98
Peneliti menggunakan dua variabel yaitu peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar. Pengambilan data kedisiplinan siswa
menggunakan lembar kuesioner, sedangkan data untuk prestasi belajar menggunakan soal evaluasi.
1. Kedisiplinan
Tabel 4.11 Hasil Capaian Kedisiplinan siswa No
Nama Kondisi
Awal Siklus I
Kategori Siklus II
Kategori
1. AAW
79 Disiplin
88 Sangat disiplin
2. ADP
77 Disiplin
83 Disiplin
3. CYS
72 Cukup disiplin
85 Disiplin
4. DSA
86 Disiplin
92 Sangat disiplin
5. FNA
85 Disiplin
78 Disiplin
6. FR
66 Kurang disiplin
94 Sangat disiplin
7. AKW
92 Sangat disiplin
87 Sangat disiplin
8. KF
80 Disiplin
79 Disiplin
9. KWP
92 Sangat disiplin
87 Sangat disiplin
10. KS
76 Cukup disiplin
87 Sangat disiplin
11. MRD
85 Disiplin
87 Sangat disiplin
12. MRW
81 Disiplin
85 Disiplin
13. MRI
83 Disiplin
87 Sangat Disiplin
14. RWW
65 Kurang disiplin
87 Sangat disiplin
15. RNY
74 Cukup disiplin
88 Sangat Disiplin
16. RY
82 Disiplin
86 Disiplin
17. RA
80 Disiplin
86 Disiplin
18. A
67 Kurang disiplin
87 Sangat disiplin
19. TZS
80 Disiplin
85 Disiplin
20. HAA
78 Disiplin
94 Sangat disiplin
99
21. DAK
77 Disiplin
87 Sangat disiplin
22. GDW
84 Disiplin
77 Disiplin
23. RSG
91 Sangat disiplin
87 Sangat disiplin
24. IQB
79 Disiplin
87 Sangat disiplin
25. CCC
82 Disiplin
87 Sangat disiplin
26. ANY
68 Cukup disiplin
92 Sangat disiplin
27. SMP
68 Cukup disiplin
87 Sangat disiplin
28. MAK
84 Disiplin
77 Disiplin
Rata-rata 43,75
85,17 86,17
Secara lebih jelas, peningkatan kedisiplinan siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini :
20 40
60 80
100
Siklus 1 Siklus 2
Kondisi Awal Indikator
Keberhasilan
Capaian Siklus
Grafik 4.1 Grafik Peningkatan Kedisiplinan Siswa
Berdasarkan grafik 4.1 terlihat bahwa ada peningkatan kedisiplinan pada siklus II dengan ditunjukkan jumlah siswa yang termasuk criteria
cukup disiplin pada siklus II mencapai 75 yaitu berarti mengalami peningkatan sebesar 31,33 dengan kondisi awal 43,67.
Dari grafik tersebut membuktikan bahwa menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw II ini dapat meningkatkan kedisiplinan siswa.
100
2. Prestasi Belajar
Tabel 4.12 Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II No Nama
Kondisi Awal
Siklus I Ketuntasan
Siklus II Ketuntasan
Nilai Nilai
1. AAW
57 Tidak tuntas
78 Tuntas
2. ADP
78 Tuntas
73 Tuntas
3. CYS
57 Tidak tuntas
84 Tuntas
4. DSA
63 Tuntas
94 Tuntas
5. FNA
78 Tuntas
78 Tuntas
6. FR
57 Tidak tuntas 78
Tuntas 7.
AKW 73
Tuntas 89
Tuntas 8.
KF 57
Tidak tuntas 84 Tuntas
9. KWP
63 Tuntas
94 Tuntas
10. KS
68 Tuntas
89 Tuntas
11. MRD
47 Tidak tuntas 89
Tuntas 12.
MRW 52
Tidak tuntas 73
Tuntas 13.
MRI 52
Tidak tuntas 78 Tuntas
14. RWW
42 Tidak tuntas
73 Tuntas
15. RNY
47 Tidak tuntas 94
Tuntas 16.
RY 52
Tidak tuntas 94 Tuntas
17. RA
52 Tidak tuntas
94 Tuntas
18. A
47 Tidak tuntas 84
Tuntas 19.
TZS 57
Tidak tuntas 94 Tuntas
20. HAA
52 Tidak tuntas 94
Tuntas 21.
DAK 63
Tuntas 73
Tuntas
101
22. GDW
42 Tidak tuntas 57
Tidak tuntas 23.
RSG 57
Tidak tuntas 73 Tuntas
24. IQB
73 Tuntas
78 Tuntas
25. CCC
73 Tuntas
78 Tuntas
26. ANY
52 Tidak tuntas
73 Tuntas
27. SMP
63 Tuntas
78 Tuntas
28. MAK
57 Tidak tuntas
78 Tuntas
Jumlah
1631 2296
Rata-rata kelas 48,5
58,25 82
Persentase Ketuntasan
32,25
28 96,42
Secara lebih jelas, peningkatan prestasi belajar siswa dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM dapat dilihat pada grafik
berikut ini.
20 40
60 80
100
Siklus 1 Siklus 2
Kondisi Awal Indikator
Keberhasilan
Capaian Siklus
Grafik 4.2 Grafik Jumlah Siswa yang Mencapai KKM
Dilihat dari grafik 4.2 terlihat bahwa peningkatan persentase siswa yang mencapai KKM meningkat pada siklus II sebesar 96,42 meningkat
sebesar 65,17 dari kondisi awal 31,25.Peningkatan rata-rata belajar IPS menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw II
102
20 40
60 80
100
Siklus 1 Siklus 2
Kondisi Awal Indikator Keberhasilan
Capaian Siklus
Grafik 4.3 Grafik Rata-Rata Kelas Dilihat dari grafik 4.3 terlihat bahwa peningkatan rata-rata kelas
mencapai target pada siklus II sebesar 82 meningkat sebesar 33,5 dari kondisi awal 48,50.
Persentase kelulusan siswa dan rata-rata kelas dalam belajar IPS di kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 terlihat mengalami kenaikan. Hasil pada
siklus I mengalami peningkatandibandingkan dengan kondisi awal walaupun belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan peneliti.
Begitu juga pada hasil siklus II yang menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal dan mencapai indikator kebehasilan
yang ditetapkan oleh peneliti. Terjadinya peningkatan persentase kelulusan siswa dan juga rata-rata kelas ini disebabkan oleh menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II yang dapat meningkatkan prestasi IPS siswa.
103
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VA SD
Negeri Adisucipto 1 yang berjumlah 28 siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dalam dua siklus dapa disimpulkan sebagai
berikut. 1.
Upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 pada materi perjuangan dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II telah dapat ditempuh dengan langkah-langkah
sebagai berikut: a pemberian materi secara keseluruhan, b pembentukan kelompok asal, c pemberian tugas terhadap tiap-tiap ahli, d diskusi dalam
kelompok ahli, e laporan ahli dalam kelompok asal, f presentasi pleno kelompok asal, g evaluasi individual, dan h pemberian penghargaan.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat
meningkatkan kedisiplinan dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 pada materi perjuangan dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan kedisiplinan siswa dari kondisi awal 43,75 disiplin menjadi 75