121
tinggi, namun juga dari keluarga yang berpendapatan rendah. Pendapatan keluarga konsumen beras organik tersebar mulai dari kurang dari 2 juta Rupiah
dengan konsumen sebanyak 20 sampai 33, dan yang terbanyak adalah keluarga dengan pendapatan sebesar 2 juta Rupiah sampai dengan 5 juta Rupiah.
Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa alokasi pendapatan keluarga untuk membeli beras organik tidak tergantung dari pendapatan keluarga.
E. Perbedaan Struktur Fungsi Permintaan Konsumen terhadap Beras Organik
Untuk melihat adanya perbedaan struktur fungsi permintaan terhadap beras organik antara daerah Sragen dengan Surakarta dan Semarang, dilakukan
uji-Chow. Hasil analisis menunjukkan bahwa F-statistik sebesar 3,01 Lampiran 14. Hasil F-statistik tersebut lebih besar dibandingkan dengan F-tabel pada
tingkat kesalahan 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan struktur fungsi permintaan antara Sragen dengan Surakarta dan Semarang.
Dari Tabel 23 dapat diketahui struktur fungsi permintaan konsumen terhadap beras organik. Hasil analisis permintaan yang disajikan dalam Tabel 23
menunjukkan bahwa harga beras organik, referensi keluarga, referensi teman, dan referensi tetangga, serta preferensi konsumen berpengaruh nyata pada analisis
total. Untuk menguji perbedaan struktur fungsi pemintaan yang disebabkan oleh variabel harga beras organik, referensi kelurga, referensi teman dan referensi
tetangga serta preferensi konsumen maka uji-Chow dilanjutkan dengan analisis regresi permintaan dengan memasukkan interaksi antara dummy lokasi Surakarta
Da dan dummy lokasi Semarang Dg dengan variabel harga beras organik Pr, variabel referensi keluarga RefKlg, referensi teman RefTmn, referensi
tetangga RefTtg, dan dengan preferensi konsumen Pf. Adapun model
122
perluasan untuk menganalisis perbedaan struktur fungsi permintaan adalah sebagai berikut.
LnQ
i
= α
0i
+
01i
Da
i
+
02i
Dg
i
+ β
i
Pr
i
+
1i
Da
i
Pr
i
+
2i
Dg
i
Pr
i
+ β
2i
RefKlg
i
+
21i
Da
i
RefKlg
i
+
22i
Dg
i
RefKlg
i
+ β
3i
RefTmn
i
+
31i
Da
i
RefTmn
i
+
32i
Dg
i
RefTmn
i
+ β
4i
RefTtg
i
+
41i
Da
i
RefTtg
i
+
42i
Dg
i
RefTtg
i
+ β
5i
Pf
i
+
51i
Da
i
Pf
i
+
52i
Dg
i
Pf
i
+
Q
Hasil analisis regresi disajikan dalam Tabel 24. Tabel 24. Analisis perbedaan struktur fungsi permintaan beras organik tahun
2011 Variabel
Tanda harapan
Koefisien regresi Ln Harga beras organik
+ 2,2121
Ln Harga beras organik lokasi Surakarta +-
0,15348 E-11 Ln Harga beras organik lokasi Semarang
+- 0,27853 E-11
Referensi keluarga +
0,28584 Referensi keluarga lokasi Surakarta
+- 0,12790 E-12
Referensi keluarga lokasi Semarang +-
0,12790 E-12 Referensi teman
+ 0,25673
Referensi teman lokasi Surakarta +-
0,71054 E-13 Referensi teman lokasi Semarang
+- 0,78160 E-13
Referensi tetangga +
0,22094 Referensi tetangga lokasi Surakarta
+- -0,49738 E-13
Referensi tetangga lokasi Semarang +-
-0,76383 E-13 Preferensi konsumen
+ 0,23549
Preferensi konsumen lokasi Surakarta +-
-0,22027 E-12 Preferensi konsumen lokasi Semarang
+- -0,31264 E-12
Dummy lokasi Surakarta +-
-0,13642 E-10 Dummy lokasi Semarang
+- -0,23647 E-10
Konstanta -18,292 Adj. R2
0,5263 F-statistik
42,324 Sumber: Analisis data primer
Keterangan: = nyata pada tingkat kesalahan 1
Tabel 24 menunjukkan bahwa koefisien regresi interaksi antara referensi teman dengan lokasi Surakarta bertanda positif dan berpengaruh nyata terhadap
variasi permintaan beras organik. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien regresi fungsi permintaan di Surakarta lebih besar dibandingkan dengan Sragen.
123
Koefisien regresi interaksi antara referensi tetangga dengan lokasi Surakarta bertanda negatif dan berpengaruh nyata terhadap variasi permintaan beras
organik. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien regresi fungsi permintaan di Surakarta lebih kecil dibandingkan dengan Sragen.
Koefisien regresi interaksi antara harga beras organik, referensi keluarga, referensi teman dengan lokasi Semarang bertanda positif dan berpengaruh nyata
terhadap variasi permintaan beras organik. Hal ini menunjukkan koefisien regresi permintaan variabel harga beras organik, referensi keluarga dan referensi teman
di Semarang lebih besar dibandingkan dengan Sragen. Koefisien regresi variabel interaksi antara referensi tetangga dan preferensi konsumen dengan lokasi
Semarang bertanda negatif dan berpengaruh nyata terhadap variasi permintaan beras organik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel
referensi tetangga dan preferensi konsumen pada fungsi permintaan di Semarang lebih kecil dibandingkan dengan di Sragen.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa fungsi permintaan terhadap beras organik di Jawa Tengah mempunyai struktur yang berbeda antara Sragen
dengan Surakarta pada variabel referensi teman dan referensi tetangga, serta pada intersep. Fungsi permintaan antara Sragen dengan Semarang mempunyai struktur
yang berbeda pada variabel harga beras organik, referensi keluarga, referensi teman, referensi tetangga, preferensi konsumen dan juga pada intersep.
VII. KESIMPULAN DAN PENERAPAN A.