Rasio Kemandirian Daerah Indeks Kemampuan Rutin

4.3 Pembahasan

4.3.1 Rasio Kemandirian Daerah

Rasio Kemandirian daerah mencerminkan sejauh mana pemerintah daerah memaksimalkan PAD agar mengurangi jumlah transfer dari pemerintah pusat atau provinsi. Rasio tingkat kemandirian daerah menunjukkan tingkat kemandirian Kabupaten karo dalam tahun 2010-2014 adalah sangat rendah, bahkan tingkat tertinggi hanya mencapai 7,21 sedangkan agar dapat dikategorikan tingkat kemandirian yang tinggi harus mencapai angka 75. Pemerintah Daerah Kabupaten Karo mempunyai tugas yang sangat berat dilihat dari angka yang sangat rendah ini, namun demikian setiap tahunnya rasio tingkat kemandirian keuangan daerah kabupaten karo mengalami peningkatan kecuali pada tahun anggaran 2013. Meskipun kenaikannya sangat kecil setidaknya dapat dikatakan ada sedikit perbaikan dalam kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Karo dalam meningkatkan PAD nya guna mengurangi dana transfer karena PAD adalah elemen terpenting dalam keberlangsungan otonomi daerah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Riza Dewi al Ardi 2011 terhadap kinerja keuangan Kabupaten Jember, rasio kemandirian daerah Kabupaten Jember selama tahun anggaran 2006 hingga 2010 adalah tergolong sangat rendah dengan angka rata-rata rasio sebesar 8,99 tidak jauh berbeda dengan kabupaten karo dengan rata-rata rasio kemandirian sebesar 5,59. Angka-angka ini menunjukkan bahwa Kabupaten Karo dan Kabupaten Jember pada tahun anggaran terkait, memiliki ketergantungan yang sangat tinggi kepada pemerintah pusat. Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Indeks Kemampuan Rutin

Indeks kemampuan rutin Kabupaten Karo tahun anggaran 2010-2014 mencerminkan buruknya kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Karo. Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa persentase indeks kemampuan rutin Kabupaten Karo hanya berkisar 5-10 dengan rata rata 7,19 dan sudah jelas bahwa tingkat kemandirian keuangan Kabupaten Karo adalah sangat kurang. Penelitian yang dilakukan oleh Riza Dewi al Ardi 2011 menunjukkan indeks kemampuan rutin Kabupaten Jember tahun anggaran 2006-2010 rata-rata sebesar 23,59. Perbedaan ini cukup signifikan, meskipun begitu indeks kemampuan rutin Kabupaten Jember masih tergolong kurang mampu. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Karo dalam membiayai belanja pegawai, belanja barang, belanja hibah, belanja bantuan sosial dan belanja bantuan keuangan masih sangat bergantung terhadap pendapatan transfer. Pemerintah Daerah Kabupaten Karo belum mampu menghasilkan jumlah pendapatan asli daerah yang optimal.

4.3.3 Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

0 3 19

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

0 24 19

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

3 16 118

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 4 10

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 12

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 2

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 10

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 25

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 2

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 8