Hubungan Pemasaran Jasa Perbankan

34 34 Dari definisi tersebut ditarik kesimpulan bahwa adanya sifat rawan dan ketidakpastian dari jasa menyebabkan pentingnya arti kepercayaan bagi pelanggan jasa. Kepercayaan pelanggan akan berimplikasi pada pengandalan kepercayaan atau keyakinan terhadap proses atau personel yang member jasa. Adapun indikator yang membentuk kepercayaan pelanggan seperti yang dinyatakan oleh Ramadania 2002 dalam Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen adalah Vol. 2 No. 1, antara lain : 1. Keseluruhan kinerja perusahaan sesuai dengan harapan nasabah. 2. Perusahaan dapat diperhitungkan sebagai bank yang mempunyai reputasi yang baik. 3. Perasaan aman ketika menitipkan uangdana dan melakukan berbagai transaksi pada bank. 4. Kepercayaan bahwa bank telah menerapkan prinsip dengan benar dalam operasionalnya. 5. Kepercayaan bahwa bank mampu memberikan kualitas layanan yang lebih baik. Kelima indikator ini dapat dipergunakan untuk menciptakan kepercayaan konsumen atau pelanggan terhadap nasabah Bank Mandiri.

2.3.5. Hubungan Pemasaran

Chan 2003:6, mendefinisikan Hubungan Pemasaran Relationship Marketing sebagai pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling 35 35 menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan. Hubungan Pemasaran berarti bahwa pelanggan atau organisasi harus memfokuskan pada mengelola pelanggan di samping produk. Relationship Marketing sendiri mendorong para marketer untuk selalu berpikir dalam frame work jangka panjang. Selain itu istilah relasi atau hubungan relationships mengandung berbagai konotasi. Definisi Relationship Marketing RM seperti yang dikutip oleh Tjiptono 2005:413 beraneka ragam dan dilandasi sejumlah aliran teori utama, seperti agency theory, transaction cost economics, resource dependency theory, social exchange theory, dan interaction theory Donaldson O’ Toole, 2002. Sejauh ini, literatur RM banyak dijumpai dalam konteks pemasaran jasa dan pemasaran bisnis business-to-business marketing. Shani Chalasani 1993, misalnya dalam kutipan Tjiptono 2005:413 mendefinisikan RM sebagai upaya mengembangkan relasi berkesinambungan dengan para pelanggan dalam kaitannya dengan serangkaian produk dan jasa terkait. Gronroos 1990-b dalam Tjiptono 2005:413 memandang RM sebagai upaya mengembangkan, mempertahankan, meningkatkan, dan mengkomersialisasikan relasi pelanggan dalam rangka mewujudkan tujuan semua pihak yang terlibat. Pada umumnya para pelaku bisnis melakukan bisnis dengan orientasi transaksi yang bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan. Para pelanggan penting terhadap masa depan penjual dan membuat pelanggan suka terhadap seluruh aspek badan usaha. Hubungan Pemasaran menunjukkan adanya peningkatan hubungan antar badan usaha dengan pelanggan-pelanggan dari sekedar sales driven ke customer driven, dari sekedar manipulating customer ke 36 36 involving customer , dari sekedar selling ke telling ke asking dan satisfying. Jadi pelanggan bukan hanya sebagai pembeli saja, tapi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari badan usaha dalam melakukan bisnis. Adapun indikator yang digunakan oleh Widiana 2004 antara lain: 1. Harga rate kompetetif. 2. Kelonggaran pembayaran premi 3. Reduksi biaya mencari informasi. 4. Efisiensi penggunaan jasa. 5. Perasaan lebih aman dari resiko pemilihan perusahaan lain. 6. Pribadi lebih dihargai. 7. Menjadi nasabah utama. 8. Memperluas relasi.

2.3.6. Loyalitas