18 1 Penilaian formatif
“Formatif adalah jenis penilaian yang dilaksanakan setelah selesai pokok bahasan tertentu, yaitu untuk mengetahui seberapa
jauh pokok bahasan yang baru saja diberikan telah diberikan oleh siswa”.
34
2 Sub-sumatif sejumlah pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh
gambaran daya serap siswa agar meningkatkan hasil belajar prestasi belajar siswa.
3 Penilaian sumatif “Penilaian sumatif adalah tes yang dilaksanakan pada akhir
priode tertentu, untuk mengetahui daya serap siswa terhadap keseluruhan pokok bahasan yang dipaketkan untuk satu priode
tertentu”.
35
Menurut peneliti terdapat beberapa teknik untuk melakukan evaluasi yaitu: melakukan evaluasipenilaian dilihat dari segi waktu
pelaksanaanya terbagi 3 bagian yaitu: formatif, sub-sumatif, dan sumatif.
5. Metode Pembelajaran IPS
Metode adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sehingga semakin baik penggunakan metode mengajar maka
berhasil tujuan yang akan dicapai, artinya apabila guru dapat memilih metode dengan tepat yang disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid,
situasi, kondisi, media pengajaran maka semakin berhasil tujuan pengajaran yang ingin dicapai.
a. Metode Ceramah Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan
pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung sekelompok siswa. Teknik ini banyak dipakai dalam segala kegiatan
34
Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran,…, h. 140-141
35
Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran,…, h. 141
19 baik di sekolah, kursus-kursus atau penataran untuk menyajikan secara
lisan tentang informasi suatu mata pelajaran.
36
b. Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode ini
dimaksudkan untuk merangsang untuk berpikir dan membimbing peserta didik dalam mencapai kebenaran.
37
c. Metode Diskusi Metode diskusi adalah cara mengajar dengan jalan mendiskusikan
suatu topik mata pelajaran tertentu, sehingga menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid. Dalam metode ini semua anak
diikut sertakan aktif.
38
d.
Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
39
.
e.
Metode Penugasan Metode penugasan tidak sama dengan istilah pekerjaan rumah, tapi jauh lebih
luas. Tugas dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakan dan tempat lainnya. Metode penugasan untuk merangsang anak aktif belajar baik secara individu atau
kelompok. Oleh karena itu, tugas dapat dikerjakan secara individu maupun secara kelompok.
40
Pemilihan dan penentuan metode pembelajaran metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui
seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan interaksional khusus. Winarno mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
36
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, h. 145
37
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 62
38
Abdul Azis Wahab, Metode dan Model-Model Mengajar, Bandung: Alfabeta, 2007,… h.100
39
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan…, h. 150
40
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 64
20 a.
Anak didik Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pedidikan
diruang kelas guru berhadapan dengan jumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang berlainan.
b.
Tujuan Tujuan adalah sasaran yang ingin dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar perumusan tujuan interuksional khusus, misalnya akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang ingin dikehendaki
oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.
c.
Situasi Situasi adalah kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak
selamanya sama dari hari-kehari
d.
Fasilitas Fasilitas adalah kelengkapan menunjang belajar anak didik di sekolah
lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode pengajaran.
e.
Guru Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi,
kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode itulah yang bisa
dirasakan oleh mereka yang bukan berlatar belakang pendidikan guru. Apabila belum memiliki pengalaman yang memadai.
41
B.
Hakikat Sekolah Alam
1.
Pengertian Sekolah Alam
Melihat dari suku katanya Sekolah Alam merupakan gabungan dari kata sekolah dan alam. Kata ‘sekolah’ dapat dijelaskan sebagai usaha menuntut kepandaian atau
pengetahuan, tanpa menyebutkan persyaratan bagaimana dan dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.
42
Sedangkan alam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di bumi atau di langit.
43
Dari pengertian sekolah dan alam di atas, sekolah alam adalah sebagai usaha untuk menuntut kepandaian atau pengetahuan yang dilakukan dengan alam terbuka
langit dan bumi sebagai objek utamanya. Menurut Efriyani Djuwita, seorang psikolog Perkembangan Anak dan staf
pengajar Fakultas Psikologi UI, menyatakan bahwa ”Sekolah Alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama dalam
pembelajaran siswa didiknya”.
44
Dari pengertian ini, Sekolah Alam merupakan sekolah dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, dengan menggunakan alam
41
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Pt. Rineka Cipta. 2002 h.85-92
42
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1988,h. 796
43
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, edisi ke-2, 1995, h.22
44
http:abudira.wordpress.com20090317apa-itu-sekolah-alam diakses 24022011
21
sebagai media utama pembelajaran agar siswa lebih semangat, lebih kreatif dan tidak bosan karena anak lebih banyak belajar dari pengalaman.
Loula Maretta mengatakan bahwa ”Sekolah Alam adalah salah satu cara tepat untuk mendidik anak bangsa menjadi pemimpin dunia. Dimana alam mendekatkan
mereka pada pencipta-Nya dan mengajarkan mereka untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan”.
45
Dari pendapat ini, Sekolah Alam merupakan salah satu cara untuk mendidik anak agar tumbuh menjadi manusia yang berkarakter tidak hanya menjadi khalifah di
bumi yang mampu mencintai dan memelihara alamnya sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan.
Sekolah Alam adalah sekolah alternatif yang berbasis kurikulum alam.
46
Sekolah Alam adalah sebuah impian yang menjadi kenyataan bagi mereka yang menginginkan perubahan dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang diharapkan tidak
sekedar perubahan sistem, metode dan target pembelajaran, melainkan paradigma pendidikan yang mengarah pada perbaikan mutu dan hasil pendidikan itu sendiri.
47
Sekolah Alam adalah sekolah yang menngunakan konsep pendidikan berbasis alam semesta yang diambil dari nilai-nilai Al-Quran dan As-Sunnah. Secara khusus
tujuan pendidikan Sekolah Alam komunitas sekolah alam, 2005 adalah membantu anak didik untuk tumbuh menjadi manusia yang berkarakter, yaitu individu yang mampu
memanfaatkan, mencintai dan memelihara lingkungannya. Hal ini didasarkan pada hakikat penciptaan manusia adalah untuk menjadikan khalifah dimuka bumi.
Proses belajar di Sekolah Alam menggunakan konsep fun learning belajar menyenangkan di alam terbuka memandang konsep proses belajar ini sebagai salah satu
cara memperkecil kemungkinan suasana penuh tekanan dan kebosanan. Untuk mendukung konsep tersebut, maka Sekolah Alam meggunakan metode spider web yaitu
metode yang mengintegrasikan tema dalam semua mata pelajaran. Dengan demikian, pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bersifat integratif, aplikatif, dan
komprehensif. Metode ini, siswa dikembangkan jiwa keingin tahuannya melalui observasi
melihat, menyentuh, dan merasakan membuat hipotesis, serta berpikir ilmiah sehingga siswa dapat memahami potensi sendiri. Sekolah Alam mengajarkan siswa belajar tidak
hanya berdasarkan atau mengandalkan text book, tetapi belajar dengan aktif dengan situasi, kondisi, komunikasi antara siswa dan guru yang menyenangkan tentunya
diharapkan akan memberikan motivasi belajar yang menyenangkan, dukungan
45
http:sacikeas.com diakses 24022011
46
Santoso Budi Satmoko, Sekolah Alternatif Mengapa Tidak, Yogyakarta: Diva Press.2010.h 9.
47
http:ismadiary.blogspot.com diakses 23022011
22
komunikasi yang hangat antara guru dan siswa memudahkan anak dalam beradaptasi dan memahami dirinya sendiri.
48
Berdasarkan pengertian menurut para ahli yang ada diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Sekolah Alam adalah bentuk pendidikan alternatif yang
menggunakan konsep berbasis kurikulum alam sebagai media utama pembelajaran siswa.
2.
Karakteristik Sekolah Alam
Satmoko Budi Santoso dalam bukunya yang berjudul Sekolah Alternatif Mengapa Tidak. Membedakan 9 karakteristik Sekolah Alam yaitu diantaranya adalah:
a.
Sekolah Alam cenderung memberikan kebebasan kreatifitas anak sehingga anak menemukan sendiri dan kemampuan berlebih yang
dimilikinya.
b.
Konsep pembelajaran sambil bermain cenderung menjadikan pemahaman sekolah bukan merupakan beban, melainkan hal yang menyenangkan.
Sekolah Alam, orentasinya memfokuskan kepada kelebihan yang dimiliki anak dengan metode pencarian yang tidak baku dan relatif menyenangkan
diterima anak lewat bentuk-bentuk permainan.
c.
Guru atau tenaga pengajar sekolah berbasis alam, guru-guru atau fasilitator memiliki akhlak yang baik, kreatifitas, dan mampu memberikan
rangsangan perkembangan atau menjadi patner yang baik bagi anak-anak atau remaja binaanya.
d.
Metodelogi pembelajaran yang diterapkan cenderung mengarah pada pencapaian logika berpikir dan inovasi yang baik dalam bentuk action
learning praktek nyata. Bentuk kurikulumnya bisa saja 40 dan 60. Artinya, 40 adalah teori dan 60 adalah praktik.
e.
Pada Sekolah Alam juga dipersiapkan perlengkapan perpustakaan yang baik dan buku-buku rujukan dari berbagai sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan untuk mendukung perjalannya praktek metodelogi action learning.
f.
Yang menarik dari Sekolah Alam, bukan saja murid yang belajar. Guru pun dituntut untuk terus belajar. Yang ditanamkan adalah bahwa pada
dasarnya, semua makhluk berkewajiban untuk belajar. Yang juga ditanamkan pada Sekolah Alam bahwa pelajaran yang ada bukanlah
hanya mengejar nilai, namun yang penting adalah memahami seberapa jauh proses belajar tersebut dapat dinikmati dan diterapkan dengan baik.
g.
Sekolah yang berbasis alam pastilah dilingkupi berbagai macam pepohonan yang ada disekitarnya, misalnya area apotik hidup, pohon
kelapa, pisang, ketela, padi, jambu, rambutan, mangga dan sebagainya.
h.
Materi pembelajaran tentu saja disesuaikan dengan kompetensi kurikulum pada rentang waktu tertentu dan terperogram secara matang. Misalnya,
pada bulan tertentu, kurikulum teori dan praktik pembelajarannya diarea apotek hidup atau di kebun.
i.
Untuk mengukur sejauh mana motivasi murid diterima dipublik, maka sekali dalam satu semester enam bulan sekali, biasanya diadakan
evaluasi. Misalnya dengan mengadakan pasar murah, pameran produksi
48
http:sekolahalam.blogspot.comJumat 14052004 diakses 23022011
23
pertanian, maupun pameran produksi pertukangan. Dalam momen inilah hasil karya sang murid akan mendapatkan apresiasi yang sesuai dengan
karya ciptaanya.
49
Berdasarkan karakteristik diatas maka peneliti dapat menyimpulkan sejumlah karakteristik kelebihan-kelebihan yang berkaitan dengan keberadaan Sekolah Alam.
3.
Kurikulum Sekolah Alam
Sekolah Alam Ciganjur, mengaku tetap mengacu pada kurikulum Depdiknas. Namun, sekolah ini juga meramu sendiri kurikulum sesuai
dengan tujuan sekolah. Ujian nasional tetap dilaksanakan, termasuk ujian- ujian semester. Uniknya, hasil penilaian bukan berdasarkan deretan
angka-angka. Bisa di bilang belajar di Sekolah Alam lebih banyak praktiknya. Beberapa pelajaran seperti matematika dan biologi dilakukan
dengan praktek langsung. Bahkan menariknya, ada juga program magang yang biasanya dilakukan oleh siswa SMK atau mahasiswa. Contohnya
cara membuat pupuk dan pembibitan ikan lele.
50
4.
Pembelajaran di Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini antara lain adalah Fr. Finger 1808-
1888 di Jerman dengan “Heimatkunde” pengalaman sekitar. Beberapa prinsip pengajaran alam sekitar menurut Syaiful Sagala adalah:
a.
Dengan pengajaran alam sekitar, guru dapat memperagakan secara langsung sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar pengajaran.
b.
Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja.
c.
Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas, yaitu suatu bentuk dengan ciri-ciri tidak mengenai pembagian
mata pelajaran dalam daftar pelajaran, suatu pengajaran yang menarik minat karena segala sesuatu dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang
menarik perhatian anak dan diambil dari alam sekitarnya, suatu pengajaran yang memungkinkan segala bahan pengajaran berhubung-
hubungan satu sama lain.
d.
Pengajaran alam sekitar memberikan kepada anak bahan apersepsi intelektual yang kokoh dan tidak verbalitas.
e.
Pengajaran alam sekitar memberikan apresiasi emosional karena alam sekitar mempunyai ikatan emosional dengan anak.
51
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan dengan media pembelajaran alam sekitar guru dapat memperagakan langsung pengajaran kepada siswa
49
Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif Mengapa Tidak, Yogyakarta: Diva Press.2010.h 13-17
50
Purnama dian,Cermat Memilih Sekolah Menengah Yang Tepat,Jakarta:Gagasan Media,2010,cet.1,hal 87
51
Syaiful Sagala, ,Konsep dan Makna Pembelajaran,Bandung:Alfabeta,2007, h. 180
24
sehingga siswa termotivasi lebih aktif atau giat, tidak hanya duduk, dengar dan catat saya dalam belajar.
5.
Belajar Berkat Pengalaman
Tidak ada yang menyangka bahwa pengetahuan berasal dari buku-buku dan tidak mengetahui bahwa pengetahuan dalam buku-buku itu mula-mula berasal dari
pengalaman. Semakin kongkrit pengalaman yang diberikan oleh guru akan lebih menjamin terjadinya proses belajar.
52
Akan tetapi kebanyakan pengetahuan harus diperoleh melalui pengalaman tak langsung. Pengalaman itu terbagi dua, yaitu
pengalaman langsung dan tidak langsung misalnya mengamati suatu peristiwa membaca uraian tentang manusia, menggunakan peta, melihat foto tentang kejadian manusia.
Pengalaman belajar kongkrit yang secara langsung dialami siswa paling besar dan banyak memperoleh manfaat dengan cara mengalaminya sendiri, Edger Dale
mengadakan klisifikasi pengamalan menurut tingkat menurut tingkat, dari yang paling kongrit ke paling abstrak. Berikut ini kerucut pengalaman Edger Dale yang dimaksud:
Diagram 1.1 Kerucut Pengalaman Belajar
53
Keterangan:
1.
Apabila kita melakukan kegiatan membaca maka kita akan ingat 10 dari apa yang kita baca.
52
Dwiningsih, Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Interbook, 2010, cet. I, h 88.
53
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat: Gaung Persada Press,2008, h. 18-19.
Baca
Visual 10
Dengar
Berbuat 20
Lihat 30
Lihat dan Dengar 40
Katakan 70
Katakan dan Lakukan 90
Modus Yang kita ingat:
Verbal
25 2.
Apabila kita melakukan mendengar maka kita ingat 20 dari apa yang kita dengar.
3.
Apabila kita melakukan kegiatan melihat maka kita ingat 30 dari apa yang kita lihat.
4.
Apabila kita melakukan kegiatan melihat dan mendengar maka kita ingat 40 dari apa yang kita lihat dan dengar.
5.
Apabila kita melakukan kegiatan mengatakan maka kita ingat 70 dari apa yang kita katakan.
6.
Apabila kita melakukan kegiatan mengatakan dan melakukan maka kita akan ingat 90 dari apa yang kita katakan dan lakukan.
Dapat peneliti analisis dari penjelasan diatas bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung. Semakin siswa mengalami sendiri
apa yang dipelajari, maka semakin kongkrit pengetahuan yang diperoleh semakin siswa tidak mengalami sendiri apa yang dipelajari maka semakin sedikit pengetahuan yang
diperoleh.
6.
Outbound
Kegiatan outbound berawal dari sebuah pengalaman sederhana seperti bermain. Bermain juga membuat setiap anak merasa senang, dan bahagia. Dengan bermain anak
dapat belajar menggali dan mengembangkan potensi, dan rasa ingin tahu serta meningkatkan rasa percaya dirinya. Oleh karena itu, bermain merupakan fitrah yang
dialami setiap anak. Pengalaman merupakan guru dalam proses pembelajaran secara alami.
Bentuk kegiatannya berupa simulasi kehidupan melalui permainan-permainan games yang kreatif, rekreatif, dan edukatif, baik secara indifidual maupun kelompok,
dengan tujuan untuk pengalaman diri personal development maupun kelompok team development.
54
Dalam perkembangannya, di Indonesia pengertian outbound mengalami mertaforfosis yang variatif. Nilainya tak lagi sekedar semacam piknik atau selingan
hiburan pengisi waktu luang semata. Terlebih lagi, dalam era global seperti saat ini, banyak yang menepatkan tradisi pembelajaran dengan tidak lagi terkungkung di dalam
kelas. Pemikiran dan pandangan mengenai pengertian otbound yaitu seperti. ”Outbound merupakan pelatihan manajemen diri yang memadukan oleh pikir,
rasa, dan raga yang diadakan di alam terbuka dan dikondisikan diluar kebiasaan. Seperti
54
Badiatul Muchlisin Asti,Fun Outbound,Yogyakarta:DIVA Pres,2009. Cet I, h11
26
orang yang bekerja meninggalkan kebiasaannya berada, berpikir dan berbuat kemudian ia mengganti cara berpikir dan cara berbuat tersebut untuk mendapatkan hal-hal baru.”
55
“Outbound adalah kegiatan pelatihan di luar ruangan atau di alam terbuka outdoor yang menyenangkan dan penuh tantangan.”
56
Secara teori, kegiatan yang disebut sebagai “outbound” adalah kegiatan luar ruangan yang tujuannya untuk relaks dan santai, dengan rangkaian petualangan atau
permainan yang relatif ringan. Sedangkan istilah outbond yang sering digunakan merupakan kegiatan luar ruangan yang disodorkan petualangan yang memiliki tingkat
kesulitan tertentu sehingga mampu memacu aliran adrenalin.
57
Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu semangat belajar. Outbound merupakan sarana penambah wawasan pengetahuan yang
didapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat memacu semangat dan kreativitas seseorang.
Oleh karena itu, Kimpraswil menyatakan bahwa outbound adalah usaha olah diri olah pikir dan olah fisik yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan
motivasi, kinerja dan prestasi dalam rangka melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi secara lebih baik lagi.
58
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa outbond adalah kegiatan yang dilakukan di alam terbuka outdoor untuk melatih manajemen diri melalui
serangkaian permainan dengan tingkat kesulitan yang relatif.
a.
Manfaat Outbound Apa pun jenisnya, outbound dengan berbagai jenis petualangan adventure
dan permainan games yang bisa dijalankan sebenarnya memiliki manfaat yang beragam, diantaranya:
1
Komunikasi efektif effective communication.
2
Pengembangan tim team building.
3
Pemecahan masalah problem solving.
4
Kepercayaan diri self confidence
5
Kepemimpinan leadership
6
Kerja sama sinergi.
7
Permainan yang menghiburmenyenangkan fun game
8
Konsentrasifokus concentration
9
Kejujuransportivitas.
59 55
http:kerockan.blogspot.com200905pengertian-outbound-yang-sebenarnya.html diakses 19022011
56
Badiatul Muchlisin Asti,Fun Outbound..., h 11
57
Agustinus Susanta,Outbound Profesionak,Yogyakarta:CV Andi Offest,2010.h, 8
58
http:greencamp8.blogspot.com200905 definisi dan manfaat outbound diakses 4022011
59
Badiatul Muchlisin Asti,Fun Outbound..., h 22
27
Peneliti simpulkan berdasarkan manfaat pelatihan outbound dijelaskan diatas, diharapkan lahir pribadi-pribadi baru yang penuh motivasi, berani,
percaya diri, berpikir kreatif, memiliki rasa kebersamaan, tanggung jawab, kooperatif, rasa saling percaya, dan lain-lain.
b.
Pembagian Outbound Pembagian outbound yaitu:
1
Real Outbound Peserta memerlukan ketahanan dan tantangan fisik besar untuk
menjalani petualangan yang mendebarkan dan penuh tantangan.
2
Fun Outboundsemi outbound Kegiatan di alam terbuka yang hanya melibatkan permainan ringan,
menyenangkan, dan resiko kecil atau sedang, namun tetap bermanfaat bagi pengembangan peserta, khususnya dari sosialinteraksi dengan
sesama.
60
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
60
Agustinus Susanta,Outbound Profesional…., h .11.