Latar Belakang Masalah PENGANTAR

1

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit infeksi menjadi salah satu masalah kesehatan manusia. Penyakit infeksi didefinisikan sebagai proses saat organisme misalnya bakteri, virus dan jamur yang dapat menyebabkan penyakit masuk ke dalam tubuh atau jaringan dan menyebabkan trauma atau kerusakan Grace and Borley, 2007. Radang tenggorokan termasuk dalam infeksi saluran pernapasan atas ISPA yang paling umum ditemui dalam masalah kesehatan dengan insidensi 100 kasus per 1000 jiwa di dunia ini Finch, Davey, Vilcox, and Irving, 2012. Pada tahun 2013, di Indonesia kasus ISPA memiliki prevalensi 25 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Radang tenggorokan biasanya disebabkan oleh virus dan bakteri. Menurut Cook and Zumla 2009 dari 100 kasus radang tenggorokan, 20 diantaranya disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Bakteri S. pyogenes termasuk dalam grup A hemolitik streptococcus, banyak terdapat pada saluran nafas bagian atas. Radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi S. pyogenes ditandai dengan sakit tenggorokan, pembesaran tonsil yang disertai eksudat, rasa perih, panas, dan rasa tidak enak badan. Penyebab radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri perlu ditanggulangi. Bila sakit tenggorokan disebabkan oleh S. pyogenes, maka terapi lengkap menjadi hal yang penting karena kasus infeksi streptococcal yang tidak ditangani dapat menyebabkan infeksi sistemik berbahaya seperti demam scarlet penyakit jengkering, demam rheumatik, glomerulonefritis akut, dan sindrom streptococcal toxic Madigan, et al., 2009. Untuk mengobati radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri digunakan antibiotik yaitu substansi organik yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan dalam konsentrasi rendah dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya Chinedum, 2005. Penggunaan antibiotik yang semakin meluas menyebabkan terjadinya resistensi bakteri. Oleh sebab itu, eksplorasi tanaman obat yang memiliki aktivitas antibakteri terus berkembang. Hal ini juga seiring dengan kecenderungan pengobatan masa kini yang kembali menggunakan bahan herbal karena lebih cenderung memiliki efek samping minimal dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Tanaman obat secara alami memiliki daya perlindungan dari bakteri melalui metabolit sekunder yang dihasilkan. Diharapkan dengan melakukan eksplorasi tanaman yang ada disekitar, dapat ditemukan tanaman yang bermanfaat khususnya dalam melawan infeksi. Daun Macaranga tanarius belum banyak dieksplorasi sebagai tanaman obat. Selama ini daun M. tanarius biasa digunakan secara tradisional sebagai penyamak jala ikan , bahan membuat minuman, dan pewarna pada kerajinan tikar World Agroforestry Centre, 2014. Dalam pemanfaatannya sebagai tanaman obat di masyarakat, akar M. tanarius digunakan sebagai antitusif dan melawan demam, sedangkan daunnya digunakan sebagai antiinflamasi Lim, et al., 2009. Lim et al. 2009, dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa ekstrak metanol 100 daun segar M. tanarius memiliki kemampuan menghambat bakteri Gram positif seperti Bacillus cereus, Micrococcus luteus, dan Staphylococcus aureus. Pada penelitian tersebut digunakan dosis sebesar 5 µg hingga 10 µg, sehingga memiliki potensi yang cukup tinggi untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif, sedangkan pada bakteri Gram negatif tidak menunjukkan adanya penghambatan. Daun M. tanarius diketahui mengandung flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri Kawakami et al., 2008; Matsunami et al., 2006; Matsunami, et al., 2009; Phomart, et al., 2005. Selain itu dalam penelitian Kurniawaty 2010, daun M. tanarius ditemukan memiliki daya antiinflamasi. Daun M. tanarius memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi obat radang tenggorokan karena memiliki aktivitas antibakteri dan daya antiinflamasi. Pada penelitian ini digunakan ekstrak etanol daun M. tanarius. Etanol dipilih sebagai penyari karena etanol telah dikenal sebagai pelarut yang mampu mengekstraksi komponen yang memiliki aktivitas antimikroba Bala, Aitken, Fechner, Cusack, and Steadman, 2011. Etanol dapat melarutkan senyawa yang dituju seperti senyawa flavonoid Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986. Penelitian ini ingin melihat potensi daun M. tanarius dalam melawan infeksi yang disebabkan S. pyogenes yang termasuk dalam bakteri Gram positif. Selain itu, juga dilakukan penentuan kadar hambat minimum KHM dan kadar bunuh minimum KBM guna mengetahui konsentrasi terkecil yang dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri S pyogenes. Nilai KHM dan KBM, dapat menentukan konsentrasi untuk pengobatan infeksi bakteri S. pyogenes.

1. Perumusan masalah

Berdasakan latar belakang permasalahan diatas, muncul permasalahan sebagai berikut. a. Apakah ekstrak etanol daun M. tanarius memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. pyogenes? b. Berapakah KHM dan KBM ekstrak etanol M. tanarius terhadap bakteri S. pyogenes?

2. Keaslian penelitian

Penelitian mengenai M. tanarius menunjukkan adanya aktivitas antioxidan, antiinflamasi dan antibakteri Lim, et al., 2009. Penelitian mengenai daya antibakteri dilakukan dengan menggunakan ekstrak metanol 100 daun M. tanarius terhadap bakteri Gram positif B. cereus, M. luteus, dan S. aureus menunjukkan aktivitas penghambatan pada dosis 5 µg hingga 10 µg, sedangkan pada Gram negatif tidak menunjukkan aktivitas penghambatan. Penelitian mengenai aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun M. tanarius terhadap bakteri S. pyogenes sejauh pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai potensi daun M. tanarius sebagai sumber antibakteri terhadap bakteri S. pyogenes. b. Manfaat metodologis, Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai metode yang tepat dalam pengujian aktivitas antibakteri daun M. tanarius terhadap S. pyogenes. c. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat daun M. tanarius dalam pengobatan radang tenggorokan.

B. Tujuan

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Beberapa Fraksi Daun Ekor Naga (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans Dan Pseudomonas aeruginosa

17 99 87

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ruku-Ruku (Ocimum sanctum L.) dan Formulasi Sediaan Obat Kumur-Kumur

30 152 78

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceplukan (Physalis minima L.) Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae, Escherichia coli Dan Salmonella typhimurium

21 148 72

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PACAR AIR (Impatiens balsamina L.)TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pacar Air (Impatiens Balsamina L.) Terhadap Bakteri Streptococcus Pyogenes Dan Shigella Sonnei Serta Bioautografinya.

0 6 13

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PACAR AIR (Impatiens balsamina L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pacar Air (Impatiens Balsamina L.) Terhadap Bakteri Streptococcus Pyogenes Dan Shigella Sonnei Serta Bioautografinya.

0 1 13

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 7 136

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 135

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar bilirubin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 133

Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun macaranga tanarius (l.) mull. arg. terhadap streptococcus pyogenes ATCC 19615

1 4 119

UJI EFEKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN L

0 0 9