Latar Belakang PROFIL KABUPATEN ACEH SINGKIL dan GAMBARAN KEBIJAKAN

1 BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, Kekayaanya membentang mulai dari ujung sumatera hingga ujung papua.Yang meliputi sumber daya alam yang dapat di perbaharui dan yang tidak dapat di perbaharui.Indonesia juga sebagai negeri kepulauan yang sangat besar dan istimewa dalam kedudukan strategis percaturan ekonomi, politik, dan budaya dunia oleh karena wilayahnya yang strategis dan memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam di Indonesia meliputi: air, tanah, hutan, udara, laut, tambang. Faktor yang menyebabkan SDA di Indonesia melimpah yaitu: Letak geologis : pertemuan lempeng sehingga memiliki banyak gunung berapidan tambang mineral, Letak astronomis : daerahnya tropis, sehingga curah hujan dan temperature udara tinggi, air melimpah dan tanah subur. Luas wilayah : 13 berupa daratan, 23 berupa lautan, sehingga kekayaan laut dan darat melimpah. Indonesia juga memiliki Sumber Daya tanah yang merupakan tempat berbagai aktivitas seperti bercocok tanam, membangun rumah, membangun jalan, dan lain sebagainya.Sumber Daya air yang terdapat di Indonesia dapat dijumpai dalam berbagai bentuk, yaitu air hujan, air danau, air sungai, dan air tanah.Sungai adalah bagian dari muka bumi yang lebih rendah, tempat mengalirnya air dari daerah sekitarny a. “Lima sungai terbesar yang ada di Indonesia adalah Sungai Kapuas, Universitas Sumatera Utara 2 Sungai Barito, Sungai Memberano, Sungai Digul, dan Sungai Musi. Hutan yang terdapat di Indonesia memiliki 3 jenis yaitu, 1 1.Berdasar letak geografisnya. Seperti, hutan tropika , hutan temperate , hutan boreal . 2.Berdasar fungsinya. Seperti, Hutan lindung, Hutan suaka alam, Hutan wisata, Hutan produksi. 3.Berdasar jenis pohonnya. Seperti, Hutan homogeny, Hutan heterogen. Selain itu juga Indonesia memiliki Sumber Daya laut, Potensi kekayaan laut tidak hanya berupa ikan, kekayaan lain dari sumber daya laut adalah sumber daya alam berupa mangrove, terumbu karang, dan lain- lain.Hutan mangrove atau hutan bakau merupakan tipe hutan yang terletak di daerahpasang surut air laut.Pada saat pasang, hutan mangrove tergenang air laut, padasaat surut, hutan mangrove tidak tergenangi air laut.Hutan mangrove tersebar di pesisir barat Pulau Sumatra, beberapa bagian daripantai utara Pulau Jawa, sepanjang pesisir Kalimantan, Pesisir Pulau Sulawesi,Pesisir Selatan Papua, dan sejumlah pulau kecil lainnya. Sebagai negara yang terletak pada posisi strategis di garis katulistiwa, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, terbesar dan tersebar di seluruh wilayah nusantara, tidak hanya di daratan, tetapi juga di lautan.Kekayaan alam ini merupakan anugerah Tuhan, yang dilimpahkan kepada seluruh bangsa 1 Tun Kelana Jaya.Potensi Kekayaan Alam Indonesia.http:jurnal-ekonomi.orgada-apa-dengan-pengelolaan- sumber-daya-alam-indonesia diakses tanggal 10 September 2016 pukul 23.15 wib Universitas Sumatera Utara 3 Indonesia, untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya agar mencapai kemakmuran bangsa.Banyaknya sumber daya alam Indonesia, dibutuhkan kebijakan untuk mengatur dan mengelola serta pelestarian sumber daya alam.Makna dari kebijakan itu sendiri yaitu sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan peluang-peluang terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu 2 . Sumber daya alam tersebut pada kekuasaan tertinggi berada di tangan negara, dan negaralah yang akan mengatur peruntukan dan penggunaanya bagi kesejahteraan masyarakat. Pemerintah hanyalah sebagai personifikasi rakyat yang memiliki kewenangan mengelola sumber daya alam, namun pemilik sesungguhnya adalah rakyat Indonesia. Hal ini tercermin di dalam ketentuan Pasal 33 ayat 3 UUD l945 disebutkan bahwa 3 : 1 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas kekeluargaan; 2 Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang dikuasai oleh Negara dandipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; 2 Wayne Person. 2001. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta: Prenada Media Group. hal.19. 3 UUD 1945 pasal 33 ayat 3 tentang pengolahan SDA Universitas Sumatera Utara 4 3 Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negaradan dipergunakan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat; 4 Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan Prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,kemandirian, serta dengan menjaga kesimbangan dan kesatuan ekonomi nasional. 5 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dengan undang-undang. Turunan dari undang-undang di atas adalah dikeluarkannya UU Migas, No.222001 tentang pengelolaan migas, UU No.7 2004 tentang pemanfaatan sumber daya air di tambah UU No.1212015 tentang pengusahaan sumber daya air, dan UU No.392014 tentang perkebunan yang pada keseluruhannya itu mengandung nilai-nilai keadilan. Yangmenjadi landasan dalam setiap pembuatan undang-undang tentang berbagai macam pengelolaan sumber daya alam yang ada, keselurahannya itu berdasarkan prinsip dari UUD 1945 pasal 33 ayat 1,2,3,4, dan 5 secara jelas menyiratkan bahwa penguasaan perekonomian terkait hasil kekayaan alam harus berpatokan kepada kepentingan bersama dan untuk kemakmuran rakyat yang berasaskan kepada keadilan. Universitas Sumatera Utara 5 Dengan adanya undang-undang tersebut maka hubungan suatu unit pemerintahan dengan sumber daya alam dan lingkungannya akan berjalan maksimal kerena tidak ada ketimpangan. Sehingga hubungan yang secara vertikal antara pemerintah dan masyarakat menjadi satu kesatuan yang utuh di dalam sistem pemerintahan yang mengarahkan kepada tujuan bersama.Namun nyatanya pada masa orde baru upaya-upaya normative memberdayakan daerah untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional yang telah dilakukan melalui Undang Undang Nomor 5 Tahun l974 tentang Pemerintahan Daerah 4 itu, hanya semata- mata sebatas khiasan di bibir saja, sebab kenyataanya undang-undang tersebut tidak memberikan kesempatan daerah untuk menyelenggarakan urusan daerahnya sendiri secara penuh, termasuk kewenangan mengelola sumberdaya alam di daerah. Pada saat itu, pemerintah pusat tetap mengendalikan semua kegiatan pengelolaan sumber daya alam di daerah. Daerahyang memiliki sumber daya alam hanya memperoleh porsentase yang sangat kecil dibandingkan dengan yang diterima pemerintah pusat, semua hasil pengelolaan sumber daya alam dimasukan ke dalam Anggaran Pendaatan dan Belanja Negara APBN yang dikelola oleh pemerintah pusat. Undang-undang yang diberlakukan pada saat itu adalah Undang Undang Dasar l945 pasal 1 ayat 1, yang berbunyi, Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk “republik” 5 , dengan begitu di dalam negara hanya 4 UU No. 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah 5 UU 1945 pasal 1 ayat 1 Universitas Sumatera Utara 6 terdapat satu kekuasaan, yaitu kekuasaan negara Republik Indonesia yang memicu ke arah sentralisasi kekuasaan. Sistem pemerintahan sentralistik telah menjadi panutanIndonesia selama puluhan tahun.Kekuasaannegara terpusat pada kekuasaan pemerintah pusat di bawah pimpinan Kepala NegaraPresiden. Sistem pemerintahan sentralistik pada dasarnya tidak sesuai dengan letak geografis dan karakterIndonesia, oleh karena Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki aneka ragam budaya, agama, sosial, ras, suku, dan adat istiadat, serta potensi sumber daya alam yang masing-masing daerah memiliki karakter yang berbeda-beda. Seharusnya daerah memiliki kewenangan untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakatnya.system pemerintahan yang sentralistik yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan karakter negara Indonesia yang terdiri dari puluhan ribu pulau dengan keberagamanya.Pemikiran dilaksanakannya sistem pemerintahan desentralisasi, yang memberikan kewenangan luas kepada daerah untuk mengurus rumah tangga daerahnya sendiri semakin menguat seiring dengan derasnya tuntutan masyarakat di daerah, bahkan sampai mengarah pada ancaman disintegrasi Negara kesatuan. 6 Alasanya bahwa sistem desentralisasi dianggap sebagai sistem pemerintahan yang paling tepat, sebab sistem desentralisasi memberikan kewenangan yang luas kepada daerah untuk menyelenggarakan urusan 6 S Suhartono.Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat.download.portalgaruda.orgarticle.php?article. diakses tanggal 12 September 2016 pukul 01.25 wib Universitas Sumatera Utara 7 pemerintahan daerahnya sendiri, meskipun tidak semua daerah mampu melaksanakan, namun desentralisasi telah memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengurus daerahnya masing-masing sesuai dengan potensi yang dimilikinya, baik sumber daya manusia, dan sumber daya alam, yang selama ini hanya dieksploitasi dan dieksplorasi oleh pemerintah pusat. Desentralisasi juga memberikan kesempatan kepada daerah untuk menikmati hasil-hasil pengelolaan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakatnya 7 . Desentralisasi merupakan ide dan semangat pendiri negara, dengan pembagian wilayah termasuk kewenanganya.Hal ini dituangkan di dalam ketentuan Pasal 18 UUD l945 tentang pemerintahan daerah 8 , baik sebelum maupun setelah amandemen.Bahkan amandemen UUD l945 telah mendorong dilakukannya otonomi daerah secara luas dan konkrit, dengan harapan daerah- daerah yang tertinggal dapat mengembangkan diri dan mensejajarkan diri dengan daerah-daerah lain dalam rangka memajukan kesejahteraan masyarakatnya. Selama ini daerah hanya mengharapkan droping dana dari pemerintah pusat, dan menjalankan program-program pembangunan yang bersifat top down, yang ditetapkan oleh pusat. Tidak jarang program-program pembangunan dipaksakan dan tidak sesuai dengan keinginan masyarakat daerah. Keinginan untuk mewujudkan sistem desentralisasi sedikit demi sedikit terealisir sejak dikeluarkanya Undang Undang Nomor 22 Tahun l999 tentang 7 Ibid. 8 UUD 1945 pasal 18 tentang pemerintahan daerah Universitas Sumatera Utara 8 Pemerintahan Daerah, yang kemudian dirubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, dan di perkuat dengan Undang Undang Nomor 12Tahun 2008 tentang otonomi daerah. Undang-undang ini telah memberikan harapan kepada daerah yang lebih luas untuk berpartisipasi dalam semua aspek pembangunan, dan berbagai aspek kehidupan, yang salah satu diantaranya menyangkut pengelolaan sumber daya alam, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Begitu juga halnya Provinsi Aceh, sejak Gerakan Aceh Merdeka GAM membawa misi berdirinya negara Aceh yang merdeka. Selama kurang lebih 30 tahun, GAM secara bergerilya melancarkan perlawanan hingga penandatanganan Mou di Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2005yang memiliki peraturan daerah sendiri yang bernama Qonun. Qanun mempunyai kekuatan hukum yang sejajar dengan Undang-undang.Bagi masyarakat Aceh, qanun bukanlah istilah baru, dan sudah dikenal sejak masa kerajaan aceh tercatat sejak tahun 1270 H.Qonun yang pertama kali diperkenalkan melalui UU No. 182001, memiliki kedudukan yang signifikan dalam penyelenggaran pemerintahan daerah di Aceh. Sebab, qanun dijadikan perangkat hukum utama bagi penyelenggaraan pemerintahan di Aceh yang tengah giat-giatnya ditata kembali pasca penandatanganan MoU damai. Apalagi UU No. 182001 mengisyaratkan bahwatidak akan ada lagi peraturan daerah perda di Aceh. 9 9 http:www.hukumonline.comberitabacahol13872kontroversi-iqanuni-perda-dengan-karakteristik-khusus diakses tanggal 15 September 2016 pukul 10.35 wib Universitas Sumatera Utara 9 Provinsi Aceh memiliki potensi alam yang melimpah yaitu sebagai daerah produksi, kawasan kehutanan, penghasil mineral dan bahan bakar.Sebagai kawasan kepulauan yang beriklim tropis, Aceh juga berpotensi dalam pengembangan bidang tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pariwisata. Bahkan Aceh sejak tahun 1900 telah memulai usaha pertambangan umum.Daerah operasi minyak dan gas di bagian utara dan timur meliputi daratan seluas 8.225,19 km² dan dilepas pantai Selat Malaka 38.122,68 km².Beberapa perusahaan migas yang mengeksploitasi tambang Aceh berdasarkan kontrak bagi hasil production sharing.Sementara endapan batubara terkonsentrasi pada Cekungan Meulaboh di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Terdapat 15 lapisan batubara hingga kedalaman 100 meter dengan ketebalan lapisan bekisar antara 0,5-9,5 m. Jumlah cadangan terunjuk hingga kedalam 80 meter mencapai 500 juta ton, sedangkan cadangan hipotesis sekitar 1,7 miliar ton. 10 Provinsi Aceh ternyata juga memiliki beraneka ragam potensi sumber energi untuk pembangkit tenaga listrik terdiri dari potensi air, panas bumi, batubara.Diperkirakan potensi sumber tenaga air mencapai 2.626 MW yang tersebar di 15 lokasi di wilayah Aceh. Salah satu dari potensi tersebut adalah PLTA Peusangan dengan daya sebesar 89 MW, di daerah Jambo Aye yang diperkirakan mencapai 471 MW, Lawe Alas sebesar 268 MW, dan Tampur 10 http:aceh.tribunnews.comini-potensi-kekayaan-aceh-yang-melimpah diakses tanggal 16 September 2016 pukul 20.40 wib Universitas Sumatera Utara 10 sebesar 126 MW. Disamping itu juga terdapat potensi batubara yang dapat dikembangkan sebesar 1.300 juta ton.Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM menyebutkan bahwa Aceh memiliki 17 titik panas bumi yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik. 11 Banyaknya sumber daya alam dan energi di Aceh mempengaruhi Pendapatan Asli Aceh PAA yang di provinsi lain dinamakan pendapatan asli daerah PAD, yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam tujuh tahun terakhir 2008-2014, peningkatan PAA itu sangat signifikan.Realisasi PAA tahun 2008 tercatat Rp.719.675.- 560.102, tahun 2009 sebesar 735.205.788.491, kemudian mengalami lompatan dahsyat pada tahun 2013 menjadi Rp 1.396.095.430.738. Pada tahun 2014 PAA bertambah menjadi Rp.1.746.689.714.374. Capaian ini meningkat lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan dengan pendapatan asli yang diperoleh Aceh pada tahun 2008.Semua PAA ini bersumber dari Pajak Aceh, Retribusi Aceh, Hasil Pengelolaan Kekayaan Aceh yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Aceh yang sah. Yang termasuk dalam kategori Pajak Aceh yaitu pajak kendaraan bermotor pkb, bea balik nama kendaraan bermotor BbnKb, pajak bahan bakar kendaraan bermotor pbbKb, pajak pengambilan dan pemanfaatan air permukaan, dan pajak rokok. 11 Ibid. Universitas Sumatera Utara 11 Sepanjang tahun 2014, keseluruhan item ini berkontribusi sebesar Rp.1.030.679.175.- 160 setara 59 bagi PAA. Ini meningkat signifikan dari perolehan tahun 2012 saat Gubernur Zaini Abdullah dan Wagub Muzakir Manaf baru memimpin Aceh yang hanya Rp.687.476.816.747. Apalagi bila dibandingkan dengan realisasi Pajak Aceh tahun 2008 yang hanya Rp.464.317.354.502. Kemudian, yang termasuk kategori Retribusi Aceh yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu. Tahun 2014, dari tiga retribusi ini Aceh mendulang rupiah sebanyak Rp.3.303.639.690. 12 Dalam kaitan ini, DPR Aceh bersama Pemerintah Aceh sudah menghasilkan tiga qanun yang menjadi dasar hukum pengutipan ketiga retribusi dimaksud, yaitu Qonun Aceh No.1 tahun 2014 tentang retribusi jasa umum, Qonun Aceh No.2 tahun 2014 tentang retribusi jasa usaha, dan yang ketiga Qonun Aceh No.3 tahun 2014 tentang retribusi perizinan tertentu. Semua Qonun ini diundangkan pada lembaran daerah Aceh pada bulan april 2014, akan tetapi baru berlaku efektif pada bulan oktober 2014. Provinsi Aceh memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang sangat besar, baik di darat, di perairan maupun di udara yang merupakan modal dasar pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Aceh menurut cara yang bisa menjamin tercapainya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara manusia dan Sumber Daya Alam. Untuk itu PemerintahAceh mengeluarkan Qonun Aceh 12 http:aceh.tribunnews.compendapatan-asli-aceh-terus-meningkat diakses tanggal 18 September 2016 pukul 13.35 wib Universitas Sumatera Utara 12 No.21 tahun 2002 tentang pengelolaan sumber daya alam. 13 Maka dengan begitu, pengendalian Sumber Daya Alam tidak terlepas dari tindakan pengawasan dan ditaatinya ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang lingkungan hidup.Suatu perangkat hukum yang bersifat preventif berupa izin melakukan usaha atau kegiatan harus dicantumkan secara tegas syarat dan kewajiban yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha danatau kegiatan.Hal itu tersirat ikut sertanya berbagai instansi dalam pengelolaan Sumber Daya Alam sehingga perlu dipertegas batas wewenang tiap-tiap instansi yang terlibat di bidang pengelolaanSumber Daya Alam. Banyaknya sumber mineral atau hasil tambang bukan jaminan untuk mendapatkan pendapatan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikasi bahwa ekspor bahan mentah dan minimnya upaya pengolahan atau kurangnya sentuhan teknologi guna meningkatkan nilai jual value added terjadi pada berbagai komoditas bahan alam. Pada ranah implementasi pelaksanaan otonomi daerah justru jauh dari harapan.Hasil evaluasi pelaksanaan otonomi daerah oleh berbagai kalangan, termasuk LIPI 2013, memperlihatkan bahwa agenda ini lebih menunjukkan kegagalan daripada wujud kesuksesannya.Kegagalan yang sangat nyata adalah nampak dari terdesentralisasikannya korupsi ke daerah, sehingga banyak kepala daerah yang terlibat kasus korupsi. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa UU No 22 tahun 1999 yang kemudian diubah menjadi UU No 32 tahun 2004 tentang 13 Qonun Aceh No.21 tahun 2002 tentang pengelolaan sumber daya alam. Universitas Sumatera Utara 13 Pemerintah Daerah memicu kegairahan baru yang membuka ruang kebebasan lebih bagi masyarakat dan elite local. 14 Namun, kebebasan itu justru dipahami berbeda oleh para elite lokal sebagai kebebasan dalam berbagai hal. Timbulnya masalah-masalah desentralisasi terkait dengan pengelolaan Sumber daya Alam pada umumnya tidak lepas dari potret kekuasaan kepala daerahnya yang tidak terkontrol.Kepala daerah dan wakil kepala daerah sangat menentukan perannya sebagai lokomotif majunya otonomi daerah.Maju mundurnya otonomi daerah dianggap sebagian besar tergantung pada kekompakan mereka, kepemimpinan, managemen serta bagaimana mereka melaksanakan program-program yang dibutuhkan rakyat.Permasalahan tentang pengelolaan sumber daya alam penting untuk diangkat sebab menyangkut masalah kebijakan pemerintah daerah dan Pendapatan Asli Daerah PAD yang menjadi tulang punggung bagi kemakmuran suatu daerah. Kabupaten Aceh Singkil merupakan salah satu kabupaten yang berada diwilayah teritori provinsi Aceh yang memiliki jumlah penduduk 112.161 jiwa, luas wilayah 1.857,88 km², 120 desa dan 11 kecamatan,memiliki potensi sumber daya alam yang potensial di Provinsi Aceh. Hal ini dibuktikan dengan melimpahnya kawasan Aceh Singkil akan sumber daya air, perkebunan, hutan, perikanan dan hasil pertanian.Selain itu, tanaman komoditas ekspor juga di tanam. Seperti kakao, lada serta tanaman perkebunan yang lain seperti kelapa, pinang, 14 Lukman santoso Az. Otonomi daerah dan Menjamurnya Korupsi di daerah; http;investor.co.idberitaotonomi daerah danmenjamurnya korupsi di daerah. diakses tanggal 22 September 2016 pukul 21.10 wib Universitas Sumatera Utara 14 jahe, gambir, kapuk, tebu, kemiri, nilam kapulaga dan lain-lain. Tetapi diantara tanaman tersebut yang paling dapat diandalkan sebagai tanaman penghasil pendapatan bagi masyarakat Aceh Singkil adalah Kelapa Sawit.Hal ini disebabkan karena tanaman tersebut cocok dengan countur dan jenis tanah di Aceh Singkil. 15 Kabupaten Aceh Singkil merupakan salah satu sentral perkebunan di Provinsi Aceh, dan bahkan menjadi salah satu penghasil kelapa sawit di Indonesia.Selain kelapa sawit, ada juga perikanan dan komoditi penting yang terdapat didaerah tersebut, yaitu kelapa. Seiring dengan 17 tahun sudah lamanya Kabupaten Aceh Singkil terbentuk,maka seharusnya daerah kabupaten Aceh Singkil sudah menjadi daerah yang maju.Namun justrusebaliknya, kabupaten Aceh Singkil, merupakan satu- satunya daerah tertinggal dan termiskin di Provinsi Aceh yang ditetapkan Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015 – 2019. Dalam peraturan tersebut dijelaskan, daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.Suatu daerah ditetapkan sebagai daerah tertinggal berdasarkan kriteria perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kemampuan keuangan daerah, serta aksesibilitas dan karakteristik daerah. Meski disebut sebagai daerah termiskin dan tertinggal, akan tetapi saat ini beberapa perusahaan kelapa sawit telah beroperasi di kabupaten yang dimekarkan 15 http:www.acehsingkilkab.go.idpotensi-daerahperkebunan diakses tanggal 25 September 2016 pukul 09.50 wib Universitas Sumatera Utara 15 dari Aceh Selatan ini, mengelola lahan puluhan ribu hektare, 16 dengan APBK nya yang pada tahun 2014 mencapai Rp. 649.017.750.751,28 dan mengalami peningkatan sampai dengan saat ini mencapai 6,98 persen. APBK tersebut bersumber dari Pendapatan Asli Daerah PAD yaitu sebesar Rp. 37.100.892.950,00,Dana Pertimbangan Rp. 499.172.215.590,00, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mencapai Rp. 158.060.014.192,28. 17 Sebagian besar PAD berasal dari sektor perkebunan yang mencapai Rp. 900.000.000 pada tahun 2015. Dengan begitu, sudah semestinya masyarakat di kabupaten Aceh Singkil makmur dan sejahtera dan jauh dari kata ketertinggalan dengan taraf pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga mampu bersaing dengan daerah- daerah kabupaten lainnya.Seperti yang di sebutkan Qonun Aceh No.21.tahun 2002 pasal 2 yang menyebutkan bahwa “Pengelolaan Sumber Daya Alam berdasarkan atas kemanfaatan, keadilan, keefisienan, kelestarian, kerakyatan, kebersamaan, keterbukaan, dan keterpaduan ” itu semua belum tercapai hingga sampai saat ini. Dataran Aceh Singkil, masih banyak memiliki lahan tidur yang saat ini hampir seluruhnya telah tergarap untuk dijadikan lahan perkebunan, pemukiman ataupun perkantoran yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta 16 https:www.mongabay.co.idderita-aceh-singkil-kabupaten-tertinggal-yang-dikepung-sawit diakses tanggal 30 September 2016 pukul 19.30 wib 17 http:www.delinewsonline.comtarget-penerimaan-r-apbk.html.WADDafT8_IU diakses tanggal 3 Oktober 2016 pukul 16.20 wib Universitas Sumatera Utara 16 maupun masyarakat. Dengan pembukaan lahan-lahan tersebut maka banyak Perusahaan kelapa Sawit Swasta yang membuka investasinya untuk lahan perkebunan dan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil. Sampai saat ini, berdasarkan data Dinas perkebunan dan kehutanan Kabupaten Aceh Singkil ada 7 perusahaan besar Perkebunan Kelapa Sawit yang masih terus beroperasi dan telah melakukan penanaman dengan jumlah lahan yang sangat luas. 18 Dengan adanya perusahaan-perusahaan besar di daerah Aceh Singkil diharapkan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi daerahserta dapat memberikan sumbangan-sumbangan berupa bantuan kepada masyarakat agar bisa membuka usaha demi mencapai taraf ekonomi yang seimbang dan menciptakan suatu perubahan daerah yang signifikan menuju ke arah yang lebih baik. Namun keberadaan perkebunan sawit di Aceh Singkil tidak sesuai yang diharapkan sebagai mana mestinya, selain tidak berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi daerah, perusahaan-perusahaan yang bersangkutan merusak hutan dan rawa gambut yang ada, serta menghantarkan masyarakat ke dalam kesengsaraan yang berkelanjutan.Dengan adanya kasus sengketa lahan antara masyarakat dengan perusahaan sawit yang kerap terjadi.Masyarakat selalu kalah karena perusahaan didukung pemerintah, masyarakat kesulitan dan dilanda kecemasan untuk melindungi dan mendapatkan lahan perkebunan mereka.Sehingga menyebabkan masyarakat kehilangan sumber penghidupan mereka yaitu becocok tanam.Selain itu, sungai yang berada tidak jauh dari industri 18 acehsingkilkab.go.id. Loc.cit Universitas Sumatera Utara 17 juga ikut terganggu oleh karena pencemaran lingkungan yang di sebabkan pembuangan limbahpabrik.Sehingganelayan kesulitan untuk memproduksi ikan air tawar dan menyebabkan pendapatan mereka menjadi berkurang yang berujung pada keterpurukan dalam kemiskinan 19 .Dengan begitu kerusakan yang di sebabkan oleh Industri merupakan kerusakan yang bersifat kompleks dan berada di sektor-sektor paling sensitif. Sesuai dengan tujuan yang merujuk kepada undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2014 pasal III tentang perkebunan menetapkan bahwa ada delapan fungsi perkebunan. 20 1. meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat; 2. meningkatkan sumber devisa negara; 3. menyediakan lapangan kerja dan kesempatan usaha; 4. meningkatkan produksi , produktivitas, kualitas, nilai tambah, daya saing, dan pangsa pasar; 5. meningkatkan dan memenuhi kebutuhan konsumsi serta bahan baku industri dalam negeri; 6. memberikan pelindungan kepada Pelaku UsahaPerkebunan dan masyarakat; 7. mengelola dan mengembangkan sumber dayaPerkebunan secara optimal, bertanggung jawab, dan pelestari; dan 19 Mongabay. Op.cit 20 Undang – undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2014 pasal III Tentang tujuan perkebunan . Universitas Sumatera Utara 18 8. meningkatkan pemanfaatan jasa Perkebunan. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukannya pengawasan agar terlaksananya kebijakan pemerintah Kabupaten Aceh Singkil nomor 19 tahun 2002 tentang tugas dan fungsi dinas perkebunan 21 yang berlandaskan dari Qonun Aceh No.21 tahun 2002 tentang pengelolaan sumber daya alam, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam. Berdasarkan uraian diatas saya tertarik untuk melihat dan menganalisis sejauh mana kebijakan Qonun Aceh No.21 tahun 2002 tentang pengelolaan sumber daya alam yang sebagai landasan undang-undang Kabupaten Aceh Singkil nomor 19 tahun 2002 tentang tugas dan fungsi dinas perkebunan, sehingga tindakan dinas perkebunan mempunyai peran yang strategis dalam pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam di kabupaten Aceh Singkil.Dengan begitu saya mengambil judul Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam Kabupaten Aceh Singkil.

1.2 Perumusan Masalah