dibandingkan daripada nilai bukunya”. PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya terhadap prospek perusahaan. Rasio PBV sangat membantu untuk
menentukan saham-saham yang mengalami undervalued, saham yang overvalued, dan wajar. Rasio ini akan membandingkan nilai pasar harga saham
dengan nilai bukunya. Nilai buku per saham merupakan antara modal dengan jumlah saham yang beredar. Oleh karena itu Brigham dan Gapenski 2006 dalam
Kurnia dan Ayuningtias 2013 berpendapat bahwa “untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik saham perusahaan harus dapat meningkatkan harga saham,
karena harga saham yang tinggi atau naik dapat meningkatkan PBV.” H3 : Nilai perusahaan mempunyai pengaruh terhadap perataan laba.
2.9.4 Debt to Equity Ratio Terhadap Perataan Laba
Ketika kreditor hendak menginvestasikan uangnya keperusahaan, maka ia akan menganalisis bagaimana kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-
utangnya. Menurut Sadalia 2010 hal ini disebabkan karena “semakin banyak utang badan usaha, maka semakin besar kemungkinan badan usaha tidak mampu
memenuhi hak kreditor. Salah satu alat analisis yang dapat dipakai oleh para investor ialah dengan menghitung debt to equity ratio DER. Menurut Sadalia
2010 rasio debt to equity ratio adalah “perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan
untuk memenuhi seluruh kewajibannya”. Masodah 2007 dalam Arfan dan Wahyuni 2010 menjelaskan bahwa
debt to equity ratio berpengaruh terhadap perataan laba karena “ debt to equity ratio yang tinggi mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan dalam
Universitas Sumatera Utara
memperoleh dana tambahan karena minimnya modal yang digunakan untuk perlindungan utang, sehingga perusahaan tidak dapat melunasi kewajibannya pada
saat jatuh tempo.” Ketika perusahaan mempunyai tingkat hutang yang tinggi maka semakin tinggi pula resiko yang akan dihadapi investor sehingga investor
akam meminta tingkat keuntungan yang tinggi pula. Hal ini dapat memicu perusahaan untuk melakukan tindak perataan laba karena tingkat utang
perusahaan yang tinggi akan menpunyai risiko yang tinggi pula, maka laba perusahaan akan berfuktuasi sehingga perusahaan akan cenderung melakukan
tindakan perataan laba. Hal ini didukung oleh pernyataan Belkaoui 2001 ;110 dalam Arfan dan Wahyuni 2010 mengatakan bahwa “ semakin tinggi rasio utang
ekuitas suatu perusahaan maka semakin dekat perusahan terhadap kendala- kendala dalam perjanjian utang dan semakin besar probabilitas pelanggaran
perjanjian sehingga memungkinkan manajer untuk melakukan metode-metode akuntansi untuk meningkatkan income.” Hal ini didukung pula oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh Alfiana 2006 yang mengatakan bahwa “perusahaan yang mempunyai kontrak hutang akan lebih memilih prosedur
akuntansi yang dapat meningkatkan earning dan aktiva untuk mengatasi masalah pelunasan hutang pe
rusahaaan”. H4 : Debt to equity ratio DER mempunyai pengaruh terhadap perataan laba.
2.9.5 Leverage Finansial Terhadap Perataan Laba