Tokoh Sentral Tokoh Bawahan

a. Tokoh Sentral

Tokoh sentral atau tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam prosa yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Syarat tokoh utama Nurgiantoro, 2007: 176, yaitu: 1 Menjadi pusat penceritaan 2 Paling terlibat dalam konflik dan klimaks 3 Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain 4 Membawakan moral dan tema cerita 5 Dalam konflik dan klimaks menjadi sang pemenang 6 Didukung oleh frekuensi kemunculan Di dalam tokoh sentral atau tokoh utama terdapat a tokoh protagonis dan b tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang peranan pimpinan dalam cerita. Tokoh ini ialah, tokoh yang menampilkan sesuatu sesuai dengan pandangan kita, harapan-harapan kita, dan merupakan perwujudan norma- norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh antagonis adalah tokoh penentang dari tokoh protagonis sehingga menyebabkan konflik dan ketegangan. Konflik antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis ini akan berkembang terus.

b. Tokoh Bawahan

Tokoh bawahan atau tokoh sampingan adalah tokoh-tokoh yang membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan Waluyo, 2011: 19 dibedakan lagi menjadi dua, yaitu: 1 Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang bisa diandalkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama. Istilah “tokoh” menunjukkan pada orangnya, dalam hal ini berperan sebagai pelaku cerita. Penggunaan istilah “karakter” sendiri dalam berbagai literatur bahasa Inggris menyarankan pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut Staton dalam Waluyo dan Santosa. Dengan demikian character dapat berarti pelaku cerita dan dapat pula berarti “perwatakan”. Antara seorang tokoh dan perwatakan yang dimilikinya memang merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan nama tokoh tertentu, tak jarang langsung mengisyaratkan kepada kita perwatakan yang dimilikinya Wahyuningtyas dan Santosa, 2011: 3-5.

8. Penokohan

Dokumen yang terkait

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Analisis tokoh dan penokohan novel orang-orang proyek karya Ahmad Tohari dan rancangan pembelajarannya dengan menggunakan metode role playing untuk siswa SMA kelas XI semester I.

5 25 175

Metode inkuiri dalam pembelajaran tokoh dan penokohan Novel Pulang Karya Tere Liye untuk pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I.

0 20 227

Metode kontekstual dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia untuk siswa SMA kelas XI semester 1.

0 16 290

Metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat pada Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini untuk siswa SMA kelas XI semester I.

0 2 130

Metode inkuiri dalam pembelajaran alur dan tokoh novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar untuk pembelajaran sastra Di SMA kelas XI semester I.

0 0 136

Metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat novel Perempuan itu Bermata Saga karya Agust Dapa Loka untuk siswa SMA kelas XI semester I.

0 5 162

Metode kooperatif model jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan Novel 728 Hari Karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I

1 20 175

Analisis tokoh dan penokohan novel orang orang proyek karya Ahmad Tohari dan rancangan pembelajarannya dengan menggunakan metode role playing untuk siswa SMA kelas XI semester I

0 21 173

Metode inkuiri dalam pembelajaran tokoh dan penokohan Novel Pulang Karya Tere Liye untuk pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I

0 1 225