bahwa semakin rendah persentase tingkat efisiensi, berarti semakin efisien. Pencapaian ini bukan berarti ada perbaikan yang signifikan dalam upaya
peningkatan PAD karena Pemerintah Daerah Kabupaten Karo meskipun sudah cukup efektif kinerja keuangannya tetapi pendapatan yang didapat sebagian
besar dari pendapatan transfer, bukan dari PAD. Jadi bukan berarti semakin efisien kinerja keuangan suatu pemerintah daerah semakin tinggi jumlah
pendapatan asli daerahnya. Penelitian yang dilakukan oleh Winner Silalahi 2016 terhadap
Kabupaten Humbang Hasundutan menunjukkan rata-rata rasio efisiensi sebesar 95,14 dan tergolong masih kurang efisien.
4.3.5 Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
Tingginya pendapatan transfer dibuktikan oleh rasio ketergantungan keuangan daerah Kabupaten Karo yang sangat tinggi, rata-rata 91 setiap
tahunnya. Pada tahun anggaran 2011 tingkat ketergantungan keuangan Kabupaten Karo mencapai tingkat tertinggi sebesar 93,35. Pendapatan transfer
pada tahun tersebut sejumlah Rp607.053.068.074,00 sedangkan total pendapatan daerah adalah 650.260.229.332,35. Analisis trend menunjukkan tingkat
ketergantungan keuangan daerah Kabupaten Karo untuk tahun anggaran 2015- 2019 adalah rata-rata 86.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Bahrun Assidiqi 2014 diketahui bahwa tingkat ketergantungan Kabupaten Klaten untuk tahun anggaran 2008-
2012 rata-rata sebesar 90,44 hampir sama dengan Kabupaten Karo sebesar
Universitas Sumatera Utara
91, hal ini menunjukkan bahwa kedua kabupaten belum maksimal dalam mengoptimalkan pendapatan asli daerah yang merupakan kewajiban daerah. UU
Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 25 menyatakan bahwa kepala daerah mempunyai tugas mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah.
4.3.6 Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan menunjukkan seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah
dicapai dari periode ke periode. Rasio pertumbuhan Kabupaten Karo untuk tahun 2010-2014 adalah rata-rata sebesar 26,43 mencapai angka tertinggi pada
tahun 2014 yaitu sebesar 57,09. Setiap tahunnya rasio pertumbuhan Kabupaten Karo bisa dikatakan naik-turun. Penelitian yang dilakukan oleh Sonia
Fambayun 2013 menunjukkan rasio pertumbuhan Kabupaten Magetan selama tahun anggaran 2009-2013 adala rata-rata sebesar 17,88, lebih rendah
dibandingkan Kabupaten Karo. Rasio pertumbuhan ini menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Karo sudah cukup baik dalam meningkatkan
PAD. Meskipun tidak mengalami kenaikan yang stabil, pada tahun 2014 sudah mencapai 57,09.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran bagaimana kinerja dan kondisi kesehatan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Karo selama
tahun anggaran 2010-2014 serta proyeksinya untuk tahun 2015-2019. Dari hasil analisis yang dilakukan di Bab IV, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis rasio-rasio keuangan yaitu rasio kemandirian daerah,
indeks kemampuan rutin, rasio efektivitas, rasio efisiensi, rasio ketergantungan keuangan daerah dan rasio pertumbuhan pendapatan
asli daerah terhadap Laporan Realisasi Anggaran pada APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Karo menunjukkan kondisi kesehatan
keuangan tidak begitu stabil, terutama dilihat dari rasio pertumbuhan PAD.
2. Tingkat kemandirian keuangan Kabupaten Karo masih sangat rendah
dengan rata-rata persentase rasio kemandirian sebesar 5,59. Artinya tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan keuangan
dari pemerintah pusat masih sangat tinggi. 3.
Penerimaan PAD sebagai elemen terpenting pendukung otonomi daerah, masih tergolong sangat kecil dibandingkan jumlah pendapatan
daerah.
Universitas Sumatera Utara