penggunaannya sebagai anoksomer, dan pelindung pada permukaan wadah makanan dan bahan resin gigi FDA, 2006.
Dosis perhari yang diperbolehkan Tolerable daily intakeTDI dari BPA telah ditetapkan oleh European Food Safety Authority EFSA, 2006 adalah sebesar 50
µgKgBB.hari. Walau bagaimanapun, hasil dosis perhariTDI yang diperbolehkan ini diragukan oleh banyak ilmuwan karena hasil EFSA ditetapkan berdasarkan petunjuk
yang disetujui dan dikategorikan sebagai petunjuk yang terpercaya dan berkualifikasi sangat baik. Pada kenyataannya, banyak penelitian yang dilakukan tidak berdasarkan
petunjuk EFSA menunjukkan hasil yang kontroversi bahwa TDI yang ditemukan dibawah 50 µgkgBB hari bahkan beberapa µgkgBB.hari Richter, Birnbaum,
Farabollini, Newbold, Rubin and Talsness, 2007. Beberapa lembaga didunia menetapkan dosis harian yang diperbolehkan atau
TDI, seperti di Eropa 0,01 mgKgBB.hari SCF, 2012, 0,05 mgKgBB.hari EFSA, 2013; Amerika Serikat; Kanada sebesar 0,025 mgKgBB.hari Health Canada, 2008;
dan Jepang 0,05 mgKgBB.hari AIST, 2007.
2. Metabolisme BPA
Pada manusia dan primata lainnya, BPA yang dikonsumsi secara oral akan dengan cepat terabsorbsi pada dinding usus, terikat dengan asam glukoronat dan diubah
menjadi BPA-glukoronid pada metabolisme fase satu first pass metabolism oleh suatu enzim di hati NTP-CERHR, 2008 dan sejumlah kecil BPA diubah menjadi
konjugat sulfat gambar 3. Reaksi ini digolongkan sebagai reaksi deaktivasi. Proses glukoronidasi, membuat BPA menjadi lebih larut di fase air polar sehngga akan lebih
mudah untuk dieliminasi melalui urin dan meminimalisir kemungkinan untuk berinteraksi dengan proses-proses biologis lainnya. Lebih dari 80 BPA yang
dikonsumsi secara oral akan dibuang dari tubuh dalam waktu 5 jam. Bentuk konjugat sulfat inilah yang berperan sebagai pengganggu endokrin INFOSAN, 2009.
Gambar 3. Proses biotransformasi BPA pada manusia dan hewan uji menjadi BPA-glukoronid dan BPA-sulfat Aschberger,
Castello, Hoekstra, Karakitsios, Munn, Pakalin et al., 2010
Penelitian oral yang dilakukan pada tikus ditemukan bahwa BPA pada jaringan tubuh ditemukan terkonsentrasi pada jaringan hati, ginjal, jaringan mati serta
pada otak dan testis konsentrasinya paling rendah Aschberger et al., 2010. Pada kasus yang melibatkan janin, jumlah BPA pada jaringan fetus sama
dengan jumlah BPA yang ada pada darah ibu sehingga ini menunjukkan bahwa BPA dapat terdistribusi melalui plasenta. BPA juga dapat berpindah melalui air susu dengan
konsentrasi 1-3µgL atau sedikit lebih tinggi dari BPA yang terdapat dalam darah ibu. Data toksikologi menunjukkan bahwa fase embrionikneonatal tidak mempunyai
kemampuan untuk mengkonjugasi BPA seperti pada dewasa, namun pada fase
embrionikneonatal dapat tetap memetabolisme BPA lewat sulfatasi enzim sulfo- transferase. Fetus merupakan individu yang paling rentan dimana pemaparan BPA
tidak hanya terjadi akibat penularan dari induknya melewati plasenta atau air susu namun juga terjadi akibat pemakaian wadah berbahan PC terutama botol susu bayi
INFOSAN, 2009. Menurut penelitian dari Domoradzki, Thornton, Pottenger, Hansen, Card, Markham et al. 2004, kemampuan hewan uji tikus yang sangat muda
untuk memetabolisme BPA kurang baik dibandingkan dewasa terkait dengan kurang berkembangnya proses glukoronidasi saat tikus berada dalam fase awal kehidupan.
Menurut penelitian Ikezuki, Tsutsumi, Takai, Kamei, dan Taketani 2002 serta Welshons, Nagel dan vom Saal 2006, peningkatan dosis pada induk juga akan
memicu peningkatan akumulasi sirkulasi BPA pada fetus. Penelitian lain menunjukkan bahwa terjadi pula peristiwa dekonjugasi BPA
yang menyebabkan BPA yang sudah dideaktivasi BPA yang telah terglukoronidasi dan tersulfatasi menjadi aktif kembalireaktivasi oleh enzim -glukoronidase dan
arilsulfatase C menjadi BPA bebas Ginsberg and Rice, 2009. Enzim -glukoronidase
merupakan enzim yang tidak hanya terdapat pada saluran pencernaan usus halus, namun juga terdapat pada seluruh bagian tubuh, termasuk plasenta dan hati fetus yang
diduga turut berperan dalam akumulasi pada fetus. Arilsulfatase C berkembang pada masa awal kehidupan dan dapat mendekonjugasi BPA sulfat menjadi bentuk bebasnya
Aschberger et al., 2010. Pada manusia, BPA yang diekskresikan lewat urin mempunyai waktu paruh
sekitar 5 jam setelah pemejanan secara oral. Waktu paruh pada manusia ini sangat
berbeda dengan hewan pengerat akibat proses resirkulasi enterohepatik yang menyebabkan waktu paruh yang lebih lambat yaitu antara 15 sampai 22 jam
Aschberger et al., 2010. Ditemukan pula fakta lain bahwa konsentrasi BPA tidak akan berkurang dengan cepat dengan puasa Stahlhut, Welshons, and Swan, 2009.
3. Dampak BPA