114 Tanggapan perusahaan yang menyatakan pelaksanaan Qanun provinsi
Aceh nomor 2002 tentang pengelolaan sumber daya alam sudah berjalan dengan baik berbanding terbalik dengan pendapat salah satu tokoh masyarakat yang
menilai dari kinerja yang dilakukan pemerintah tentang tujuan dari Qanun tersebut tentang pemanfaatan, pengembangan, dan pelestarian perkebunan sawit
yang belum terealisasi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu tokoh masyarakat Aceh Singkil, Bahtiar Hasugian, A.ag, MM, menyatakan :
“Saya melihat sejauh ini sangat minim dukungan dari pemerintah baik dalam memberikan bimbingan maupun fasilitas pendukung untuk
meningkatkan produksi masyarakat. Maka tak heran kita melihat sangat rendah pemahaman masyarakat dalam pengolahan sawit ini.
Seharusnya pemerintah harus merealisasikan hal ini kepada masyarakat, jangan sampai Aceh Singkil terkenal dengan produksi
sawitnya yang besar akan tetapi kehidupan petani sawitnya tidak sejahtera
92
. ”
Hal ini membuktikan bahwa penyelenggaraan kebijakan Qanun provinsi Aceh tahun 2002 tentang pengelolaan sumber daya alam masih berdampak atau
keuntungan pada segelintir orang dalam hal ini adalah perusahaan. Sedangkan pihak lain yaitu masyarakat masih belum merasakan dampak dari kebijakan
pengelolaan tersebut bagi peningkatan kesejahteraannya.
3.1.2 Qanun Kabupaten Aceh Singkil Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Tugas dan Fungsi Dinas Perkebunan
92
Hasil wawancara dengan Bahtiar Hasugian S.ag, MM selaku tokoh masyarakat pada tanggal 7-01-2017 pukul 19.00 Wib
Universitas Sumatera Utara
115 Dalam Qanun ini menjelaskan tentang wewenang dan fungsi dari
pemerintah dalam hal ini yaitu dinas perkebunan dalam mengelola sumber daya alam perkebunan di Aceh Singkil. Dinas perkebunan merupakan unsur pelaksana
pemerintah kabupaten dimana dinas perkebunan kabupaten dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui
sekretaris daerah. Dinas perkebunan kabupaten mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang perkebunan yang
menjadi tanggung jawabnya dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah atau pemerintah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sementara fungsi dinas
perkebunan Aceh Singkil yaitu : 1.
melakukan pembinaan berdasarkan kebijaksanaan yang di tetapkan bupati; 2.
melakukan bimbingan tehnis dibidang perkebunan; 3.
melaksanakan pengawasan dan pemberian dan pembinaan usaha perkebunan sesuai dengan pokok; menyelenggarakan pelaksanaan
penyuluhan; melaksanakan pengkajian penerapan tekhnologi di tingkat usaha tani; melaksanakan urusan umum, perlengkapan kepegawaian,
keuangan serta ketatausahaan dinas perkebunan; 4.
Melakukan pengawasan dan bimbingan unit pelaksanaan teknis dinas dan cabang dinas di bidang perkebunan kabupaten.
Untuk mengefektifkan pekerjaan dalam dinas perkebunan, Qanun ini juga menjelaskan tentang susunan organisasi dinas perkebunan kabupaten Aceh yang
terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
116 1.
kepala dinas, 2.
wakil kepala dinas, 3.
bagian tata usaha membawahkan : sub bagian umum, sub bagian keuangan dan sub bagian kepegawaian.
4. Sub dinas kelembagaan usaha, membawahkan : seksi sumber daya
pengendalian lahan; seksi pengawasan dan perizinan usaha; seksi kelembagaan ekonomi petani dan pemodal;
5. Sub dinas pembenihan dan produksi, membawahkan : seksi tanaman
tahunan perkebunan; seksi tanaman semusim perkebunan; seksi tanaman buah dan sayuran.
6. Sub dinas proteksi , membawahkan : seksi pengendalian UPT; seksi
pengawasan peredaran pupuk, pestisida dan alsim; seksi penanganan komplik sosial dan kebakaran.
7. Sub dinas perencanaan, membawahkan : seksi data dan statistik; seksi
program dan angaran; seksi evaluasi dan pelaporan. 8.
Sub dinas pengelolaan dan pemasaran, membawahkan : seksi pengembangan
tekhnologi pengolahan;
seksi alat
mesin dan
pengembangan produksi; seksi promosi dan analisis pasar. Sementara unit pelaksana tekhnisi dinas mempunyai kedudukan sebagai
unsur pelaksanaan teknis oprasional dinas perkebunan. Unit pelaksana tekhnis dinas dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawahtanggung jawab kepala
dinas perkebunan. Pembentukan unit pelaksana tekhnis dinas hanya
Universitas Sumatera Utara
117 dimungklinkan jika memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam ketentuan yang
berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya dinas perkebunan, unit pelaksana teknis dinas, kelompok jabatan fungsional menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
singkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi sesuai dengan tugas masing-masing. Kepala dinas perkebunan
melaksanakan tugas perumusan bahan rencana dan program penyiapan bahan- bahan laporan dinas serta pembinaan organisasi dan tatalaksana; kepala dinas
perkebunan melaksanakan tugas-tugas pokok dibantu oleh seorang wakil kepala dinas yang bertanggung jawab kepada kepala dinas dan bupati kabupaten Aceh
Singkil; kepala dinas perkebunan diwajibkan memberikan petunjuk membina membimbing dan mengawasi pekerjaan unsur-unsur pembantu dan pelaksana
yang berada dalam lingkungan dinasnya. Setiap pimpinan unit kerja dilingkungan dinas berkewajiban memimpin
bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan bagi pelaksanaan tugas bawahan; apabila kepala dinas berhalangan menjalankan tugasnya, maka kepala
dinas harus menunjuk seorang pegawai untuk melaksanakan tugas kepala dinas dengan mempedomani daftar urut kepangkatan dan melaporkannya kepada bupati
melalui sekretaris daerah kabupaten. Pasal 13 setiap unit kerja dilingkungan dinas wajib melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala kepada atasan; setiap laporan
yang diterima oleh pimpinan unit kerja dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan petunjuk kepada
Universitas Sumatera Utara
118 bawahan dan setiap laporan yang disampaikan wajib ditembuskan kepada pejabat
lain yang secara fungsional mempunyai hubungan keja. Dilihat dari makna uraian Qanun kabupaten Aceh Singkil diatas bahwa
Qanun tersebut merupakan kebijakan yang diamanahkan untuk merealisasikan kebijakan pengelolaan sumber daya alam berdasarkan Qanun provinsi Aceh.
Senada dengan pendapat dari kepala dinas kehutanan dan perkebunan kabupaten Aceh Singkil Abdul Haris, SP, MM:
“Qanun kabupaten Aceh Singkil no.19 tahun 2002 merupakan kebijakan yang diamanahkan untuk merealisasikan Qanun provinsi Aceh tentang
pengelolaan sumber daya alam. Hal ini dikarenakan kebijakan pengelolaan sumber daya alam berdasarkan Qanun Aceh masih sangat umum , maka
harus dijabarkan lagi secara terperinci dalam kebijakan turunan di daerah yang langsung mengkaji strategi pengimplementasiannya terhadap Qanun
provinsi Aceh khususnya tentang tugas dan fungsi dinas yang terkait dengan itu. Sehingga nantinya dapat di sinergis kan kedua kebijakan
tersebut
93
.” Sedangkan dalam pelaksanaan Qanun ini, banyak pendapat dari berbagai
pihak yang bisa membuktikan secara objektif tentang realisasi kebijakan ini terhadap masyarakat dan pihka-pihak lain yang menjadi objek kebijakan ini.
Tanggapan dari pihak perusahaan menyatakan pemerintah sudah berjalan dengan baik dalam pengembangan dan pelestarian perkebunan sawit di kabupaten Aceh
Singkil. Hal itu disampaikan oleh pihak ADM PT.Socfindo, menyatakan : “Qanun kabupaten Aceh Singkil nomor 19 tahun 2002 sudah berjalan
dengan baik dengan adanya dukungan yang dilakukan oleh pemerintah Aceh Singkil dalam pengembangan dan pelestarian kelapa sawit
melalui pelayanan perijinan akses lahan, perpanjangan Hak Guna
93
Hasil wawancara dengan kepala dinas perkebunan Abdul Haris, SP, MM. kabupaten Aceh Singkil Pada tanggal 4-01-2017 di kantor dinas perkebunan dan kehutanan pada pukul 11.30 Wib
Universitas Sumatera Utara
119 Usaha HGU, pembayarang pajak bumi bangunan, pajak kendaraan,
redistribusi daerah. serta dukungan moril dalam pengembangan usaha perkebunan sawit di Aceh Singkil
94
. ”
Sementara dirinjau dari penilaian dari masyarakat ,menilai bahwa dalam melihat pelaksanaanya berjalan dengan baik atau tidak dilihat dari hasil kinerja
yang dilakukan pemerintah. Artinya jika kebijakan itu sudah berjalan dengan baik maka kesejahteraan masyarakat juga akan baik, begitu juga sebaliknya, jika
kinerja pemerintah kurang baik maka imbasnya kepada kesejahteraan masyarakat juga akan rendah. Hal itu senada dengan pendapat salah satu tokoh masyarakat
Bahtiar Hasugian, S.ag, MM , menyatakan : “Seperti pendapat saya sebelumnya ,melihat kehidupan masyarakat yang
tingkat kesejahteraannya masih rendah ditambah lagi pemahaman dalam pengelolaan sawit masih minim, ini membuktikan kinerja pemerintah
perlu di evaluasi lagi. Supaya kedepannya tujuan dari Qonun kabupaten Aceh Singkil nomor 19 tahun 2002 dapat dengan nyata direalisasikan.
Karena antara kinerja dengan hasilnya dilapangan itu dilihat dari sasaran kebijakan itu sendiri. Artinya ketika Qanun itu dijalankan dengan baik
maka hasilnya juga akan baik, begitu juga sebaliknya
95
. ”
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan yang tertuang dalam Qanun kabupaten Aceh Singkil nomor 19 tahun 2002 tentang pengelolaan sumber daya
alam juga belum mencerminkan penyelenggaraan kebijakan yang berpihak pada masyarakat. Dalam hal ini pengusaha beranggapan kebijakan berjalan dengan baik
sementara pihak masyarakat menganggap bahwa kebijakan belum berjalan dengan baik. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa penyelengaraan dalam kebijakan
ini lebih berpihak kepada perusahaan dibandingkan kepada masyarakat.
94
Erikson Ginting, SP, Op.Cit
95
Bahtiar hasugian, S.ag, MM, Op.Cit
Universitas Sumatera Utara
120
3.2 Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam dalam Sektor Perkebunan