Motivasi pada Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan

5.4. Koefisien Determinan

Teknik ini digunakan berapa persen besarnya pengaruh variabel bebasindependen X terhadap variabel terikatdependen Y. Penggunaan teknik analisa ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh antar variabel X dan variabel Y. Dari hasil r koefisien korelasi diatas, maka besarnya pengaruh tersebut dapat dihitung sebagai berikut : D = r xy 2 × 100 = 0,417 2 × 100 = 0,173889 × 100 = 17,4 Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh antara variabel X motivasi terhadap variabel Y produktivitas kerja pegawai adalah sebesar 17,4 dan sisanya sebesar 82,6 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.

5.5. Interpretasi Data

Setelah seluruh data yang diperoleh dalam penelitian diuraikan, maka pada tahap selanjutnya akan dilakukan pembahasan data yang telah diuraikan tadi. Interprestasi data secara keseluruhan untuk masing-masing variabel penelitian dapat dilakukan setelah terlebih dahulu diklasifikasikan, yang berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh dari responden. Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan, maka keseluruhan data yang diperoleh dari responden untuk masing-masing variabel penelitian dapat didistribusikan sebagai berikut :

5.5.1 Motivasi pada Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan

Motivasi adalah suatu kedaan dalam pribadi, keinginan seseorang baik yang berasal dari dalam ataupun dari luar yang berguna untuk mendorong, menunjang seseorang dalam melakukan Universitas Sumatera Utara sesuatu kegiatan demi tercapainya tujuan tertentu. Motivasi pada Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan Universitas Sumatera Utara dapat diukur dengan dengan indikator sebagai berikut: 1 Internal yang dapat dilihat dari minat dan sikap positif, dan 2 Eksternal yang dapat dilihat dari motivator dan faktor kesehatan kerja. Indikator internal minat dapat dilihat dari rasa senang dalam melaksanakan tugas, kesesuaian pekerjaan dengan keinginan, dan kesesuaian terhadap kebijakan pimpinan. Indikator internal sikap positif dapat dilihat dari merasa senang apabila target dari perusahaan terpenuhi, memenuhi loyalitas tinggi terhadap perusahaan, dan mempunyai disiplin kerja yang tinggi. Untuk mengukur indikator internal minat tentang rasa senang dalam melaksanakan tugas dan rasa senang apabila target dari perusahaan terpenuhi, dapat dilihat pada tabel 7 tentang kesenangan karyawan dalam menjalankan pekerjaan terdapat 70 responden yang menjawab senang dan pada tabel 8 tentang semangat bekerja setiap harinya terdapat 75 responden yang menjawab semangat. Hal ini menunjukkan kesenangan karyawan dalam melaksanakan tugas sudah bagus, dengan demikian karyawan telah termotivasi dalam melaksanakan pekerjaannya.Kemudian untuk mengukur indikator internal minat tentang kesesuaian pekerjaan dengan keinginan dapat dilihat pada tabel 10 tentang kesesuaian posisipekerjaan dengan keinginan terdapat 80 responden menjawab sesuai, dan tabel 11 tentang kepuasan posisi pekerjaan terdapat 72,5 responden menjawab puas. Hal ini menunjukkan karyawan telah bekerja sesuai dengan keinginannya, dengan demikian karyawan bekerja sesuai dengan minat yang dimilikinya sehingga produktivitas dapat dimaksimalkan. Sedangkan untuk mengukur Universitas Sumatera Utara indikator internal minat tentang kesesuaian terhadap kebijakan pimpinan dapat dilihat pada tabel 9 tentang kesesuaian pekerjaan dengan perintah dari pimpinan terdapat 82,5 responden menjawab sesuai, pada tabel 12 tentang kesesuaian pekerjaan dengan prosedur yang ada dalam kebijakan dari pimpinan terdapat 82,5 responden menjawab sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan termotivasi dalam dirinya untuk bekerja dengan baik dengan mengikuti prosedur yang diberikan oleh pimpinan. Indikator internal sikap positif tentang loyalitas tinggi terhadap perusahaan dapat dilihat pada tabel 23 tentang keinginan bekerja lebih giat lagi terdapat 62,5 responden menjawab berkeinginan. Hal ini menunjukkan sikap positif karyawan pada perusahaan dengan mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Kemudian untuk mengukur indikator internal sikap positif tentang disiplin kerja yang tinggi dapat dilihat pada tabel 13 tentang pelaksanaan tugas pada jam kerja terdapat 72,5 responden menjawab selalu, pada tabel 14 tentang kehadiran di kantor selama sebulan seluruh pegawai Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan 67,5 menjawab pada kategori 21-25 kali, pada tabel 15 tentang kehadiran tepat waktu dalam sebulan seluruh pegawaiBiro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan 40 menjawab pada kategori 16-20 kali, padatabel 16 tentang keterlambatan tanpa alasan yang sah dalam sebulan seluruh pegawai Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan 60 menjawab pada kategori tidak pernah, dan pada tabel 26 tentang tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah dalam sebulan seluruh karyawan marketing 92, menjawab pada kategori tidak pernah. Hal ini menunjukkan disiplin kerja pegawai Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan sudah bagus. Universitas Sumatera Utara Indikator eksternal motivator dapat dilihat dari penghargaan yang diberikan oleh pimpinan, dan rangsangan berupa gaji dan bonus.Indikator eksternal faktor kesehatan kerja dapat dilihat dari taat pada peraturan yang berlaku pada universitas, dan upah atau gaji yang sesuai. Untuk mengukur indikator eksternal motivator tentang penghargaan yang diberikan oleh pimpinan dapat dilihat pada tabel 21 tentang penghargaan oleh pimpinan dalam menjalankan tugas terdapat 65 responden menjawab pernah, pada tabel 22 tentang kesesuaian penghargaan yang diberikan pimpinan terdapat 45 responden menjawab sesuai. Hal ini menunjukkan penghargaan yang diberikan oleh pimpinan masih harus ditingkatkan agar pegawai lebih termotivasi dalam bekerja. Kemudian indikator eksternal motivator selanjutnya mengenai rangsangan berupa gaji dan bonus dapat dilihat pada tabel 25 tentang pemberian bonus oleh Universitas Sumatera Utara terdapat 45 responden menjawab sangat sering. Hal ini menunjukkan Universitas Sumatera Utara sering memberikan bonus kepada pegawai. Sedangkan untuk indikator eksternal faktor kesehatan kerja tentang taat pada peraturan yang berlaku pada perusahaan dapat dilihat pada tabel 18 tentang bekerja dengan jujur dan taat mengikuti peraturan yang berlaku terdapat 75 responden menjawab selalu, pada tabel 19 tentang kesalahan dalam pekerjaan terdapat 47,5 responden menjawab pernah, pada tabel 20 tentang melanggar peraturan yang berlaku di Universitas terdapat 65 responden menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan sebagian pegawai masih pernah melakukan kesalahan dan melanggar peraturan yang berlaku di Universitas Sumatera Utara. Indikator eksternal faktor kesehatan kerja tentang upah atau gaji yang sesuai dapat dilihat pada tabel 24 tentang kepuasan dengan gaji yang diterima setiap bulannya terdapat 72,5 responden menjawab puas. Hal ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan pegawai Biro Sumber Daya dan Biro Kemahasiswaantelah termotivasi karena puas dengan gaji yang diterima setiap bulannya. 5.5.2 Produktivitas Kerja Pegawai Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan Universitas Sumatera Utara Produktivitas kerja pegawai adalah kemampuan pegawai untuk menghasilkan barang atau jasa yang dilandasi kualitas dan sikap mental pegawai agar tujuan organisasi tercapai. Produktivitas kerja pegawai diukur melalui 12 indikator yang tercakup dalam kemampuan 2 indikator, hasil kerja 2 indikator, meningkatkan hasil yang dicapai 2 indikator, semangat kerja 2 indikator, pengembangan diri 2 indikator, dan mutu 2 indikator.Produktivitas Kerja Pegwai di Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan baik atau dinilai pada kategori tinggi yang diperoleh dari jawaban responden pada tabel 38. Jika dilihat pada tabel 26 yang dimiliki pegawai pada Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan bisa dikatakan baik. Karena mayoritas responden sebanyak 29 orang atau 72,5 menyatakan sesuai bahwa bidang pekerjaan yang digeluti saat ini sesuai dengan keahlian mereka. Kemampuan melaksanakan suatu pekerjaan tentu didasari oleh keahlian yang mereka miliki.Jika keahlian tidak sesuai, maka daya yang ada pun lemah untuk mengerjakan tugas yang diembankan kepada mereka.Hal ini terkait dengan pertanyaan mengenai frekuensi mengeluh saat diberikan tugas yang sulit oleh atasan.Keluhan biasanya terjadi ketika individu merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh instansi, baik secara fisik dan terkhusus secara mental dan kreativitas. Jika dilihat tabel 27 Mayoritas responden sebanyak 13 orang atau 32,5 menyatakan jarang untuk tidak mengeluh ketika diberikan tugas yang sulit oleh atasan. Hasil Universitas Sumatera Utara kerja diperoleh ketika rangkaian pekerjaan menunjukkan progress yang diharapkan, baik itu secara efektifitas dan efisiensinya. Hasil kerja yang baik adalah pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan target yang diberikan instansi.jika diliat tabel 28 Berdasarkan jawaban dari mayoritas responden sebanyak 24 orang atau 60 menyatakan bahwa pegawai selalu menyelesaikan pekerjaannya tepat pada waktunya. Pekerjaan yang terbengkalai menunjukkan tren negatif dalam hal produktivitas pegawai.Meskipun demikian, Jika diliat tabel 29 mayoritas responden sebanyak 21 orang atau 52,5 menyatakan bahwa pegawai selalu dimana hasil pekerjaan mereka sesuai dengan dengan keinginan organisasi. Hasil pekerjaan dalam hal ini merujuk pada target pencapaian atau produk yang dihasilkan oleh pegawai. Dari segi meningkatkan hasil yang dicapai, peneliti melihat apakah para pegawai berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai.Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Hasil yang baik tidak hanya memuaskan yang menghasilkan tetapi instansi juga akan merasa puas terhadap pegawai yang menghasilkannya. Disini peneliti membuat dua petanyaan untuk indikator ini yaitu apakah pegawai menerima beban kerja yang lebih banyak sejak awal bekerja hingga saat penelitian ini dilakukan serta pertanyaan tentang apakah pegawai pernah mengulang kembali pekerjaan yang telah diselesaikan karena hasil kerja dinilai masih memiliki kesalahan.Jika diliat dari tabel 32 Dari jawaban mayoritas responden sebanyak 19 orang atau 47,5 menyatakan kadang-kadang dengan menerima beban kerja yang lebih banyak sejak awal penempatan jabatan hingga saat ini. Menerima beban kerja yang lebih banyak menunjukkan adanya produktivitas yang tinggi yang mampu menarik perhatian dan kepercayaan dari atasan untuk memberikan kepada pegawai yang bersangkutan tanggung jawab.Hasil penelitian untuk pertanyaan ini berkaitan erat dengan pertanyaan berikutnya yaitu tentang mengulang kembali Universitas Sumatera Utara pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan karena dinilai masih memiliki kesalahan.Jika diliat tabel 34 Mayoritas responden sebanyak 21 orang atau 52,5 menyatakan selalu mengulang kembali pekerjaan yang telah selesai jika memiliki kesalahan dalam pekerjaan. Mengulang pekerjaan adalah suatu inisiatif yang baik karena mampu mendapatkan hasil yang lebih baik, akan tetapi jika terjadi secara berulang-ulang maka akan berpengaruh pada pekerjaan yang lain. Semangat kerja merupakan usaha untuk lebih baik hari ini dari hari kemarin.Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada hari sebelumnya. Instansi akan mencapai sasaran dengan baik jika pegawainya melakukan sesuatu dengan semangat. Karena semangat kerja memberikan kekuatan kepada pegawai untuk melakukan dan menghasilkan sesuatu dengan baik.Dilihat dari data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa pegawai pada Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan Universitas Sumatera Utara dalam bekerja tinggi. Hal ini terlihat dari jawaban responden sebanyak 22 orang atau 55 menyatakan tinggi untuk semangat dalam meningkatkan kinerja esok hari dan sebanyak 25 orang atau 62,5 menyatakan senang dalam melakukan pekerjaan mereka. Pengembangan diri adalah salah satu indikator produktivitas kerja yang menekankan kepada perihal meningkatkan kemampuan yang telah dikuasai. Pengembangan diri dilakukan untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan harapan terhadap apa yang akan dihadapi dalam dunia pekerjaan.Mayoritas responden sebanyak 16 orang atau 40 kadang kadang untuk mengambil keputusan yang berat diantaranya keputusan yang mengandung resiko dan tantangan.Hal ini dipengaruhi oleh universitas yang telah diatur secara sistematis yang mengecilkan kemungkinan pegawai mampu mengembangkan diri dengan baik. Universitas Sumatera Utara Dari segi mutu, peneliti mencoba melihat apakah pegawai selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kerjanya, apakah lebih baik daripada yang telah lalu.Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai.Disini peneliti membuat beberapa pertanyaan untuk mengukur mutu kerja yang dihasilkan pegawai.Terlihat dari data yang telah dikumpulkan bahwa mutu kerja pegawai pada Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan tergolong cukup baik. Hal ini terlihat dari jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan tentang hasil pekerjaan yang memuaskan semua pihak, sebanyak 24 orang atau 60 menyatakan sering hasil pekerjaan mereka dapat memuaskan semua pihak. Sebanyak 19 orang 47,5 menyatakan setuju pegawai mendapatkan pujian atau penghargaan atas kualitas kerja yang memuaskan. 5.5.3 Pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perhitungan yang menggunakan koefisien korelasi product moment antara motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan Universitas Sumatera Utara, maka didapat hasil sebesar 0,417. Untuk menentukan taraf signifikan antara motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan Universitas Sumatera Utara, maka dilakukan perbandingan antara r yang diperoleh melalui perhitungan koefisien korelasi product moment dengan r pada tab el, yaitu taraf α 5 untuk N= 40 diperoleh nilai r sebesar 0,417. Dari Universitas Sumatera Utara perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa r hitung lebih besar dari r tabel 0,417 0,320. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh positif antara Motivasi terhadap Produktivitas Kerja pegawai pada Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan ”.Hal ini berarti semakin baik motivasi maka semakin baik pula produktivitas kerja pegawai Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan. Dengan kata lain apabila salah satu variabel terjadi peningkatan maka variabel yang berkolerasi juga mengalami peningkatan begitu juga sebaliknya apabila salah satu variabel ayang berkolerasi juga akan mengalami penurunan. Selanjutnya juga digunakan uji-t untuk mengetahui signifikasi koefisien korelasi product moment dan juga menjawab hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Sesuai dengan perhitungan, didapat hasil dari t hitung sebesar 2,821 yang selanjutnya dibandingkan dengan t tabel dengan taraf α sebesar 5 uji satu sisi dan df=38 yang sebesar 2,024. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa t hitung lebih besar dari t tabel 2,821 2,024.Dengan demikian maka Ha diterima, yaitu “terdapat pengaruh positif antara motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan”. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa besarnya pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan Universitas Sumatera Utara sebesar 17,4, dan 82,6 selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Motivasi pegawai Biro Sumber Daya Manusia sudah baik. Hal ini berdasarkan jawaban- jawaban responden mengenai pertanyaan-pertanyaan indikator motivasi yang diperoleh dari lapangan, yaitu sebanyak 45 jawaban berada pada kategori tinggi dan 27,5 jawaban berada pada kategori sangat tinggi Tabel 38. 2. Produktivitas kerja karyawan pada Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan dapat dikatakan sangat baik. Hal ini berdasarkan jawaban-jawaban responden tentang pertanyaan-pertanyaan indikator produktivitas kerja pegawai yang diperoleh dari lapangan, yaitu sebanyak 32,5 jawaban berada pada kategori tinggi dan 27,5 jawaban berada pada kategori sedang Tabel 39. 3. Berdasarkan uji r xy terhadap data menunjukkan bahwa “Ada pengaruh positif motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan”. Pernyataan tersebut diutarakan karena melihat hasil dari r hitung lebih besar dari pada r tabel dan pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai Biro Sumber Daya Manusia dan Biro Kemahasiswaan berada pada kategori sedang. Dengan demikian hipotesa awal yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan dapat diterima. Universitas Sumatera Utara