Kebersihan Pakaian Responden Personal Hygiene Responden .1 Kebersihan Kulit Responden

tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Hal ini dapat menyebabkan penularan bakteri dan virus yang mengakibatkan terjadinya suatu penyakit. Maka dari itu penting sekali menjaga kebersihan tangan agar terhindar dari berbagai penyakit. Menurut Wolf 2000, tangan harus dicuci sebelum dan sesudah melakukan kegiatan apapun seperti sebelum makan, sesudah makan, sesudah buang air besar ataupun buang air kecil ini dapat mencegah terjadinya perkembangan kuman penyakit dan mengurangi kesempatan infeksi. Dalam hal pentingnya mencuci tangan dengan sabun ini mendukung penelitiannya Sajida 2012 yang mengutip dari National Compaign for Handwashing with Soap, yaitu langkah-langkah yang tepat dalam mencuci tangan pakai sabun adalah membasuh tangan dengan air mengalir dan gosokkan kedua permukaan tangan dengan sabun secara merata, dan jangan lupakan sela-sela jari, lalu bilas kedua tangan sampai bersih dengan air yang mengalir dan terakhir keringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan kering. Hal ini didukung oleh penelitian Desi 2005 yang mengatakan kebersihan tangan dan kuku sangatlah penting karena apabila penderita memiliki kebersihan tangan yang buruk dan kuku yang panjang dapat menyebabkan perkembangan kuman penyakit kulit akibat garukan pada kulit yang infeksi.

5.2.3 Kebersihan Pakaian Responden

Kebersihan pakaian responden sudah termasuk baik karena sebagian besar responden dalam penelitian ini sudah mengganti baju setiap hari. Setelah mandi di Universitas Sumatera Utara pagi hari responden mengganti pakaian mereka dengan pakaian yang bersih yang sudah disiapkan oleh perawat di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Namun ada beberapa responden yang tidak mandi baju setiap hari, dikarenakan gangguan mental yang tidak stabil dan dapat berubah-ubah membuat beberapa responden tersebut mengabaikan perawatan yang diberikan oleh perawat penyakit jiwa. Seluruh pakaian responden juga sudah dijemur dibawah sinar matahari, hal ini dapat mengurangi bakteri-bakteri pada pakaian yang dapat mengakibatkan gangguan keluhan gangguan kulit pada responden. Pertumbuhan jamur yang dapat juga mengakibatkan keluhan gangguan kulit juga akan berkurang karena saat digunakan pakaian dalam keadaan kering. Penyimpanan pakaian bersih juga sudah baik karena perawat menyimpan pakaian yang bersih di tempat penyimpanan yang dapat menghindari pakaian dari tumbuhnya jamur dan bakteri lainnya. Penggantian pakaian responden dilakukan setelah mandi, namun bila ada aktivitas yang membuat responden berkeringat, pakaian tetap saja digunakan tanpa ada penggantian. Responden memiliki baju seragam dari rumah sakit jiwa, namun tidak digunakan setiap hari karena jumlahnya yang tidak mencukupi bila digunakan setiap harinya. Depkes RI 1997 juga menyebutkan untuk mengganti dan mencuci pakaian setiap hari agar terhindar dari penyakit. Irianto 2007 mengatakan seseorang terlihat sehat dan bersih dapat melalui kebersihan pakaiannya. Pakaian yang kotor akan menghalangi seseorang untuk Universitas Sumatera Utara terlihat bersih walaupun sebenarnya seluruh tubuh sudah bersih. Perlu mengganti pakaian secara teratur karena pakaian menyerap keringat dan kotoran yang dapat meyebabkan bau tidak sedap dan timbulnya berbagai penyakit. Sebaiknya ketika hendak tidur pakailah pakaian khusus tidur dan tidak menggunakan pakaian yang digunakan sehari-hari untuk tidur. Selimut, sprei, dan sarung bantal sebaiknya di bersihkan dan diganti secara rutin. Kasur dan bantal dijemur secara rutin pula. Hal ini juga di dukung penelitian Ananto 2006 pakaian berguna untuk melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar, untuk membantu mengatur suhu tubuh, untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh.

5.2.4 Kebersihan Handuk Responden

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene terhadap Kejadian Penyakit Skabies pada Warga Binaan Pemasyarakatan yang Berobat Ke Klinik di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Medan

10 99 155

Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe

6 48 123

Hubungan Karateristik Lansia, Personal Hygiene, Peran Perawat dan Sanitasi Lingkungan Tempat Tinggal dengan Keluhan Kulit pada Lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit Tahun 2016

0 31 149

Gambaran Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Keluhan Gangguan Kulit pada Pasien di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 13

Gambaran Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Keluhan Gangguan Kulit pada Pasien di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Keluhan Gangguan Kulit pada Pasien di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 6

Gambaran Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Keluhan Gangguan Kulit pada Pasien di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 43

Gambaran Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Keluhan Gangguan Kulit pada Pasien di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 2 2

Gambaran Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Keluhan Gangguan Kulit pada Pasien di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

0 0 5

Hubungan Karateristik Lansia, Personal Hygiene, Peran Perawat dan Sanitasi Lingkungan Tempat Tinggal dengan Keluhan Kulit pada Lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit Tahun 2016

0 0 16