melakukan penelusuran informasi, 7 siswa kembali melakukan diskusi kelompok, 8 kelompok menyajikan solusi permasalahan kepada teman-teman
sekelas, 9 teman sekelas bertanya atau memberi masukan, 10 anggota kelompok melakukan pengkajian ulang berdasarkan masukan dari teman sekelas
atau guru. Pada dasarnya, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator siswa dalam pembelajaran.
2.2 Penelitian yang Relevan
Peneliti ini memiliki hubungan dengan beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
diantaranya adalah:
2.2.1 Penelitian tentang Pendidikan Kewarganegaraan
Penelitian yang dilakukan oleh Septiningsih 2012 judulnya adalah peningkatan prestasi belajar menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw dalam
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil penelitian adalah pembelajaran dengan menggunakan model
cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar, ditunjukan dengan
naiknya nilai rata-rata kelas. Nilai pada kondisi awal adalah 65 setelah melaksanakan Siklus 1 menjadi 67.09 setelah Siklus 2 menjadi 77.17. dengan
presentase ketuntasan Siklus 1 adalah 25.71 dan siklus 2 adalah 77.14. Masurkhi 2010 melakukan penelitian tentang “Revitalisasi pembelajaran
pendidikan kewarganeraan sebagai pembangun karakter melalui pemberdayaan kultur sekolah”. Tujuan penelitian ini adalah membangun model pembelajaran
character biulding yang fit di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan pada 89 di
Semarang, dengan responden sebanyak 200 orang guru pengampu mata pelajaran PKn. Metode penelitian ini adalah expost facto, dengan pendekatan kuantitatif non
eksperimen. Hasil penelitian ini yaitu: 1 model konfigurasi terbangun oleh variabel laten eksogen berupa apresiasi guru, kepemimpinan kepala sekolah dan
rancangan pembelajaran, 2 pembangunan karakter lebih banyak terbangun oleh kultur sekolah dan kepaa sekolah. Simpulan penelitian ini adalah bahwa kultur
sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah memberi kontribusi yang signifikan terhadap terbentuknya proses pembelajaran Pkn yang bermuatan pembangunan
karakter dan nilai.
2.2.2 Penelitian tentang metode Problem Based Learning
Ratnasari 2013 melakukan penelitian tentang “Model Problem Based Learning
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran masalah-masalah sosial kelas IV”. Tujuan peneletian ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui model Problem Based Learning.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas PTK dengan menggunakan desain Elliot. Sementara itu, teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara dan pegamatan. Hasil peningkatan dari kemampuan berpikir
kritis pada siklus I: 56,76, Siklus II: 67,72, dan siklus III: 84,38. Adapun peningkatan hasil belajar pada siklus I adalah 69,33, siklus II: 75,00 dan siklus III:
84,07. Dengan demikian peneliti merekomendasikan kepada guru untuk menggunakan model problem based learning sebagai salah satu solusi untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Cendika 2013 Melakukan penelitian tentang “Penerapan pembelajaran Problem Based learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas
VII MTs Al-Maarif 01 Singosari”. untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi pecahan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Dalam
penelitian terdapat dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Langkah-langkah pembelajaran dengan
metode PBL adalah 1 tahap kooperatif dimana siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa, 2 orientasi siswa kepada masalah, yaitu
pemberian masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, 3
pengorganisasian siswa untuk belajar mandiri dalam kelompok, 4 membimbing penyelidikan secara kelompok dengan menggunakan LKS untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, dan 5 mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi melalui kegiatan presentasi di depan kelas. Peningkatan hasil belajar matematika
siswa dari hasil nilai tes pra tindakan 63,73 dan meningkat pada siklus I menjadi 74,85, pada siklus II meningkat sebesar 86.51.
Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti di atas relevan dengan penelitian yang akan dilakukan dengan peneliti. Perbedaan penelitian
akbar 2010 dan Masurkhi 2010 dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini adalah metode pembelajaran yang digunakan, meskipun mata pelajaran
yang diteliti sama, yaitu PKn. Penelitian Ratnasari 2013 dan Cendika 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengunkanan metode yang sama dengan peneliti, hanya saja mata pelajaran yang diteliti berbeda.
2.2.3 Penelitian tentang sikap nasionalisme