prosedur akuntansi yang memperbolehkan perubahan cost dan revenue dari suatu periode akuntansi.
Selain perataan riil dan perataan artifisal, masih ada 3 jenis perataan laba lainnya yaitu :
1. Perataan melalui terjadinya peristiwa atau pengakuan. 2. Perataan melalui alokasi antar waktu.
3. Perataan melalui klasifikasi. Menurut Belkaoui dan Riahi 2001 alam melakukan tindak perataan
laba, manajer menemui beberapa hambatan yakni : 1. Mekanisme pasar kompetitif, yang mengurangi opsi yang tersedia bagi
manajemen. 2. Skema kompensasi manajemen, yang terkait secara langsung dengan
kinerja perusahaan. 3. Ancaman penggantian manajemen.
2.2 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Secara umum ukuran perusahaan ada tiga
kategori yakni perusahaan besar large firm , perusahaan sedangmedium firm , dan perusahaan kecil smalll firm. Ada berbagai cara untuk menentukan ukuran
perusaan antara lain : total aktiva, nilai perusahaan, log size, dan lain sebagainya. Nilai aktiva selalu dipakai untuk mengukur perusahaan. Menurut Wijaya 2009
“ total akita biasanya dipakai untuk mengukur perusahaan karena perusahaan yang besar selalu diidentikkan dengan total aktiva yang besar juga”. Begitu juga
Universitas Sumatera Utara
dengan Rizal 2001: 41 dalam Hasanah 2013: 8 yang mengatakan bahwa “ukuran perusahaan adalah total akita yang dimiliki oleh perusahaan meliputi
aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva lain-lain yang dimiliki perusahaan sampai dengan tahun pelaporan keuangan”. Perusahaan dengan nilai aktiva yang
lebih besar akan lebih menarik perhatian investor, analisis, dan pihak lainnya. Besar kecilnya perusahaan dapat mempengaruhi kemampuan manajemen
dalam melakukan operasi perusahaan. Kemampuan dalam mengoperasikan perusahaan tentu mempengaruhi pendapatan perusahaan tersebut. Menurut
Madura 2001: 86 dalam Arfan, Wahyuni 2010 Hipotesis mengenai ukuran perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa
perusahaan besar secara lebih positif lebih sensitif terhadap peraturan pajak, peraturan menstransfer kekayaan oleh pemerintah, subsidivitas politis perusahaan
bervariasi dengan ukurannya, sehingga perusahaan besar cenderung untuk mengadopsi prosedur akuntansi yang dapat menangguhkan laba yang dilaporkan.
2.3
Winner Losset Stock
Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Menurut Anoraga 2011;58 dalam Algery
2013 “saham dapat didefenisiskan sebagai surat berharga sebagai bukti bahwa penyertaan atau pemilikan maupun institusi dalam suatu perusahaan. Bagi
perusahaan yang menerbitkannya saham merupakan salah satu instrumen perusahaan untuk mencari tambahan modal untuk menunjang operasi perusahaan.
Ketika investor ingin membeli saham suatu perusahaan maka terdapat dua keuntungan yang akan diperolehnya yaitu dividend dan capital gain. Bagi
perusahaan yang menerbitkan saham tersebut maka ia akan menanggung capital cost dari saham tersebut. Capital cost dari saham ialah dividen. Ketika
Universitas Sumatera Utara
perusahaan mampu membayar dividen dan dividen yang dibayarnya meningkat setiap tahun maka harga sahamnya akan terus meningkat.
Harga saham suatu perusahaa merupakan suatu cerminan bagi investor mengenai nilai perusahaan tersebut. Semakin tinggi harga sahamnya maka
semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dimata investor. Dengan tingginya harga sahamnya maka investor akan berasumsi bahwa manajemen perusahaan
tersebut dapat mengelola dengan baik perusahaannnya dan dapat menghasilkan laba yang tinggi sehingga dapat memberikan return yang tinggi pula kepada para
investornya. Hal ini didukung oleh pernyataan Wira 2011 dalam Algery 2013 yang mengatakan bahwa “: Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan
return bagi para investor berupa capital gain yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
citra perusahaan.” Oleh karena itu manajemen perusahaan akan berusaha agar harga
sahamnya di pasaran tidak turun melainkan terus meningkat. Perubahan harga saham tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu winner stock dan
losser stock. Menuru t Hendrawati 2001 dalam Arfan, Wahtuni 2010 “saham
winner adalah saham yang mengalami kenaikan harga dengan persentase yang paling besar dalam satu hari perdagangan, sedangkan saham losser adalah saham
yang mengalami penururnan harga dengan persentase yang paling besar dalam satu hari perdagangan”. Begitu juga dengan Sunarto 2006 dalam Arfan, dan
Wahyuni 2010 mengatakan bahwa “ winner stock adalah saham yang memiliki return lebih besar daripada return rata-rata pasar atau disebut juga saham yang
memiliki return positif, sedangkan losser stock adalah saham yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
return sama dengan atau lebih kecil dari return rata-rata pasar atau disebut juga dengan saham yang memiliki return
negatif”.
2.4 Nilai Perusahaan