Optimasi Proses Ekstraksi Efisiensi Ekstraksi

B. Optimasi Proses Ekstraksi

Optimasi proses ekstraksi dilakukan untuk melihat perbandingan optimum antara diklorometan dan aseton sehingga residu BPA yang dihasilkan paling representatif menurut perolehan kembali. Dalam penelitian ini dicoba 3 perbandingan diklorometan;aseton dan diperoleh perbandingan diklorometan:aseton 10:50 yang memberikan recovery terbaik yakni 85,7657 tabel III. Tabel III. Data recovery berbagai perbandingan diklorometan dan aseton AUC Kadar µgmL recovery Diklormetan:aseton 10:50 52959 2,7682 85,7657 Diklormetan:aseton 50:10 43746 2,2830 38,1968 Diklormetan:aseton 50:50 51968 2,7160 80,6490

C. Efisiensi Ekstraksi

Tujuan dilakukannya efisiensi ekstraksi adalah untuk mengetahui seberapa efisien metode yang digunakan untuk mengekstraksi sampel ditinjau dari persen kehilangan yang terjadi selama proses pengerjaan. Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan standar kedalam sampel untuk ikut dalam proses ekstraksi. Standar ditambahkan pada setiap tahapan ekstraksi sehingga dapat diketahui kehilangan analit yang terjadi. Apabila pada saat ekstraksi analit mengalami kehilangan, kehilangan tersebut tidak boleh melebihi batas. Menurut Gonzáles and Herrador 2007, batas kehilangan yang diperbolehkan berkisar pada rentang 80-110 . Penambahan standar adisi pada setiap tahap berguna pula untuk mengetahui pada tahapan mana terjadi kehilangan analit sehingga prosedur atau tata cara ekstraksi dapat diperbaiki. Penambahan standar adisi dilakukan pada tiga tahap ekstraksi, yang pertama dilakukan pada saat sampel sebelum ditambahkan diklorometan dan aseton untuk melihat kehilangan analit yang mungkin disebabkan pengerjaan maupun reaksi terhadap diklorometan dan aseton maupun penyaringan setelahnya. Penambahan standar adisi yang kedua dilakukan pada saat sebelum diuapkan dengan menggunakan gas nitrogen N 2 untuk melihat kehilangan analit akibat pengeringan ataupun pembilasan akhir, yang terakhir adalah saat sebelum diinjek pada KCKT sebagai sebagai kadar penuh karena tidak melewati proses ekstraksi dan preparasi apapun.. Berdasarkan data AUC yang diperoleh, kadar dalam bentuk µgmL dihitung menggunakan kurva baku y = 18987,9051x -396,4797. Konsentrasi standar adisi dapat diketahui kadar standar adisi yang ditambahkan dengan cara mengurangi kadar sampel dengan blanko dan dihitung recovery-nya. Tabel IV. Data perolehan kembali recovery efisiensi ekstraksi Efisiensi Rata-rata recovery Kehilangan efisiensi ekstraksi total Kehilangan akibat ekstraksi 84,0824 14,0027 84,1110 Kehilangan akibat penguapan 98,0852 1,8863 Proses ekstraksi total 99,9715 15,8890 Perolehan kembali recovery yang diperoleh Tabel IV menunjukkan hasil yang baik terutama standar adisi yang ditambahkan sebelum diinjek ke KCKT karena tidak melewati ekstraksi, begitu pula standar adisi yang ditambahkan sebelum penguapan, ini dikarenakan proses penguapan dan pembilasan akhir memiliki resiko yang kecil untuk kehilangan analit karena proses yang sederhana dan pendek. Pada standar adisi yang ditambahkan sebelum diekstraksi dengan diklorometan dan aseton, recovery yang diperoleh lebih rendah karena pada proses ini merupakan proses yang paling beresiko akibat prosesnya yang rumit dan lebih panjang karena meliputi ekstraksi, dan penyaringan. Dari Tabel IV diketahui bahwa proses ekstraksi dengan diklorometan dan aseton sampai sebelum diuapkan dengan gas nitrogen terjadi kehilangan analit sebesar 14,0027 , sedangkan proses penguapan dengan gas nitrogen dan preparasi sampai sebelum diinjek ke KCKT terjadi kehilangan analit sebesar 1,8863 . Keseluruhan ekstraksi mempunyai efisiensi 84,1110 . Dari data dapat dilihat bahwa terjadi kehilangan analit akibat keseluruhan proses ekstraksi sebesar 15,8890 . Efisiensi ekstraksi secara keseluruhan memenuhi persyaratan perolehan kembali dan koefisien variasi menurut Gonzáles and Herrador 2007.

D. Validasi Proses Ekstraksi

Dokumen yang terkait

Optimasi dan validasi metode penetapan kadar bisfenol A. dalam ekstrak air dan ekstrak botol air minum menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik.

1 5 198

Pengaruh paparan sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam air yang berasal dari botol polikarbonat dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan metode pengayaan.

0 0 141

Pengaruh paparan radiasi sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam botol plastik jenis polikarbonat yang ditetapkan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik

1 2 163

PENETAPAN KADAR CAMPURAN HIDROKORTISON ASETAT DAN KLORAMFENIKOL DALAM SEDIAAN KRIM TOPIKAL MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK SKRIPSI

0 0 100

Penetapan kadar aspartam dalam minuman serbuk beraoma merek ``X`` secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 83

Penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair obat herbal terstandar merk Kiranti secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 117

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KUERSETIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) FASE TERBALIK DALAM TEH HIJAU

0 2 146

Pengaruh paparan sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam air yang berasal dari botol polikarbonat dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan metode pengayaan - USD Repository

0 0 139

Optimasi dan validasi metode penetapan kadar bisfenol A. dalam ekstrak air dan ekstrak botol air minum menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 196

Penetapan kadar guaifenesin yang tercampur dengan salbutamol sulfat dalam sediaan sirup merek ``x`` menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 1 130