pemasaran.
Kebijakan bauran pemasaran tersebut yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi. Berikut ini dijelaskan mengenai kebijakan masing-
masing komponen yang disesuaikan dengan kebutuhan budidaya pendederan ikan mas dalam perencanaan pengembangan usaha.
1 Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi
yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan Kasmir dan Jakfar 2003. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan X adalah benih hasil
produksi pendederan ikan mas dengan ukuran 1 kg100 ekor atau 5-8 cmekor. Untuk mendapatkan ukuran panen tersebut dibutuhkan waktu
pemeliharaan selama 5 minggu. Ukuran benih ikan mas yang akan digunakan untuk proses
pendederan adalah 1 kg1000 ekor. Benih yang akan digunakan untuk proses pendederan ini didapat dari salah satu unit pembenihan rakyat
UPR yang berlokasi di Desa Sumurgintung Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang dengan harga Rp. 30.000kg. Alasan perusahaan
menggunakan Ikan Mas ukuran tersebut adalah benih Ikan Mas dengan ukuran 1 kg1000 ekor memiliki resiko kematian yang relatif kecil
untuk dipelihara dikolam pendederan, ukuran tersebut juga memiliki tingkat ketahanan yang kuat terhadap penyakit. Tidak hanya itu,
ukuran tersebut hanya membutuhkan waktu kurang lebih 5 minggu untuk dilakukan pemanenan.
Selain ukuran, mutu dari benih ikan mas perlu diperhatikan, seperti bentuk fisik ikan, sisik lengkap, kelincahan pergerakan, warna
tidak terlalu hitam dan tidak ada cacat lainnya Khairuman dkk, 2008. Kualitas ikan sangat dipengaruhi oleh faktor teknik budidaya yang
dilakukan, dimulai dari pemilihan benih, pemberian pakan, proses pemeliharaan sampai pemanenan. Selain itu, usaha budidaya
pendederan yang dilakukan oleh perusahaan X memiliki usaha sampingan. Usaha sampingan tersebut adalah Ikan nila dan ikan mujair,
ikan ini diperoleh ketika proses pengeringan kolam yang dilakukan setiap setelah tiga periode panen. Ikan nila dan ikan mujair di sentra
pendederan ikan mas dianggap sebagai hama bagi ikan mas.
2 Harga
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan
oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Pada
usaha ini penetapan harga jual dilandasi oleh harga pasar yang berkembang saat ini dan kondisi pemasaran disekitar usaha budidaya
pendederan ikan mas. Harga jual pruduk hasil pendederan yang dipilih adalah rata-rata harga yang ada di pasar, yaitu Rp. 21,500kg. Selain
itu, dalam pengembangan usaha yang dilakukan oleh perusahaan X akan menghasilkan produk sampingan, yaitu berupa ikan nila dan
mujair. Ikan nila dan mujair tersebut dijual dengan harga Rp. 6000kg.
3 Distribusi
Saluran distribusi adalah suatu jaringan dari organisasi dan fungsi- fungsi yang menghubungkan produsen kepada konsumen akhir
Kasmir dan Jakfar, 2003. Dalam hal memasarkan produksi benih hasil pendederan ukuran 1 kg100 ekor perusahaan X tidak merasa
kesulitan, karena para pembudidaya telah memiliki langganan. Calon pembeli akan datang sendiri mencari pembudidaya benih ikan mas
yang memiliki benih ukuran 1 kg100 ekor yang siap dipanen. Para pembeli bibit ini merupakan pedagang perantara yang akan menjual
benih hasil pendederan kepada pembudidaya pembesaran ikan mas. Secara jelas mengenai saluran distribusi pemasaran pendederan ikan
mas di perusahaan X dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 . Saluran pemasaran pendederan ikan mas di perusahaan X
Integrasi antara subsistem dalam agribisnis ikan mas begitu terlihat dalam aspek pasar contohnya, permintaan benih dipengaruhi
oleh kondisi disetiap rantai subsistem. Saat awal musim hujan permintaan benih dari waduk Jatiluhur dapat berkurang sampai 16
persen. Hal ini disebabkan karena terjadinya up welling di industri hilir budidaya ikan mas subsistem pembesaran waduk Jatiluhur.
Up welling adalah proses perputaran air karena terjadi perubahan suhu dipermukaan air sehingga semua materi yang awalnya
mengendap di dasar perairan berpindah kepermukaan air, termasuk limbah, sampah, beserta zat-zat polutan yang menggangu proses
Perusahaan X
Pedagang perantara Pembudidaya
pembesaran Ikan Mas
budidaya. Up welling biasanya terjadi diperairan tenang dan dalam seperti rawa, waduk, dan danau. Kejadian ini berlangsung berulang
setiap tahun, biasanya terjadi antara bulan Oktober sampai Desember. Bagi usaha budidaya pendedera kan mas fenomena ini tentu
mempengaruhi proses pemasaran karena permintaan berkurang sehingga mengurangi out put yang diproduksi. Untuk mengatasi
masalah ini, saat up weilling terjadi di waduk Jatiluhur penjualan produk dialihkan ke pasar lain yaitu ke budidaya kolam air deras yang
ada di sentra-sentra pembesaran ikan mas di daerah Subang.
4 Promosi
Promosi adalah salah satu alat strategi memasarkan produk dengan cara memberikan informasi yang benar dan tepat agar
konsumen dapat mengenalnya dan akhirnya diharapkan dapat menjadi konsumen dari produk yang dijual Prawirosentono, 2002. Dalam
memasarkan benih ikan mas perusahaan tidak menemukan masalah yang berarti, karena Desa Jabong merupakan sentra budidaya
pendederan ikan mas yang sudah lama dikenal oleh para pelanggan yang merupakan pembudidaya lanjutan pembesaran. Oleh karena itu,
pembudidaya pada subsistem pendederan hampir tidak mengeluarkan biaya promosi, karena para pembeli datang langsung ke lokasi usaha.
4.3.2 Analisis Aspek Teknis
Setelah dilihat dari aspek pasar dalam rencana kelayakan bisnis, tahap berikutnya yang akan dianalisis adalah menggenai aspek teknis. Aspek teknis
merupakan aspek utama yang perlu diperhatikan, karena dalam aspek ini perhitungan input usaha dan output berupa barang dan jasa dilakukan berdasarkan
alur produksi sebenarnya, sehingga aspek-aspek lain dari analisa usaha hanya akan dapat berjalan bila analisa secara teknis dapat dilakukan Umar, 2003.
Aspek teknis dari pengembangan usaha budidaya pendederan ikan mas adalah meliputi pemilihan lokasi usaha, ketersediaan bahan baku, besar skala operasi, dan
tahap-tahap proses produksi.
1 Lokasi Usaha
Pemilihan lokasi usaha merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk menunjang keberhasilan budidaya pendederan ikan
mas. Faktor utama dalam pemilihan lokasi usaha adalah lahan, karena berkaitan langsung dengan manajemen budidaya, penyediaan sarana
produksi dan pemasaran hasil. Dalam pengembangan usaha pendederan ikan mas, aspek
lingkungan cukup mendukung dimana lokasi jauh dari pemukiman penduduk dan merupakan area persawahan dengan kondisi air yang
cukup baik dengan adanya aliran sungai Cikalong. Kualitas air cukup baik dan selama ini tidak pernah ada polusi. Hal ini disebabkan karena
aliran sungai tidak melewati kawasan industri sehingga tidak terdapat limbah industri yang masuk kealiran sungai tersebut. Luas tempat
usaha kurang lebih 3.000 m
2
meliputi dua unit kolam ikan dan saung jaga. Lokasi usaha terletak di tepi jalan desa sehingga cukup mudah
menjangkau lokasi baik menggunakan sepeda motor maupun mobil.
2 Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan yaitu benih ikan mas ukuran 1 kg1000 ekor dan pakan ikan mas. Kebutuhan benih untuk 3000 m
2
dua unit kolam adalah 200 kg benih. Pemenuhan kebutuhan benih dipenuhi dari UPR di Desa Sumur Gintung, Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang. Untuk pemenuhan kebutuhan pakan ikan mas perusahaan membeli langsung ke CV. Satrio Mas yang ada didekat
lokasi usaha pendederan ikan mas. Harga dari pakan ikan mas untuk proses pendederan ini adalah Rp 6.000kg.
3 Skala Operasi
Dengan lahan seluas 3000 m
2
, usaha budidaya pendederan ikan mas menghasilkan benih ikan mas rata-rata sebanyak satu ton per
periode panen. Menurut pengamatan di lapangan, angka tersebut sudah sesuai yang diharapkan karena untuk setiap unit kolam ukuran 1500 m
2
menghasilkan benih ikan mas rata-rata 500 kgperiode panen. Untuk setiap satu unit kolam, pemeliharaan pendederan ikan mas tersebut
perusahaan dapat menghabiskan pakan ikan mas sebanyak 800 kgperiode panen. Jadi, setiap satu kali periode panen perusahaan dapat
menghabiskan pakan sebanyak 1600 kg.
4 Tahap-Tahap Proses Produksi
Kegiatan pendederan ikan mas yang dilakukan pada usaha ini adalah dengan menebarkan benih ukuran 1 kg1000 ekor atau benih
berumur 3-4 minggu dan melakukan panen setelah benih berukuran 1 kg100 ekor 5-8 cmekor. Pendederan ikan mas membutuhkan benih
sebanyak 100 kg untuk luasan kolam 1500 m
2
. Benih ditebar setiap setelah dilakukan panen sehinggaa usaha pendederan ini dapat
dilakukan secara terus menerus. Panen dilakukan setelah 5 minggu pemeliharaan, jadi dalam setahun dapat dilakukan panen sebanyak 8
kali. Proses pendederan ikan mas dilakukan dengan teknik sebagai berikut.
a Persiapan Kolam Pendederan
Kolam pendederan merupakan wadah pemeliharaan benih ikan mas. Dalam kolam ini, pemeliharaan benih dilakukan sampai mencapai
ukuran benih yang siap untuk dijual. Kolam yang digunakan untuk pendederan merupakan kolam tanah. Total luas kolam yang dipakai
dalam pendederan ikan mas ini adalah kurang lebih 3000 m
2
. Persiapan kolam untuk pendederan sama halnya dengan persiapan kolam pada
pembenihan. Kolam terlebih dahulu dikeringkan setelah dicangkul dan dibersihkan dari rumput-rumputan. Pengeringan kolam dilakukan
selama 2-3 hari. Setelah kering, dilakukan pencangkulan dan perbaikan pematang. Kolam kemudian diisi air sampai dengan 30 cm, kemudian
masukan obat akodan ke dalam kolam tersebut yang bertujuan untuk membunuh hama dan bibit penyakit. Selanjutnya, kolam tersebut
didiamkan sampai 2-3 hari, setelah itu dilakukan pengisian air secara maksimum sampai dengan 60 cm.
b Penebaran Benih
Penebaran benih dilakukan setelah persiapan kolam selesai. Benih ditebarkan pada hari keenam sejak pemberian obat. Penebaran
benih pada usaha pendederan ikan mas dilakukan pada saat suhu masih rendah, yakni pada pagi atau sore hari. Padat penebaran benih pada
usaha penederan ikan mas adalah 60-70 ekorm
2
.
c Pemeliharan
Dalam pemeliharaan benih ikan mas tidak dilakukan pemeliharaan secara khusus, hanya saja setelah benih ditebar akan ada
pemberian pakan untuk benih berupa tepung pelet dengan merek CPP Pertiwi 888-2 dengan dosis yang diberikan sebanyak 3-5 dari bobot
biomasa yang ada. Pemberian pakan tersebut berlangsung selama dua minggu pertama. Hal ini dimaksudkan agar kebutuhan pakan bagi
benih cukup terpenuhi. Pemberian pakan ini dilakukan dengan cara ditebarkan secara merata ke seluruh permukaan air kolam. Setelah dua
minggu, kemudian pemberian pakan untuk benih yang didederkan menggunakan pelet kasar dengan merek Sinta SR 21 sebanyak 5-9
dari bobot biomasa. Pakan ini diberikan selama 2 minggu, sebanyak 2 kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Selanjutnya selama 10
hari benih ikan mas diberi pakan apung merek CV. Pertiwi 779-4 yang diberikan dalam dosis 20-50 gramekor. Pakan diberikan secara
adlibitum atau selama ikan mau makan. Hama yang biasa ditemukan pada pemeliharaan benih adalah
keong mas. Hama tersebut dapat merusak pematang kolam dan menyaingi benih dalam perolehan pakan. Tindakan pencegahan
dilakukan dengan pemberian obat-obatan pada kolam saat persiapan kolam. Penyakit pada Ikan Mas selama dilakukan pada usaha budidaya
di perusahaan X belum ditemukan. Untuk mencegah penyakit, pengobatan dapat dilakukan dengan cara memberikan kunyit yang
sudah digiling halus ke dalam kolam. Pemberian kunyit ini dimaksudkan untuk menjaga daya tahan tubuh dan nafsu makan ikan.
d Pemanenan
Setelah benih didederkan selama 5 minggu, kemudian dilakukan pemanenan. Pemilihan waktu panen harus tepat, karena bisa
menyebabkan ikan stres, terutama akibat sengatan panas matahari.
Pemanenan dilakukan ketika suhu masih rendah yakni ketika pagi atau sore hari. Jika panen belum selesai tetapi suhu udara sudah terlanjur
panas, sebaiknya kegiatan panen dihentikan dan dilanjutkan keesokan harinya. Ketika panen, hindari terjadinya luka pada benih, karena
selain mudah terserang penyakit juga bisa menurunkan nilai jual benih tersebut. Tingkat kelangsungan hidup selama masa pemeliharaan
sangat tergantung dari teknik pemeliharaan dan kualitas benih yang dipelihara. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kelangsungan hidup
benih sekitar 80-90 dari seluruh jumlah yang ditebar. Pemanenan dilakukan dengan cara memasang jaring di dasar kolam tepat di bawah
tempat biasa ikan diberi pakan. Setelah jaring terpasang, tebarkan pakan tepat di atas jaring tersebut lalu setelah ikan sudah berkumpul
angkat jaring tersebut dan bawa kepinggir kolam untuk selanjutnya dipindahkan ke jaring lain yang sudah disiapkan. Proses penimbangan
dan pengangkutan ikan dilakukan oleh pembeli ikan, yaitu pihak pedagang perantara untuk dijual kembali ke subsistem pembesaran.
Setelah itu kolam dipersiapkan untuk masa pendederan selanjutnya.
e Penyeleksian Benih
Pada saat pemanenan, benih yang dipanen ditampung dalam jaring berukuran 6 x 8 m. Setelah pemanenan selesai dilakukan dan
semua benih hasil panen terkumpul di dalam jaring, benih tersebut langsung dilakukan penyeleksian. Penyeleksian ini bertujuan untuk
menyeragamkan ukuran benih. Ukuran benih hasil penyeleksian pada proses pendederan berukuran 5-8 cm atau biasa disebut belo. Pada
tahap selanjutnya hasil penyeleksian ini ditampung dan dikumpulkan dalam satu jaring untuk selanjutnya hasil penyeleksian ini siap dijual
kepada pembesar. Alur proses teknik pendederan dapat dilihat pada Gambar 4.
Persiapan Kolam
Penebaran Benih
Pemeliharaan Benih
Pemanenan
Penyeleksian ikan
Gambar 4 . Alur proses teknik pedederan ikan mas Perusahaan X, 2011
4.3.3 Analisis Aspek Manajemen
Tujuan dari aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan dan
dikendalikan sehingga usaha dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Aspek manajemen yang dikaji dalam penelitian ini meliputi fungsi manajemen yang
terdiri perencanaan planning, pengorganisasian organizing, pelaksanaan actuating dan pengendalian controlling. Keempat fungsi ini semuanya terkait
dengan usaha budidaya pendederan ikan mas di perusahaan X.
1 Perencanaan Planning
Fungsi perencanaan dalam usaha ini terdiri dari penyusunan rencana kerja dan penjadwalan rencana kerja. Rencana kerja ini terdiri
dari emat komponen utama, yakni persiapan kolam, penebaran benih, pemeliharaan dan pemanenan. Pada penjadwalan kerja pemeliharaan
benih menjadi prioritas karena inilah bagian krusial dari usaha budidaya pendederan ikan mas, dimana proses inilah yang akan
berpengaruh besar pada panen yang dihasilkan. Jika pemeliharaan dilakukan dengan baik maka hasil panen ikan mas diharapkan bisa
optimal minimal sesuai dengan target yang ditetapkan, sebaliknya
jika pemeliharaan tidak dilakukan dengan baik, maka hasil panen ikan mas dikhawatirkan akan rendah sehingga tidak sesuai dengan target
yang ditetapkan.
2 Pengorganisasian organizing
Fungsi perorganisasian dalam usaha ini terdiri atas struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, sistem kompensasi tenaga kerja dan
sistem penerimaan tenaga kerja.
a Struktur Organisasi
Dalam usaha ini, struktur organisasi yang digunakan adalah struktur sederhana, yakni struktur yang dicirikan rentang kendali yang
luas dan wewenang yang terpusat pada satu orang saja. Struktur organisasi perusahaan terdiri dari pemilik dan pengelola. Dalam
kepengurusan perusahaan, pemilik usaha turut serta dalam kepengurusan usahanya, maka dalam penelitian ini pemilik usaha
dimasukan ke dalam bagian struktur organisasi.
Gambar 5 . Struktur organisasi budidaya pendederan ikan
mas di perusahaan X
b Deskripsi Pekerjaan
Struktur organisasi line atau garis akan memudahkan atasan dalam memberikan perintah secara langsung dengan pembagian kerja
yang sederhana. Deskripsi pekerjaan yang ada pada usaha budidaya pendederan ikan mas
1 Pemilik merupakan posisi tertinggi dalam pengembangan usaha dalam pendederan ikan mas. Pemilik memiliki tugas yang
diantaranya mengelola usaha, memimpin tenaga kerja dan memberikan
kebijakan-kebijakan yang
ada di
dalam PEMILIK
PENGELOLA
pengembangan usaha. Tidak hanya itu, pemilik bertugas mengelola, menjalankan dan mengkoordinir kegiatan dan jalanya perusahaan.
Pemilik memegang seluruh kebijakan yang ada di perusahaan, termasuk urusan manajerial, administrasi dan keuangan perusahaan.
Wewenang pemilik adalah menentukan kegiatan perusahaan, menentukan arah perusahaan, memecat tenaga kerja, mengatur
kompensasi tenaga kerja dan kebijakan perusahaan. 2 Pengelola bertugas dalam hal teknis budidaya, yaitu dalam hal
pemeliharaan ikan sampai dengan proses pasca panen. Selain itu pengelola juga bertugas dalam hal komunikasi harga ikan di pasar
dan koordinasi penjualan hasil panen atau produksi.
c Sistem Kompensasi Tenaga Kerja
Sistem penggajian tenaga kerja yang terlibat pada pengembangan usaha budidaya pendederan ikan mas adalah mengikuti aturan
penggajian yang ada di daerah setempat. Cara penggajiannya adalah disesuaikan berdasarkan hasil panen yang diperoleh. Jika hasil panen
yang diperoleh sebanyak 500 kgperiode, maka gaji tenaga kerja pengelolah sebesar Rp.500.000periode.
d Sistem Penerimaan Tenaga Kerja
Proses penerimaan tenaga kerja yang dilakukan oleh perusahaan dapat dikatakan cukup selektif. Hal tersebut dilakukan agar usaha
budidaya pendederan ikan mas mendapatkan tenaga kerja yang ahli dibidangnya dan memiliki kejujuran. Proses penerimaan tenaga kerja
yang dilakukan adalah dengan rekomendasi dari warga setempat yang sudah dipercaya dan wawancara langsung. Wawancara dilakukan agar
pihak perusahaan mengetahui keseriusan calon tenaga kerja untuk bekerja di perusahaan. Selain itu wawancara dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana calon tenaga kerja memiliki keahlian di
bidang yang dibutuhkan oleh perusahaan. 3
Pelaksanaan Actuating
Penerapan fungsi aktualisasi dalam usaha ini adalah pada pembentukan pengaruh yang diberikan kepada karyawan kepada
perusahaan. Perusahaan melakukan pengarahan langsung kepada pihak pengelola dengan tujuan agak pengelola dapat bekerja dengan baik dan
lebih baik lagi. Pelaksanaan yang baik adalah setiap pekerjaan yang telah direncanakan mampu diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
4 Pengendalian Controling
Dalam penelitian ini, fungsi pengendalian controlling dijabarkan sebagai berikut.
a. Pencegahan Terhadap Kesalahan
Untuk mencegah adanya kesalahan atau penyimpangan, perusahaan melaksanakan pemantauan secara langsung terhadap
pekerjaan di lapangan yang dilakukan oleh pihak pengelolah.
b. Cara Memperbaiki Kesalahan Apabila Terjadi