yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional, berdasarkan asas kebersamaan dan timbul semangat kebangsaan.
Rosita 2013: 54 menyebutkan bahwa nasionalisme memiliki beberapa aspek, yaitu 1 persatuan bangsa; 2 cinta tanah air; 3 sikap yang mencerminkan
nasionalisme; dan 4 menghargai simbol-simbol nasionalisme. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sikap nasionalisme adalah suatu bentuk perasaan terhadap objek tentang gagasan- gagasan, pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana terdapat perasaan cinta
terhadap tanah air yang disatukan oleh rasa senasib sepenanggungan, adanya kesamaan sejarah di masa lampau yang bertujuan untuk menanamkan rasa cinta,
kesetiaan, dan keinginan untuk menjadikan negara lebih baik dalam mewujudkan keinginan bersama.
2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan
Mata pelajaran yang menjadi fokus dalam penelitian adalah mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKn.
Mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan atau sering disingkat menjadi PKn adalah mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945 KTSP, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan PKn akan terus dipelajari
mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Sumiati 2008 mengatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan siswa agar masa datang menjadi patriot pembela bangsa dan negara. Patriot pembela bangsa ialah pemimpin yang mempunyai kecintaan, kesetiaan,
serta keberanian untuk membela bangsa dan negara melalui profesinya masing- masing. Hadirnya mata pelajaran PKn sebagai pelajaran pokok di sekolah pada
dasarnya ingin membentuk peserta didik khususnya siswa SD untuk menjadi warga negara yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi.
Tujuan PKn dilihat dari materi pembelajaran PKn, menurut Aryani dan Markum 2010: 18 materi-materi yang diajarkan bertujuan mengembangkan
kemampuan-kemampuan peserta didik dalam hal berikut: 1 berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, 2
berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan 3 berkembang
secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasar pada karakter- karakter masyarakat Indonesia. Berdasarkan tujuan-tujuan yang diuraikan diatas,
mata pelajaran PKn mempunyai peran penting di dalam pendidikan untuk membentuk pribadi peserta didik menjadi manusia yang bermatabat luhur.
Terlebih lagi, salah satu misi Pendidikan Kewarganegaraan saai ini yaitu PKn sebagai pendidikan nasionalisme.
Selain itu, dalam PKn juga dibahas materi mengenai nilai yang menjadi tolok ukur manusia dalam bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Mata
pelajaran PKn berkaitan dengan pendidikan nilai karena PKn dan nilai ada korelasinya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan nilai menurut Aryani dan
Markum 2010: 37 adalah suatu proses dalam upaya membantu siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengekspresikan nilai-nilai yang ada melalui pengujian kritis, sehingga peserta didik dimungkinkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas berpikir serta
perasaannya. PKn sebagai pendidikan nilai dimaksudkan bahwa melalui pembelajaran PKn diharapkan dapat menyadarkan siswa akan nilai, moral, dan
norma yang dianggap baik oleh bangsa dan negara pada siswa. Melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pula diharapkan dapat menumbuhkan
dan meningkatkan nilai kebangsaan atau nasionalisme siswa, sehingga siswa lebih mencintai dan rela berkorban untuk tanah airnya. Oleh karena itu, pendidikan nilai
memiliki tujuan yang hampir sama dengan PKn yaitu membentuk peserta didik menjadi pribadi yang berkarakter.
2.1.4 Model Problem Based Learning