federalisme. Jenis kekuasaan yang ditangani pusat hampir sama dengan yang ditangani oleh pemerintah di negara federal.
Otonomi daerah bersifat luas, nyata dan bertanggungjawab. Disebut luas karena kewenangan sisa justru berada pada pusat; disebut nyata karena
kewenangan yang diselenggarakan itu menyangkut yang diperlukan, tumbuh dan hidup, dan berkembang di daerah; disebut bertanggungjawab karena
kewenangan yang diserahkan itu harus diselenggarakan demi pencapaian tujuan otonomi daerah.
2.1.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
finansial. Dalam bentuk yang paling sederhana, anggaran merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi
Mulyadi, dalam Ardi, 2011. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD adalah rencana
keuangan yang dikelola pemerintah daerah secara tahunan yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. APBD ditetapkan dalam Peraturan
Daerah. Tahun anggaran APBD satu periode yaitu setahun dimulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. APBD terdiri atas:
1. Anggaran pendapatan, yang terdiri atas a. Pendapatan Asli Daerah PAD, yang meliputi pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
b. Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus.
c. Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat 2. Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas
pemerintahan di daerah. 3. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
Adapun fungsi-fungsi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah:
1. Fungsi otorisasi, bermakna bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk merealisasi pendapatan dan belanja pada tahun bersangkutan. Tanpa
dianggarkan dalam APBD sebuah kegiatan tidak memiliki kekuatan untuk dilaksanakan.
2. Fungsi perencanaan, bermakna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan. 3. Fungsi pengawasan, mengandung makna bahwa anggaran daerah menjadi
pedoman untuk menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintah daerah.
4. Fungsi alokasi, mengandung makna bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran,
Universitas Sumatera Utara
dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian daerah.
5. Fungsi distribusi, memiliki makna bahwa kebijakan-kebijakan dalam penganggaran daerah, harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian daerah. Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah dapat dicerminkan dari
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, keadilan, pemerataan, keadaan yang semakin maju, dan terdapat keserasian antara
pusat dengan daerah maupun antar-daerah. Salah satu elemen penting terwujudnya hal-hal yang telah disebutkan tadi adalah kegiatan APBD
yang dilakukan dengan baik.
2.1.3 Pendapatan Asli Daerah PAD