kurang cocok. Selain itu, cairan penyari dididihkan terus menerus sehingga penyari harus murni atau campuran azeotrop Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1986. Pengeringan dengan tangas air merupakan pengeringan yang sederhana.
Kerugiannya cairan penyari tidak dapat ditampung kembali. Pemekatan cairan mula-mula dapat dilakukan dengan pemanasan agak cepat di dalam tangas air.
Bila dikehendaki untuk menghasilkan ekstrak kental atau ekstrak kering maka pemanasan dapat diteruskan. Pemanasan harus dilakukan dengan pengontrolan
suhu 50- 60˚C, agar zat aktifnya tidak rusak Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1986.
G. Senyawa Kimia Bahan Alam
Senyawa kimia tanaman bermolekul kecil banyak dijumpai dalam semua tanaman dan terdapat kelompok senyawa kimia khas dalam tanaman tertentu.
Senyawa kimia tanaman yang jumlahnya paling banyak adalah senyawa bermolekul kecil yang penyebarannya terbatas, selanjutnya disebut sebagai
metabolit sekunder Sirait, 2007.
1. Flavonoid
Flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenol alam. Hampir 2 dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah menjadi
flavoniod. Flavonoid merupakan senyawa polar karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih atau suatu gula sehingga akan larut dalam
pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air. Adanya gula yang terikat pada flavonoid cenderung
menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut di atas dengan air merupakan pelarut yang lebih baik untuk
glikosida. Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder, kemungkinan keberadaannya dalam daun dipengaruhi oleh adanya proses fotosintesis
sehingga daun muda belum terlalu banyak mengandung flavonoid. Flovonoid tersusun dari dua cincin aromatis yang dapat atau tidak dapat membentuk
cincin ketiga dengan susunan C6-C3-C6 Markham, 1988. Dalam tumbuhan, flavonoid terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid yang
mungkin terdapat pada satu tumbuhan dalam bentuk kombinasi glikosida Harbone, 1987.
Gambar 3. Struktur senyawa flavonoid Markham, 1988 2.
Tanin
Tanin tersebar luas dalam tumbuhan berpembuluh. Tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tidak larut air.
Secara kimia terdapat dua jenis utama tanin yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisiskan. Tanin terkondensasi hampir tersebar pada seluruh tumbuhan
angiospermae sementara tanin terhidrolisis penyebarannya hanya terbatas pada tumbuhan berkeping dua Harborne, 1987. Semakin murni tanin, kelarutannya
semakin kurang dalam air dan makin mudah diperoleh dalam bentuk kristal. Larutan tanin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan asam mineral
atau garam. Selain itu, tanin memiliki kemampuan mengendapkan protein yang menyebabkan sering terjadinya reaksi dengan enzim. Asam gallat merupakan
asam fenolat yang sering ditemukan dalam tanin Robinson, 1995. 3.
Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa kimia tanaman hasil metabolit sekunder yang terbentuk berdasarkan prinsip pembentukan campuran. Pembentukan
alkaloid dapat ditemukan pada bagian daun, akar, getah dan kuncup muda. Kebanyakan alkaloid adalah zat kristal yang berikatan dengan asam untuk
membentuk garam. Pada tanaman, alkaloid terdapat dalam keadaan bebas sebagai garam atau N-oksida. Umumnya alkaloid larut dalam air jika berupa
garam sedangkan bentuk bebas atau basanya mudah larut dalam pelarut organik dan sukar larut dalam air Sirait, 2007.
4. Saponin