23
c Skor Kelompok
Rusman 2011: 216 skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan
menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut.
Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok
No Rata-rata Skor
Kualifikasi
1. 0 ≤ N ≤ 5
- 2.
6 ≤ N ≤ 15 Tim yang baik
Good Team
3. 16 ≤ N ≤ 20
Tim yang sangat baik
Great Team
4. 21 ≤ N ≤ 30
Tim yang sangat istimewa
Super Team
d Pemberian Hadiah dan Pengakuan Kelompok
Rusman 2011:216
setelah masing-masing
kelompok memperoleh predikat, guru memberikan penghargaan kepada
masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya.
5. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Hakikat IPS
Pendidikan IPS yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia satu dengan yang lainnya. Dalam Badan Standar Nasional
Pendidikan BSNP, 2007: 18 mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan
dengan kehidupan
masyarakat dan
lingkungannya, memiliki
kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
24
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional dan global. Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi
aspek-aspek: manusia, tempat, lingkungan waktu, berkelanjutan, dan perubahan system social dan budaya dan perilaku ekonomi dan
kesejateraan. Pengajaran IPS SD diandalkan untuk membina generasi penerus usia dini agar memahami potensi dan peran dirinya dalam
berbagai tata kehidupannya, menghayati tuntutan keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan dan
kekeluargaan serta mahir berperan erat di lingkungannya sebagai insane social dan warganegara yang baik.
b. Pembelajaran IPS di SD
Pengajaran IPS lebih bersifat perkenalan mengenai “Seni Kehidupan”. Pendidikan IPS di sekolah dasar meliputi materi geografi,
sejarah, ekonomi, sosiologi. Materi pengajaran IPS lebih banyak dititik beratkan kepada dunia siswa dan lingkungannya.
Metode yang digunakan oleh guru dalam penyampaian materi IPS hanya menggunakan metode ceramah sehingga menyebabkan siswa
pasif dan membuat prinsip bahwa pelajaran IPS itu pelajaran hafalan yang membosankan. Karena guru hanya menggunakan metode
ceramah, anak bahkan cenderung mengantuk dan tidak mencatat hal-hal yang penting dari penyampaian guru.
25
6. Penelitian-penelitian yang Relevan
Peneliti akan memamparkan beberapa hasil penelitian yang relevan, yaitu:
a. Susanto 2010 dalam penelitian tindakan kelas menggunakan
pembelajaran kooperatif teknik jigsaw sebagai model pembelajaran IPS kelas V si SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 20092010.
Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw diketahui bahwa ada kenaikan indeks prestasi 60 pada siklus 1 dan 70 pada
siklus ke 2. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkstkan prestasi siswa.
b. Pertiwi, Rine. Dkk dengan judl jurnal “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw II untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru”. Rata-rata aktivitas belajar siswa
pada siklus 1 yaitu 70,88 baik dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 86,09 sangat baik.
c. Shodiq 2010 meneliti tentang prestasi belajar dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penguasaan materi IPS pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan di kelas V SD Negeri Tidar 7 Magelang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah penggunaan model kooperatif teknik
Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar
siswa dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 58,89 meningkat di sklus 1 yaitu 64,42 dan siklus II menjadi 75,38.
26
Gambar 1 :
Literature Map
penelitian
B. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran harus melibatkan siswa sebagai subjek pembelajaran. Dalam pembelajaran IPS banyak ditemukan konsep dan teori.
“Penelitian tindakan kelas menggunakan pembelajaran
kooperatif teknik jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar model
pembelajaran IPS kelas V si SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun
ajaran 20092010 ”
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II untuk
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 97
Pekanbaru”
“Peningkatan Prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw materi IPS pada kompetensi dasar menghargai jasa dan
peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan di kelas V SD Negeri Tidar 7
Magelang ”
“Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar kelas VA SD
Negeri Adisucipto 1 Mata Pelajaran OPS Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II”
27
Salah satunya adalah konsep dan teori tentang peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pemberian materi tersebut dengan
metode ceramah anak membuat siswa bosan. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, semua siswa dapat terlibat langsung
dengan pembelajaran melalui kegiatan diskusi kelompok dan siswa dapat pula merefleksikan pengalamannya tentang segala fenomena yang berlaku atau
ada di masyarakat tempat mereka tinggal. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Keterlibatan ini juga mampu meningkatkan
patrisipasi dan keaktifan siswa dalam belajar dan diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Hipotesis Tindakan