mengekspresikan nilai-nilai yang ada melalui pengujian kritis, sehingga peserta didik dimungkinkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas berpikir serta
perasaannya. PKn sebagai pendidikan nilai dimaksudkan bahwa melalui pembelajaran PKn diharapkan dapat menyadarkan siswa akan nilai, moral, dan
norma yang dianggap baik oleh bangsa dan negara pada siswa. Melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pula diharapkan dapat menumbuhkan
dan meningkatkan nilai kebangsaan atau nasionalisme siswa, sehingga siswa lebih mencintai dan rela berkorban untuk tanah airnya. Oleh karena itu, pendidikan nilai
memiliki tujuan yang hampir sama dengan PKn yaitu membentuk peserta didik menjadi pribadi yang berkarakter.
2.1.4 Model Problem Based Learning
2.1.4.1 Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran
untuk membantu peserta didik sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran tercapai, Joice dalam Trianto, 2009: 22.
Sementara itu, Soekamto, dkk dalam Trianto, 2009: 22 mengungkapkan bahwa maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang, pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar. Secara lebih ringkas bahwa aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan
yang tertata secara sistematis. Khabibah dalam Trianto, 2009: 25 mengatakan bahwa untuk melihat
tingkat kelayakan suatu model pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang dikembangkan. Untuk
melihat efektivitas model pembelajaran dibutuhkan suatu perangkat pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran yang dikembangkan. Selain itu, perlu
dikembangkan instrumen penelitian yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan demikian model pembelajaran adalah suatu perencanaan terhadap proses
pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, sehingga siswa mampu memahami apa yang mereka pelajari.
2.1.4.2 Pengertian Problem Based Learning
Problem Based Learning PBL adalah suatu model pembelajaran, yang
melibatkan siswa sejak awal pembelajaran dihadapkan pada suatu masalah kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat student centered.
PBL bertujuan agar siswa mampu memperoleh dan membentuk pengetahuannya secara efisien, kontekstual, dan terintegrasi. Pengertian PBL menurut Arends
dalam Suprihatiningrum, 2013: 215 bahwa pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran, yang melibatkan siswa mengerjakan
permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kemudian Problem Based Learning PBL atau pembelajaran berbasis masalah menurut Ridwan 2014: 127 adalah pembelajaran yang penyampaiannya
dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan- pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Sementara itu,
Visser dalam Rusmono, 2012: 75 mengatakan bahwa Problem Based Learning adalah sebuah strategi pembelajaran yang berusaha membentuk suatu proses
pemahaman isi suatu pelajaran pada suatu kurikulum. Peneliti menyimpulkan dari pendapat para ahli di atas mengenai Problem Based Learning, bahwa Problem
Based Learning adalah suatu pembelajaran dengan menghadirkan sebuah
permasalahan terkait topik pembelajaran yang diselesaikan secara kelompok maupun individu untuk membantu siswa memahami dan menghayati isi pokok
materi pembelajaran. Permasalahan yang dihadirkan dalam pembelajaran berbasis masalah
hendaknya permasalahan yang kontekstual, artinya ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Masalah-masalah yang dihadirkan tidak boleh melenceng dari
standar kompetensi dan kompetensi inti, masalah harus tercakup dalam kurikulum. Permasalahan yang nyata yang dikaji dengan menerapkan PBL
diharapkan dapat
membantu siswa
berpikir, mengajukan
pertanyaan, mengaktifkan pengetahuan awal, menguji pemahaman siswa, memperkuat
pemahaman siswa, memberikan motivasi untuk belajar dan melatih pendekatan analitis terhadap situasi yang dikenal Ridwan, 2014: 133. Pembelajaran dengan
PBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran dan keterampilan mengatasi masalah dengan terlibat di berbagai
kondisi kehidupan nyata. Hal ini memberikan makna bahwa sebagian konsep dapat diperkenalkan secara efektif melalui pemberian masalah.
2.1.4.3 Manfaat Problem Based Learning