150
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Dari hasil uraian data beserta analisis tentang Implementasi kebijakan
pengelolaan perkebunan sawit di Kabupaten Aceh Singkil, maka dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut :
1. Bahwa Pengelolaan sumber daya alam di kabupaten Aceh Singkil merujuk
pada Qanun provinsi Aceh Nomor 21 Tahun 2002 tentang pengelolaan perkebunan yang didalamnya menjelaskan bahwa pengelolaan Sumber
daya alam berdasarkan prinsip berdasarkan atas kemanfaatan, keadilan, keefisienan, kelestarian, kerakyatan, kebersamaan, keterbukaan dan
keterpaduan. Pengelolaan Sumber Daya Alam bertujuan untuk menjamin kelestarian fungsi Sumber Daya Alam dan keseimbangan lingkungan
sehingga dapat mendukung upaya pembangunan yang berkelanjutan guna peningkatan kesejahteraan Masyarakat. Akan tetapi isi dalam Qanun ini
masih bersifat umum sehingga perlu dikaji lagi untuk melakukan penjabaran secara teroerinci. Kemudian dalam pelaksanaan Pengelolaan
Sumber daya alam khususnya perkebunan sawit oleh pemerintah diatur berdasarkan Qanun kabupaten Aceh Singkil nomor 19 tahun 2002 tentang
tugas dan fungsi Dinas Perkebunan yang didalamnya membahas secara
Universitas Sumatera Utara
151 terperinci bagaimana kedudukan, tugas, fungsi, struktur organisasi, tata
kerja,dan pembiayaan. 2.
Bahwa Implementasi Kebijakan pengelolaan sumber daya alam perkebunan sawit berdasarkan Qanun Provinsi Aceh Nomor 21 Tahun
2002 tentang pengelolaan perkebunan dan Qanun Kabupaten Aceh Singkil Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Tugas dan Fungsi Dinas Pekebunan belum
berjalan secara maksimal dan belum sesuai dengan tujuan kebijakan tersebut, hal itu dilihat dari kondisi pengelolaan perkebunan sawit dari
akses penguasaan lahan yang masih timpang antara masyarakat dengan petani, minimnya pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan perkebunan sawit, kurangnya sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah guna meningkatkan produktivitas petani sawit,
dan kurangnya saran dan prasarana yang menunjang peningkatan produksi perkebunan sawit oleh masyarakat. Sehingga dalam implementasinya
kebijakan tersebut tidak didistribusikan secara merata, adil, dan berkelanjutan untuk semua elemen dalam masyarakat.
3. Bahwa Dampak pengelolaan perkebunan sawit terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat masih sangat rendah. Dengan produktivitas sawit yang terus meningkat akan tetapi tidak diimbangi dengan
peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat sekitar. Hal tersebut dilihat dari tingkat kesejahteraan sosial masyakat yang masih rendah baik dari
segi pendapatan, kemiskinan yang tinggi. Begitu juga dari aspek sosial
Universitas Sumatera Utara
152 budaya dimana sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan yang masih
rendah. Kemudian angka pengangguran yang tinggi, ditambah lagi kualitas perumahan masyarakat yang rendah.
4.2 Saran