38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Bahan Tanaman Macaranga tanarius L. M. A.
Penelitian ini menggunakan daun Macaranga tanarius L. M. A. yang berasal dari kebun obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Identifikasi
bahan tanaman bertujuan untuk memastikan kebenaran bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan ciri
morfologi tanaman seperti daun, batang, bunga dan buah menurut pustaka acuan yaitu Backer, C. A. and Bakhuizen van den Brink, 1983.
A B
Gambar 4. Tanaman A dan daun segar B M. tanarius
Berdasarkan hasil determinasi tanaman didapatkan hasil bahwa benar tanaman
yang digunakan merupakan tanaman Macaranga tanarius L. M. A. Lampiran 1.
B. Pengumpulan Bahan
Daun M. tanarius yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kebun obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang dipetik dalam kondisi
segar pada bulan Juli-Agustus 2013. Dipilih daun yang berwarna hijau segar agar didapatkan kandungan senyawa yang optimal. Daun yang diambil berada di
tengah batang, tidak terlalu atas agar tidak terlalu muda dan tidak terlalu bawah agar tidak terdapat daun yang terlalu tua.
Daun yang masih muda dimungkinkan kandungan senyawa didalamnya belum optimal, sedangkan daun yang terlalu tua
dikhawatirkan kandungan senyawa yang terdapat didalamnya sudah mulai berkurang Departeman Kesehatan Republik Indonesia, 1985. Selain itu dipilih
daun yang terbebas dari hama, serangga maupun pengotor agar toksin yang dihasilkan tidak mempengaruhi hasil dari penelitian ini. Daun yang didapatkan
kemudian disortir untuk mendapatkan daun yang sesuai dengan kriteria. Daun dicuci dibawah air mengalir agar kotoran tidak lagi menempel pada daun
selanjutnya daun yang telah dibersihkan siap untuk dikeringkan.
C. Pengeringan Bahan dan Pembuatan Serbuk Daun M. tanarius
Pengeringan bahan daun M. tanarius bertujuan untuk mengurangi kadar air agar terhindar dari pertumbuhan mikroba yang dapat menyebabkan rusaknya
simplisia dalam proses penyimpanan. Pengeringan juga bertujuan menginaktifkan enzim-enzim yang terkandung dalam tumbuhan. Hal ini untuk mencegah
peruraian senyawa kimia oleh enzim-enzim tersebut Departeman Kesehatan Republik Indonesia, 1985. Pengeringan daun M. tanarius dilakukan dibawah
sinar matahari dengan ditutup kain berwarna hitam. Pengeringan dilanjutkan dalam oven
suhu 36˚C hingga daun dapat hancur ketika diremas. Pengeringan dengan oven dapat mengatur suhu, kelembaban dan aliran udara dalam proses
pengeringan simplisia. Hal ini agar simplisia yang didapatkan dapat kering lebih merata dengan waktu lebih cepat tanpa bergantung cuaca sehingga simplisia yang
didapatkan pun dapat memiliki mutu lebih baik. Daun yang mudah hancur ketika diremas menandakan daun sudah kering
dan siap untuk masuk ke tahap berikutnya yaitu penyerbukan. Setelah proses pengeringan, didapatkan 529 g daun kering dari 1,51 kg daun segar. Daun dibuat
serbuk dengan alat grinder. Sebelum masuk grinder daun lebih dulu diremas untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil sehingga mempermudah proses
penyerbukan. Hasil dari penyerbukan dikumpulkan dan diayak dengan pengayak nomor mesh 40. Penyerbukan dan pengayakan bertujuan untuk memperkecil
ukuran partikel sehingga permukaan yang kontak dengan penyari akan semakin luas. Hal ini agar kandungan kimia yang terlarut dalam penyari dapat lebih
banyak. Serbuk yang terlalu halus dapat mempersulit proses penyarian dan penyarian Departeman Kesehatan Republik Indonesia, 1985. Oleh karena itu
digunakan pengayak dengan nomor mesh 40 untuk mendapatkan serbuk yang sesuai. Serbuk yang didapatkan disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kedap
udara hingga akan digunakan agar terhindar dari pengotor maupun pertumbuhan bakteri dan jamur.
D. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun M. tanarius