LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH PENDAPATAN ASLI DAERAH LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

tahun anggaran 2011 5,44. Kenaikan ini sama sekali tidak signifikan dan masih juga tergolong sangat rendah dan termasuk pola instruktif. d. Tingkat Kemandirian Daerah Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2013 Tabel 4.4 Ringkasan Pendapatan Daerah Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2013 Ref. Uraian Jumlah Rp 5.1.1 PENDAPATAN 909.311.459.027,79

5.1.1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH

46.342.693.861,79 5.1.1.1.1 Pajak Daerah 18.101.033.469,10 5.1.1.1.2 Retribusi Daerah 18.822.628.571,00 5.1.1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 2.701.109.902,00 yang dipisahkan 5.1.1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 6.717.921.919,69 5.1.1.2 PENDAPATAN TRANSFER 795.997.482.315,00 5.1.1.2.1 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 704.068.995.887,00 5.1.1.2.2 Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 83.419.737.000,00 5.1.1.2.3 Transfer Pemerintah Provinsi 8.508.749.428,00

5.1.1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

66.971.282.851,00 5.1.1.3.1 Pendapatan Hibah 8.972.174.851,00 5.1.1.3.2 Pendapatan Lainnya 57.999.108.000,00 Sumber: data diolah Pendapatan daerah Kabupaten Karo untuk tahun anggaran 2013 mengalami kenaikan lagi menjadi Rp.909.311.459.027,79. Jumlah PAD juga mengalami sedikit kenaikan dari Rp41.242.973.174,17 menjadi Rp46.342.693.861,79. ����� ����������� = 46.342.693.861,79 909.311.459.027,79 × 100 = 5,09 Kenaikan PAD dan pendapatan daerah Kabupaten Karo untuk tahun 2013 berbanding terbalik dengan tingkat kemandiriannya yang mengalami penurunan dari yang sebelumnya 5,47 menjadi 5,09. Angka ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa PAD berpengaruh kecil pada kenaikan pendapatan daerah Kabupaten Karo. Kenaikan pendapatan daerah ini berasal dari jumlah Pendapatan Transfer yang cukup besar. e. Tingkat Kemandirian Daerah Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2014 Tabel 4.5 Ringkasan Pendapatan Daerah Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2014 Ref. Uraian Jumlah Rp 5.1.1 PENDAPATAN 1.010.908.170.173,05

5.1.1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH

72.914.095.471,05 5.1.1.1.1 Pajak Daerah 28.842.756.405,10 5.1.1.1.2 Retribusi Daerah 25.084.797.476,00 5.1.1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 1.648.336.721,00 yang dipisahkan 5.1.1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 17.338.204.868,95 5.1.1.2 PENDAPATAN TRANSFER 918.228.028.727,00 5.1.1.2.1 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 761.711.483.878,00 5.1.1.2.2 Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 115.443.290.000,00 5.1.1.2.3 Transfer Pemerintah Provinsi 41.073.254.894,00

5.1.1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

19.766.045.975,00 5.1.1.3.1 Pendapatan Hibah 3.820.894.544,00 5.1.1.3.2 Pendapatan Lainnya 15.945.151.431,00 Sumber: data diolah Tahun anggaran 2014 adalah tahun dimana jumlah pendapatan mencapai jumlah tertinggi di bandingkan tahun-tahun sebelumnya sebesar Rp1.010.908.170.173,05. Sama hal nya dengan PAD yaitu sejumlah Rp72.914.095.471,05. ����� ����������� = 72.914.095.471,05 1.010.908.170.173,05 × 100 = 7,21 Tingkat kemandirian Kabupaten Karo untuk tahun anggaran 2014 adalah yang tertinggi. Tingkat kemandirian keuangan Kabupaten Karo terus Universitas Sumatera Utara meningkat kecuali tahun 2013 mengalami penurunan dan mencapai tingkat tertinggi pada tahun 2014 yaitu7,21, namun kenaikan ini tidak begitu signifikan. Untuk tahun anggaran 2014 ini tingkat kemandirian keuangan Kabupaten Karo masih tergolong sangat rendah dan mengikuti pola instruktif. Tabel 4.6 Tingkat Kemandirian Daerah Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2010-2014 Tahun PAD Total Pendapatan TKD Tingkat Kemandirian Anggaran Daerah 2010 27.685.561.839,49 584.866.455.558,49 4,73 Sangat Rendah 2011 35.363.329.911,35 650.260.229.332,35 5,44 Sangat Rendah 2012 41.242.973.174,17 753.388.842.976,17 5,47 Sangat Rendah 2013 46.342.693.861,79 909.311.459.027,79 5,09 Sangat Rendah 2014 72.914.095.471,05 1.010.908.170.173,05 7,21 Sangat Rendah Dari tabel diatas, dapat dilihat tingkat Tingkat Kemandirian Daerah TKD Kabupaten Karo, dalam menghasilkan pendapatan dalam rangka pelayanan masyarakat, pembiayaan untuk tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, serta pelayanan sosial kemasyarakatan tergolong masih sangat rendah. Rasio kemandirian daerah Kabupaten Karo, hanya berada dalam kisaran 4 sampai dengan 8, sedangkan untuk lepas dari tingkat kemandirian “sangat rendah”, persentase tingkat kemandirian setidaknya harus mencapai 26, itupun masih tergolong “rendah”. Angka ini juga menunjukkan bahwa tingkat kemandirian daerah Kabupaten Karo masih tergolong dalam pola hubungan instruktif, yaitu suatu pola hubungan dimana peranan pemerintah pusat lebih dominan daripada peranan pemerintah daerah dalam Universitas Sumatera Utara kontribusinya terhadap pendapatan daerah. Hal ini ditunjukkan besarnya angka pendapatan transfer dibandingkan PAD. Seperti pada tahun anggaran 2014, Pendapatan Transfer mencapai Rp918.228.028.727,00 jumlah ini mencapai 90,83 dari total pendapatan daerah Kabupaten Karo, sehingga dapat dikatakan Pemerintah Daerah Kabupaten Karo masih sangat bergantung terhadap Pemerintah Pusat. Gambar 4.1 Rasio Kemandirian Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2010-2014 Untuk mengetahui gambaran kedepannya bagaimana kondisi tingkat kemandirian daerah Kabupaten Karo selama lima tahun anggaran, digunakan metode analisis trend dengan rumus: Y’= a + bX 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 2010 2011 2012 2013 2014 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Trend Perkembangan Tingkat Kemandirian Daerah Kab. Karo Tahun Anggaran 2010-2014 Tahun Tingkat X XY X Anggaran Kemandirian Y 2010 4,73 -2 -9,46 4 2011 5,44 -1 -5,44 1 2012 5,47 2013 5,09 1 5,09 1 2014 7,21 2 14,42 4 Total 27,94 4,61 10 Sumber: data diolah Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus: � = �� � = 27,94 5 = 5,58 � = ��� �� 2 = 4,61 10 = 0,46 Sehingga, persamaan trend dilihat dari tingkat kemandirian daerah Kabupaten Karo adalah: � ′ = 5,58 + 0,46 � Tabel 4.8 Proyeksi Perkembangan Tingkat Kemandirian Daerah Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2015-2019 Tahun Proyeksi Tingkat Anggaran Kemandirian 2015 6,96 2016 7,42 2017 7,88 2018 8,34 2019 8,8 Universitas Sumatera Utara Dilihat dari tabel 4.14 di atas, proyeksigambaran tingkat kemandirian daerah Kabupaten Karo untuk lima tahun kedepan juga belum lepas dari kategori “sangat rendah”, bahkan belum mencapai angka 10.

4.2.2 Analisis Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Karo

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

0 3 19

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

0 24 19

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

3 16 118

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 4 10

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 12

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 2

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 10

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 25

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 2

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 8