Perbedaan Struktur Fungsi Harga Hedonik

105 Lebih lanjut Ladd dan Suvannunt 1976 menjelaskan bahwa utilitas konsumen merupakan fungsi dari jumlah barang dan karakteristik dari barang yang dikonsumsi. Dari modelnya, Ladd dan Suvannunt 1976 menyatakan bahwa harga barang berbanding lurus dengan utilitas marjinal dari karakteristik barang tersebut. Dengan demikian, konsumen akan memberikan harga yang lebih tinggi terhadap barang yang mempunyai karakteristik yang lebih baik. Koefisien regresi fungsi harga hedonik dapat diinterpretasikan sebagai besarnya kesediaan konsumen untuk membayar lebih tinggi atas peningkatan karakteristik beras organik. Nilai koefisien ini menunjukkan juga besarnya insentif bagi petani dan pelaku pemasaran untuk meningkatkan kualitas beras organik. Dalam penelitian ini, peningkatan karakteristik dapat dilakukan dengan memperbaiki tingkat karakteristik yang bersangkutan sehingga konsumen memberi penilaian yang lebih baik, atau dapat juga dengan melakukan pembenahan terhadap komunikasi pemasarannya sehingga konsumen memberikan penilaian yang lebih baik terhadap beras organik.

B. Perbedaan Struktur Fungsi Harga Hedonik

Untuk melihat adanya perbedaan struktur fungsi harga hedonik antara daerah Sragen dengan daerah lainnya, dilakukan uji-Chow. Hasil analisis menunjukkan bahwa F-statistik uji-Chow adalah sebesar 4,5785 Lampiran 5. Hasil F-statistik tersebut lebih besar dibandingkan dengan F-tabel pada tingkat kesalahan 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan struktur fungsi harga hedonik antara Sragen dengan Surakarta dan Semarang. Untuk menguji perbedaan struktur fungsi harga hedonik yang maka uji- Chow dilanjutkan dengan analisis regresi yang diperluas. Variabel bebas yang dipilih dalam regresi yang diperluas adalah variabel yang secara konsisten signifikan pada berbagai tempat pengamatan. Menurut Burnett et al., 1995 bila 106 tidak dilakukan pemilihan variabel yang konsisten signifikan, maka hasil regresi akan membawa pada i kesalahan perhitungan terhadap kekuatan event tertentu dan juga ii kesalahan perhitungan terhadap respon, sehingga hasilnya membawa kepada kesimpulan yang keliru. Hasil analisis harga hedonik yang disajikan pada Tabel 18 menunjukkan bahwa butir kepala, butir kapur, tekstur, dan rasa manis secara konsisten berpengaruh secara nyata terhadap harga beras organik analisis harga hedonik. Analisis regresi yang diperluas dilakukan dengan variabel bebas butir kepala Bl, butir kapur Br, tekstur Tk, rasa manis Ms, dan menambahkan interaksi variabel tersebut dengan dummy lokasi Surakarta Da dan dummy lokasi Semarang Dg. Adapun model perluasan untuk menganalisis perbedaan struktur fungsi harga hedonik adalah sebagai berikut. Ln Pr i = α 0i + 01i Da i + 02i Dg i + α 1i Bl i + 11i Da i Bl i + 12i Dg i Bl i + α 2i Br i + 21i Da i Br i + 22i Dg i Br i + α 3i Tk i + 31i Da i Tk i + 32i Dg i Tk i + α 4i Ms i + 41i Da i Ms i + 42i Dg i Ms i + Pr Hasil analisis regresi disajikan dalam Tabel 19. Hasil analisis pada Tabel 19 menunjukkan koefisien regresi variabel interaksi antara butir kepala, butir kapur dengan lokasi Surakarta bertanda positif dan secara statistik berpengaruh nyata terhadap variasi harga beras organik. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel butir kepala dan butir kapur pada fungsi harga hedonik di Surakarta lebih tinggi dibandingkan dengan koefisien regresi di Sragen. Koefisien regresi variabel interaksi antara tekstur dan rasa manis dengan lokasi Surakarta bertanda negatif dan secara statistik berpengaruh nyata terhadap variasi harga beras organik. Hasil analisis ini 107 menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel tekstur dan rasa manis di Surakarta lebih rendah dibandingkan dengan Sragen. Tabel 19. Analisis perbedaan struktur fungsi harga hedonik pada beras organik tahun 2011 Variabel bebas Tanda harapan Koefisien regresi Butir kepala + 0,0397 Butir kepalalokasi Surakarta +- 0,34694 E-15 Butir kepalalokasi Semarang +- 0,13878 E-15 Butir kapur - -0,030614 Butir kapur lokasi Surakarta +- 0,13878 E-15 Butir kapur lokasi Semarang +- 0,27756 E-16 Tekstur + 0,028906 Teksturlokasi Surakarta +- -0,11102 E-15 Teksturlokasi Semarang +- 0,90206 E-16 Rasa manis + 0,38474 Rasa manislokasi Surakarta +- -0,10408 E-15 Rasa manislokasi Semarang +- -0,16653 E-15 Dummy lokasi Surakarta +- -0,66613 E-15 Dummy lokasi Semarang +- -0,33307 E-15 Konstanta 8,8392 Adj. R2 0,8016 F-statistik 188,907 Sumber: Analisis data primer Keterangan: = nyata pada tingkat kesalahan 10 = nyata pada tingkat kesalahan 5 = nyata pada tingkat kesalahan 1 Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel interaksi butir kepala dan butir kapur dengan lokasi Semarang bertanda positif dan berpengaruh nyata terhadap variasi harga beras organik. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel butir kepala dan butir kapur pada fungsi harga hedonik di Semarang lebih tinggi dibandingkan dengan koefisien regresi di Sragen. Koefisien regresi variabel interaksi antara rasa manis dengan lokasi Semarang bertanda negatif dan secara statistik berpengaruh nyata terhadap variasi harga beras organik. 108 Hasil analisis ini menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel rasa manis di Semarang lebih rendah dibandingkan dengan Sragen. Variabel interaksi variabel interaksi antara butir kepala dan tekstur dengan lokasi Semarang secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap variasi harga beras organik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel butir kepala dan tekstur pada analisis harga hedonik di Semarang tidak berbeda dengan Sragen. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa fungsi harga hedonik di Sragen dengan Surakarta mempunyai struktur yang berbeda yang diakibatkan oleh variabel butir kepala, butir kapur, tekstur, dan rasa manis, serta intersep. Fungsi harga hedonik di Sragen dan Semarang mempunyai struktur yang berbeda yang diakibatkan oleh variabel butir kapur dan rasa manis serta intersep.

C. Analisis Preferensi Konsumen terhadap Beras Organik