Sanitasi Ruang Mesin Fasilitas Medis

Universitas Sumatera Utara certificates. Keadaan tersebut dapat dilihat dari kondisi ruangan yang bersih, dan pertukaran udara menggunakan AC. Geladak terbagi atas 2 bagian yaitu geladak bagian dalam kapal dan luar kapal. Kondisi kebersihan geladak harus selalu diperhatikan. Oleh karena itu pada kapal penumpang telah banyak disediakan tempat sampah agar para penumpang kelas ekonomi tidak kesulitan menemukan tempat sampah. Namun yang kerap kali menjadi masalah adalah kondisi geladak menjadi becek dan kotor akibat penumpang yang keluar masuk kamar mandi dengan menggunakan alas kaki seperti sepatu dan sandal. Ditambah lagi alas pengering kaki keset kaki yang disediakan hanya terbuat dari kardus bekas. Kondisi geladak bagian luar kapal penumpang dalam keadaan bersih dan dilengkapi dengan tempat sampah.

G. Sanitasi Ruang Mesin

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sanitasi ruang mesin seluruh kapal yang menjadi objek penelitian sudah memenuhi syarat kesehatan, karena seluruh komponen yang dinilai sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Handbook for inspection of ships and issuance of ship sanitation certificates. Keadaan tersebut dapat dilihat dari kondisi ruangan yang bersih, pertukaran udara baik yaitu dengan menggunakan exhauster, dan pencahayaan cukup. Ruang mesin yang memenuhi syarat terutama dalam hal pencahayaan, menjadi aman bagi petugas di ruang mesin dalam memantau dan memeriksa keadaan mesin. Selain itu pertukaran udara yang baik juga dapat mencegah terjadinya ketidaknyamanan akibat kondisi panas dari mesin. Universitas Sumatera Utara

H. Fasilitas Medis

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas medis kapal penumpang sudah memenuhi syarat kesehatan, karena seluruh aspek yang dinilai sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Handbook for inspection of ships and issuance of ship sanitation certificates. Keadaan tersebut dapat dilihat dari tersedianya dokter, perawat, tenaga terlatih hingga ruang pemeriksaan khusus. Namun pada kapal barang hanya menyediakan tenaga P3K terlatih termasuk dengan alat P3K dan beberapa bahan obat-obatan. Kapal barang tersebut tidak menyediakan tempat pemeriksaan khusus. Fasilitas medis penting untuk pengawasan dan pengendalian penyakit diatas kapal. Menurut WHO 2011, menyatakan bahwa semua kapal dianjurkan untuk memiliki lemari obat, peralatan medis dan panduan medis. Namun peraturan nasional tidak mewajibkan semua kapal melainkan dengan mempertimbangkan jenis kapal, jumlah orang di kapal, tujuan dan lamanya perjalanan di atas kapal. Untuk kapal yang mengangkut 100 orang atau lebih wajib membawa seorang dokter serta menyediakan seluruh kebutuhan peralatan medis.

5.1.2 Keberadaan Vektor Pembawa Penyakit Di Kapal

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan vektor pada kapal penumpang dan kapal barang tidak memenuhi syarat kesehatan. Meskipun vektor larva nyamuk dan tikus tidak ditemukan, namun masih ditemukan vektor lalat dan kecoak diatas kapal. Indeks lalat pada ruang makan kantin kapal penumpang dalam skala 2 dan termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan kecoak yang ditemukan pada ruang dapur dan gudang kapal yaitu sebanyak 5 ekor Universitas Sumatera Utara atau dalam kategori tinggi. Indeks lalat pada pada ruang makan kantin kapal barang dalam skala 1-2 ekor dan termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan kecoak yang ditemukan pada ruang dapur dan gudang kapal yaitu sebanyak 3 ekor atau dalam kategori rendah. Keberadaan lalat Musca domestica berhubungan dengan adanya sampah yang dihasilkan di atas kapal. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi tempat perkembangbiakan vektor. Lalat merupakan vektor yang dapat memindahkan bakteri penyebab penyakit sehingga menimbulkan gangguan kesehatan pada penghuni kapal. Lalat dapat menyebarkan penyakit karena mereka makan sangat bebas, yaitu memakan makanan manusia dan sisa makanan yang dibuang. Lalat akan mengambil patogen pada waktu hinggap dan makan, kemudian patogen terikut pada permukaan luar tubuh lalat. Penularan terjadi karena kontak lalat dengan manusia atau makanannya. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan lalat, melalui saluran pencernaan seperti : disentri, diare, kolera, dan infeksi tertentu seperti: trakoma, konjungtivitis, polio dan infeksi kulit. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya hal tersebut, pihak ABK wajib memperhatikan kebersihan kapal agar terbebas dari tempat perkembangbiakan vektor seperti lalat. Penanganan sampah yang benar juga dianjurkan agar sampah tidak menimbulkan bau busuk yang mengundang datangnya lalat Musca domestica. Proses desinseksi juga dapat dilakukan untuk menghilangkan lalat Musca domestica. Keberadaan kecoak Periplaneta americana didominasi karena terdapat ruangan yang kotor, gelap dan lembab. Karena sesuai dengan sifatnya, kecoak Universitas Sumatera Utara sangat suka tempat yang kotor, gelap dan lembab. Kecoak mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit. Peranan tersebut antara lain : 1. Sebagai vektor mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen. 2. Sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing. 3. Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan pembengkakan kelopak mata. Vektor ini dapat memindahkan beberapa mikro organisme patogen antara lain, streptococcus, salmonella dan mikroorganisme lainnya sehingga mereka berperan dalam penyebaran penyakit antara lain, disentri, diare, cholera, hepatitis A, dan polio pada anak-anak. Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme patogen sebagai bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana organisme tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoak. Kemudian melalui organ tubuh kecoak, organisme sebagai bibit penyakit tersebut mengkontaminasi makanan. Oleh karena itu pintu dapur dan gudang harus menggunakan pintu self closing dan area sekitar ditutup dengan rapat untuk mencegah masuknya vektor seperti kecoak Periplaneta americana. Sama halnya seperti lalat, proses desinseksi juga dapat dilakukan untuk menghilangkan kecoak Periplaneta americana.

5.1.3 Kondisi Pengelolaan Makanan dan Minuman Di Kapal A. Pengelolaan Makanan Di Kapal

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan makanan pada kapal penumpang memenuhi syarat kesehatan, karena seluruh komponen yang dinilai sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Handbook for Universitas Sumatera Utara inspection of ships and issuance of ship sanitation certificates. Pengolahan makanan pada penumpang kelas 1 dan 2 berbeda dengan pengolahan makanan pada penumpang kelas ekonomi. Pengolahan makanan pada penumpang kelas 1 dan 2 dilakukan dari mulai tahap pencucian bahan makanan hingga penyajian makanan yang disajikan di restoran. Sedangkan pengolahan makanan kelas ekonomi dilakukan dengan memanaskan makanan setengah jadi yang sebelumnya sudah diolah dan diletakkan dalam wadah plastik dengan penutup alumunium foil. Seluruh bahan makanan bersumber dari perusahaan yang memiliki izin. Pada ruang pengolahan makanan terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun. Penjamah makanan dalam kondisi sehat dan menggunakan baju yang bersih khusus. Namun, tidak menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan dan penutup kepala. Pengolahan makanan pada kapal barang dilakukan dari mulai tahap pencucian bahan makanan hingga penyajian makanan yang dilakukan oleh para ABK secara bergantian sesuai dengan tugas piket yang telah dijadwalkan. Penjamah makanan dalam kondisi sehat, namun tidak menggunakan baju yang khusus digunakan hanya pada saat mengolah makanan, tidak menggunakan sarung tangan, ataupun pelindung kepala. Penggunaan baju yang bersih, pelindung kepala, dan sarung tangan dapat mengurangi potensi risiko terjadinya kontaminasi makanan yang berasal dari rambut dan kuman ataupun toksin yang terdapat pada tangan maupun pada baju yang digunakan penjamah makanan, sehingga dapat menyebabkan gangguan pencernaan hingga keracunan makanan. Oleh karena itu, sangat dianjurkan Universitas Sumatera Utara menggunakan baju bersih yang khusus digunakan pada saat mengolah makanan, menggunakan sarung tangan, dan penutup kepala untuk mencegah terkontaminasinya makanan yang dapat berasal dari rambut dan bakteri yang ada di tangan para penjamah makanan.

B. Penyediaan Air Minum