Pengendalian Kecoa Pengendalian Vektor Penular Penyakit

Universitas Sumatera Utara 2. Penggunaan kawat kasa pada pintu dan jendela rumah mengurangi masuknya lalat ke dalam rumah. Pengendalian secara mekanik, yaitu membunuh lalat dengan alat pembunuh lalat seperti sapu lidi kecil atau alat lainnya yang dapat dengan mudah dipakai untuk membunuh lalat yang ada dalam rumah. 3. Penggunaan zat penarik lalat juga dapat mengurangi populasi lalat. Perangkap lampu ultraviolet dapat dipergunakan dalam rumah untuk menarik lalat rumah dan kemudian mereka jatuh ke bawah dan tertampung dalam suatu cairan yang mengandung insektisida. Demikian juga dengan penggunaan insektisida, yaitu aerosol seperti “Baygon”, “Mortin”, dan penyemprotan dengan permethrin. Di tempat-tempat pembuangan sampah dapat menggunakan asam borat.

2.3.4 Pengendalian Kecoa

Menurut Depkes RI 2002, kecoa merupakan serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit, alat angkut, gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain. Serangga ini sangat dekat hidupnya dengan manusia, menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat makanan, hidupnya berkelompok, dapat terbang aktif pada malam hari seperti di dapur, tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air kotor. Umumnya menghindari cahaya, siang hari bersembunyi di tempat gelap dan sering bersembunyi di celah-celah. Serangga ini dikatakan pengganggu karena mereka Universitas Sumatera Utara biasa hidup di tempat kotor dan dalam keadaan tertentu mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap. Jenis-jenis kecoa yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat dan tempat hidupnya pada umumnya berada di dalam lingkungan manusia dan khususnya di dalam lingkungan kapal antara lain : German cockroach Blatella germanica, American cockroach Periplaneta americana, Oriental cockroach Blatta orientalis Brown-banded cockroach Supella longipalpa, Australian cockroach Periplaneta fuliginosa dan Brown cockroach Periplanetabrunnea Aryati, 2005. Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit. Peranan tersebut antara lain : a Sebagai vektor mekanik bagi beberapa mikroorganisme patogen. b Sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing. c Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan pembengkakan pada kelopak mata. Menurut Aryati 2005, penularan penyakit dapat terjadi melalui bakteri penyebab penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana bakteri tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian melalui organ tubuh kecoa, selanjutnya bakteri tersebut mengkontaminasi makanan. Vektor yang paling sering dijumpai di atas kapal adalah kecoa. Pada umumnya kecoa merupakan binatang yang aktif pada malam hari. Pada siang hari mereka bersembunyi di dalam lubang atau celah-celah tersembunyi. Kecoa yang menjadi permasalahan dalam kesehatan manusia adalah kecoa yang sering Universitas Sumatera Utara berkembangbiak dan hidup di sekitar makhluk hidup yang sudah mati. Aktivitas kecoa kebanyakan berkeliaran di dalam ruangan melewati dinding, pipa-pipa atau tempat sanitasi. Kecoa dapat mengeluarkan zat yang baunya tidak sedap sehingga kita dapat mendeteksi tempat hidupnya. Jika dilihat dari kebiasaan dan tempat hidupnya, sangat mungkin kecoa dapat menularkan penyakit pada manusia. Bakteri yang menempel pada tubuhnya yang dibawa dari tempat-tempat yang kotor akan tertinggal atau menempel di tempat yang dia hinggapi. Menurut Depkes RI Tahun 2002 yang dikutip oleh Sembiring 2003, strategi pengendalian kecoa ada 4 cara, yaitu : 1 Pencegahan Cara ini termasuk melakukan pemeriksaan secara teliti barang-barang atau bahan makanan yang akan dinaikkan ke atas kapal, serta menutup semua celah- celah, lubang atau tempat-tempat tersembunyi yang bisa menjadi tempat hidup kecoa dalam dapur, kamar mandi, pintu dan jendela, serta menutup atau memodifikasi instalasi pipa sanitasi. 2 Sanitasi Cara kedua ini termasuk memusnahkan makanan dan tempat tinggal kecoa antara lain, membersihkan sisa-sisa makanan di lantai atau rak, segera mencuci peralatan makan setelah dipakai, membersihkan secara rutin tempat-tempat yang menjadi persembunyian kecoa seperti tempat sampah, di bawah kulkas, kompor, perabotan, dan tempat tersembunyi lainnya. Jalan masuk dan tempat hidup kecoa harus ditutup, dengan cara memperbaiki pipa yang bocor, membersihkan saluran air drainase, bak cuci piring dan washtafel. Pemusnahan tempat hidup kecoa Universitas Sumatera Utara dapat dilakukan juga dengan membersihkan lemari pakaian atau tempat penyimpanan kain, tidak menggantung atau segera mencuci pakaian kotor dan kain lap yang kotor. 3 Trapping Perangkap kecoa yang sudah dijual secara komersil dapat membantu untuk menangkap kecoa dan dapat digunakan untuk alat monitoring. Penempatan perangkap kecoa yang efektif adalah pada sudut-sudut ruangan, di bawah washtafel dan bak cuci piring, di dalam lemari, di dalam basement dan pada lantai di bawah pipa saluran air. 4 Pengendalian dengan insektisida Insektisida yang banyak digunakan untuk pengendalian kecoa antara lain : Clordane, Dieldrin, Heptachlor, Lindane, golongan organophosphate majemuk, Diazinon, Dichlorvos, Malathion dan Runnel. Penggunaan bahan kimia insektisida ini dilakukan apabila ketiga cara di atas telah dipraktekkan namun tidak berhasil. Disamping itu bisa juga diindikasikan bahwa pemakaian insektisida dapat dilakukan jika ketiga cara tersebut di atas pencegahan, sanitasi, trapping dilakukan dengan cara yang salah atau tidak pernah melakukan sama sekali. Celah-celah atau lubang-lubang dinding, lantai dan lain-lain merupakan tempat persembunyian yang baik. Lubang-lubang yang demikian hendaknya ditutupditiadakan atau diberi insektisida seperti Natrium Fluoride beracun bagi manusia, serbuk Pyrethrum dan Rotenone, Chlordane 2,5 , efeknya baik dan tahan lama sehingga kecoa akan keluar dari tempat-tempat persembunyiannya. Tempat-tempat tersebut kemudian diberi serbuk insektisida dan apabila Universitas Sumatera Utara investasinya sudah sangat banyak maka pemberantasan yang paling efektif adalah dengan fumigasi.

2.3.6 Pengendalian Pinjal Pada Tikus