Analisis Sensitivitas Asumsi Dasar

modal saja, membandingkan PV arus kas sisa benefit dikurangi biaya rutin dengan PV biaya modal. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: n t t n t t i i Kt OM Bt PR 1 1 1 ............................................................5 Dimana: OM = Biaya rutin Kt = Biaya modal Jika Profitability Ratio PR ≥ 0 maka proyek layak untuk dijalankan, sebaliknya jika PR ≤ 0 maka proyek tidak layak untuk dijalankan Firdaus, 2008

3.4.5 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas adalah suatu analisis yang dilakukan untuk menelaah kembali, sehingga dapat diketahui pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Analisis sensitivitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat tingkat kepekaan usaha tersebut apabila terjadi perubahan-perubahan terhadap variabel-variabel harga dan perhitungan biaya maupun benefit Kadariah et al. 1978. Metode analisis sensitivitas yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode switching value. Metode switching value adalah metode mengubah salah satu atau lebih nilai variabel yang dianggap paling sensitif dalam usaha budidaya pendederan ikan mas sampai usaha tidak layak dijalankan atau variabel-variabel keyakan telah melewati titik impas usaha seperti berikut : NPV = 0 Net BC = 1 IRR = i Discont Rate Apabila dalam proses perhitungan telah diperoleh hasil kelayakan telah melewati titik impas, maka analisis sensitifitas dihentikan dan artinya usaha yang sedang dianalisis tidak layak dijalankan. Pada umumnya variabel yang diubah dalam switching value adalah harga input dan output, kuantitas produksi dengan cara menaikkannya.

3.4.6 Asumsi Dasar

Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis aspek keuangan sebagai berikut: 1. Periode analisis adalah 10 tahun 2011-2020 yang ditentukan berdasarkan umur teknis kolam ikan. 2. Perhitungan menggunakan basis harga tetap fixed proce dan penentuan harga menggunakan harga yang berlaku pada tiga kali periode panen terhitung dari bulan Maret 2011 sampai Juli 2011. 3. Biaya investasi untuk investasi barang-barang tidak bergerak dikeluarkan pada tahun ke nol, yaitu sebelum proses produksi dimulai. 4. Luas lahan yang digunakan untuk pengembangan usaha budidaya pendederan ikan mas adalah lahan sewa. Lahan yang digunakan adalah seluas kurang lebih 3.000 m 2 . 5. Kolam produksi membutuhkan bahan baku ikan mas ukuran 1 kg1000 ekor sebanyak 100 kgkolam dalam satu periode produksi. 6. Hasil produksi dianggap konstan untuk setiap periode, yaitu dengan benih 100 kgkolam akan menghasilkan 500 kgkolam. 7. Penjualan diasumsikan selalu habis sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan. 8. Pakan yang dihabiskan dalam satu kali periode produksi adalah 800 kgkolam, yang disesuaikan dengan rata-rata jumlah pakan yang dihabiskan oleh setiap petani ikan sentra pendederan di Desa Jabong. 9. Setiap kolam memiliki masa tanam hingga lima minggu, sehingga diasumsikan masing-masing kolam memiliki 8 kali waktu panen setiap tahunnya. 10. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 6,20 persen, yaitu rata-rata suku bunga deposito berjangka 12 bulan dari 10 bank besar di Indonesia. www.seputarforex.com , 2011. Suku bunga deposito digunakan karena perusahaan menggunakan modal sendiri. 11. Selama tahun analisis proyek terjadi inflasi sebesar 6,16 persen http:www.bi.go.idwebidMoneterInflasiData+Inflasi . 12. Pembayaran gaji untuk karyawan ditetapkan berdasarkan aturan yang berlaku pada sentra pendederan ikan mas di Desa Jabong. Gaji dibayar sesuai hasil produksi, yaitu sebesar Rp 100.000100 kg hasil panen. 13. Sumber modal yang digunakan adalah modal sendiri. 14. Analisis sensitivitas dilakukan dengan dua perubahan, yaitu peningkatan harga input produksi dan penurunan volume penjualan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai seberapa besar pengaruh peningkatan dan penurunan tersebut terhadap kriteria-kriteria investasi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN