Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

“situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya”. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolarance value dan nilai Variance Inflation Factor VIF. Tolerance value adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya Situmorang dan Lutfi, 2012. Sedangkan VIF menurut Erlina 2011 adalah “estimasi berapa besar multikolinearitas meningkatkan varian pada suatu koefisien estimasi sebuah va riabel independen”. Batas tolarence value adalah 0,1 dan VIF adalah 5. Jika tolarance value 0,1 atau VIF10 maka tidak terjadi multikoniearitas. Selain itu dapat juga dilakukan dengan melihat nilai korelasi antar variabel independennya. Jika nilai korelasi antar variabel independennya dibawah 0,9 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara angota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan sebagai homoskedastisitas, sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Alat untuk menguji heteroskedastisitas adalah dengan analisis grafik. Pada analisis grafik jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain analisis grafik uji heterokedasstisitas juga dapat dilakukan dengan uji Park. Jika nilai signifikansi setiap variabel independen diatas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terkena heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara

3.6.2.4 Uji Autokorelasi

Situmorang dan Lutfi 2012 mendefenisikan autokorelasi sebagai “korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data deret waktu atau ruang seperti dalam data cross-section. Menurut Erlina 2011 tujuan dari uji autokorelasi adalah “untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t- 1 atau sebelumnya.” Autokorelasi dapat muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji autokorelasi dilakukan dengan uji run test dan uji durbin-watson. Pada uji run test jika nilai signifikannya diatas 0,05 maka tidak terjadi gejala autokorelasi, dan pada uji durbin-watson dilakukan dengan cara melihat nilai d nya pada tabel durbin-watson. Tabel 3.4 Tabel Nilai Durbin-Watson Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 - dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du d d - du Sumber : Situmorang dan Lutfi 2012

3.6.3 Analisis Regresi Berganda