• Siswa diberi kesempatan untuk mencari pendekatan dengan caranya sendiri dalam belajar dan menemukan sesuatu;
3. Tahap evaluasi sesudah proses pembelajaran • Guru memberi pekerjaan rumah,mengumpulkannya dan
mengoreksinya; • Memberikan tugas lain untuk pendalaman;
• Memberi tes yang membuat siswa berpikir, bukan hafalan.
5. Aktivitas Belajar Siswa
Di dalam belajar diperlukan aktivitas sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, sehingga
melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas, karena aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam
interaksi belajar-mengajar. Suatu pernyataan Confucius yang populer, yaitu: What I hear, I
forgot; what I see, I remember; and what I do, I understand. “Apa yang hanya didengar akan lupa, apa yang dilihat akan ingat, dan apa yang
dilakukan akan paham” Syafaruddin dan Irwan Nasution, 2005 : 212. Jika anak belajar hanya dengan mendengarkan apa yang diceramahkan
guru, maka akan banyak yang dilupakan anak informasi yang disampaikan oleh guru. Sedangkan kalau anak belajar dengan melihat apa yang
dipelajarinya, maka anak akan mengingatnya. Demikian pula jika anak belajar dengan melakukan pekerjaan tugas, maka anak akan
memahaminya.
Agar siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran diperlukan adanya proses pembiasaan. Untuk memacu agar siswa aktif
dan terlibat dalam pembelajaran yang bermakna, perlu diidentifikasi beberapa kecakapan dasar penunjang yang harus menjadi kemampuan
yang melekat dalam diri siswa. Paul Suparno dkk, 2002:42-43 menyebutkan beberapa kemampuan dasar tersebut antara lain:
a. Kemampuan bertanya. Kemampuan ini tidak lain adalah kemampuan siswa untuk mempersoalkan problem posing. Dimulai dengan
persoalan dalam wujud pertanyaan, maka dalam diri siswa terdapat keinginan untuk mengetahui melalui proses belajarnya;
b. Kemampuan pemecahan masalah problem solving. Permasalahan yang muncul di dalam pembelajaran harus diselesaikan dicari
jawabannya oleh siswa selama proses belajarnya. Tidak cukup kalau siswa mahir mempersoalkan sesuatu tetapi miskin dalam pencarian
pemecahannya. Pemecahan masalah sendiri dapat dilakukan secara mandiri self-independence learning maupun secara kelompok group
learning; c. Kemampuan berkomunikasi. Dalam konteks pemahaman, kemampuan
berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal merupakan sarana agar terjadi pemahaman yang benar yang baik dan punya kadar keilmuan,
dari proses hasil berpikir dan berbuat, terhadap gagasan siswa yang ditemukan dan ingin dikembangkan.
Montessori Sardiman, 1996:95 menegaskan bahwa anak-anak itu memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri.
Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya. Pernyataan ini memberi petunjuk
bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan
merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik. Rousseau Sardiman, 1996 : 96 menjelaskan bahwa pengetahuan
itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun
teknis. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin terjadi.
Paul B. Diendrich Sardiman, 1996 : 100 menggolongkan aktivitas belajar sebagai berikut:
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi. c. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian ,
percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi,bermain.
g. Mental activities, sebagai contoh: mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Dengan klasifikasi aktivitas seperti yang diuraikan di atas menunjukkan beragamnya aktivitas belajar di sekolah. Aktivitas tersebut
harus dapat menciptakan suatu kondisi belajar yang menyenangkan, sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar yang dicapai siswa.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar meliputi: aktivitas
memperhatikan, bertanya, mendengarkan, mencatat, mengerjakan soal dan mempelajari materi pelajaran.
B. Penelitian Yang Relevan