Gambar 23. Bentuk koloni bakteri S. pyogenes yang ditanam dalam
media BAP
Berdasarkan  hasil  identifikasi,  bakteri  S.  pyogenes  yang  ditanam  dalam media BAP secara streak plate membentuk warna putih keruh setelah diinkubasi
selama  24  jam  Gambar  23,  sedangkan  media  yang  tidak  ditanami  bakteri  tetap berwarna  merah.  Hal  ini  menunjukkan  kemampuan  hemolisis  yang  merupakan
ciri  spesifik  bakteri  S.  pyogenes.  Bentuk  koloni  yang  dihasilkan  kokus  berantai, kecil,  bening,  bulat,  dan  cembung  dengan  permukaan  tidak  mengkilap.  Hal  ini
menunjukkan bahwa bakteri  yang didapatkan dari Laboratorium Balai Kesehatan Yogyakarta merupakan bakteri Streptococcus pyogenes.
G. Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Daun M. tanarius terhadap
Bakteri S. pyogenes
Uji potensi antibakteri ekstrak etanol daun M. tanarius dilakukan dengan metode  difusi  sumuran.  Ekstrak  dilarutkan  dalam  aquadest  steril  dengan  seri
konsentrasi  5,  10,  20,  40,  dan  80  yang.  Penentuan  seri  konsentrasi ekstrak  mengacu  pada  penelitian  yang  sudah  dilakukan  oleh  Lim,  et  al.,  2009.
Dalam  penelitian  tersebut,  digunakan  ekstrak  daun  M.  tanarius  yang  disari
menggunkan  metanol  100  dengan  konsentrasi  ekstrak  1.  Pada  penelitian  ini konsentrasi  ekstrak  yang  digunakan  dimulai  dari  konsentrasi  5.  Perbedaan
metode  pengeringan,  ekstraksi  dan  jenis  penyari  dengan  penelitian  sebelumnya dapat memberikan hasil yang berbeda, oleh karena itu konsentrasi pada penelitian
ini ditingkatkan. Berdasarkan hasil orientasi, konsentrasi 80 adalah konsentrasi tertinggi ekstrak dapat larut dalam aquadest, sehingga konsentrasi 80 digunakan
sebagai konsentrasi tertinggi. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media NA. Media NA
dipilih  karena  memiliki  kandungan  nutrisi  yang  lengkap  bagi  pertumbuhan bakteri.  Kandungan  nutrisi  tersebut  antara  lain  pepton,  NaCl,  yeast  extract,  dan
beef  extract.  Media  ini  dapat  digunakan  untuk  berbagai  jenis  mikroorganisme Atlas,  1996.  Pada  penelitian  ini  digunakan  kontrol  negatif  aquadest  yang
merupakan  pelarut  ekstrak  dan  kontrol  positif  amoxicillin  25  mgml.  Kontrol negatif  digunakan  untuk  melihat  apakah  aquadest  sebagai  pelarut  turut
memberikan  pengaruh  pada  zona  hambat  yang  terbentuk.  Sedangkan  kontrol positif  yang  digunakan  Amoxicilin  dipilih  karena  sering  digunakan  dalam
pengobatan  kasus  radang  tenggorokan  yang  disebabkan  oleh  bakteri.  Selain  itu, menurut  teori  Amoxicilin  dapat  menghambat  pertumbuhan  bakteri  S.  pyogenes
Finch,  Greenwood,  Norrby,  and  Whitley,  2010.  Antibiotik  ini  merusak  lapisan peptidoglikan  yang  menyusun  dinding  sel  bakteri  Gram  positif  maupun  Gram
negatif.  Mekanisme  kerjanya  dengan  mencegah  ikatan  silang  peptidoglikan  pada tahap  akhir  sintesis  dinding  sel,  yaitu  dengan  menghambat  protein  pengikat
penisilin  yang  terlibat  dalam  penambahan  asam  amino  yang  berikatan  dengan
peptidoglikan  dinding  sel  bakteri  dan  mencegah  aktivitas  enzim  transpeptidase yang  membungkus  ikatan  silang  polimer  gula  yang  membentuk  dinding  sel
sehingga dinding sel menjadi rapuh dan mudah lisis Pratiwi, 2009. Dalam  penelitian  ini  dilakukan  replikasi  sebanyak  tiga  kali,  dari  setiap
replikasi  tersebut  dilakukan  repetisi  tiga  kali.  Dari  hasil  pengamatan  didapatkan zona hambat   yang diukur menggunakan jangka  sorong dengan satuan milimeter
mm.  Pengukuran  dilakukan  secara  vertikal,  horizontal  dan  diagonal,  kemudian dari  tiga  kali  pengukuran  tersebut  hasilnya  dirata-rata.  Hasil  pengukuran  zona
hambat  ekstrak  etanol  daun  M.  tanarius  terhadap  bakteri  S.  pyogenes  disajikan secara lengkap dalam Lampiran 9.
Gambar 24. Hasil uji difusi ekstrak daun M. tanarius terhadap Streptococcus
pyogenes dengan metode difusi sumuran
Keterangan : A = Konsentrasi 80
B = Konsentrasi 40 C = Konsentrasi 20
D = Konsentrasi 10 E = Konsentrasi 5
+ = Amoxicilin 25mgml -  = aquadest steril
Hasil pengukuran zona hambat ekstrak etanol daun M. tanarius terhadap bakteri S. pyogenes diringkas dalam Tabel IV.
Tabel IV. Hasil pengukuran zona hambat dalam milimeter mm Konsentrasi
Replikasi 1 Mean±SD
Replikasi 2 Mean±SD
Replikasi 3 Mean±SD
Total Mean±SD
5
13±0,81 12±0,05
12±0,18 12±0,84 a
10
14±0,95 13±0,68
14±0,24 14±0,50 a
40
18±0,53 17±0,43
18±1,40 18±0,28 b
Kontrol +
24±2,40 27±2,84
25±2,97 25±1.61 c
Kontrol -
6 6
6 6 d
Keterangan: Repetisi tiap replikasi sebanyak 3 kali
Diameter lubang sumuran 6 mm
Angka-angka yang diikuti oleh huruf sama, berbeda tidak bermakna berdasarkan uji T tidak berpasangan pada taraf p0,05
Berdasarkan  data  tersebut,  zona  hambat  yang  ditunjukkan  berasal  dari kemampuan  ekstrak.  Pelarut  tidak  memberikan  pengaruh  terhadap  zona  hambat
yang terbentuk, ditunjukkan dengan nilai kontrol negatif yang seluruhnya bernilai nol  ketika  sudah  dikurangi  lubang  sumuran.  Data  zona  hambat  yang  didapatkan
selanjutnya dilakukan analisis hasil secara statistik. Analisis hasil secara statistik bertujuan  untuk  melihat  adanya  potensi  antibakteri  ekstrak  etanol  daun  M.
tanarius  terhadap  bakteri  S.  pyogenes.  Data  dianalisis  normalitas  distribusi menggunakan uji  Shapiro  Wilk. Royston  1995,  mengatakan bahwa jumlah data
antara  3  hingga  5000  dapat  dianalisis  menggunakan  Shapiro  Wilk.  Dari  uji Shapiro Wilk didapatkan hasil data tidak terdistribusi normal Lampiran 10. Data
yang  tidak  normal,  yaitu  konsentrasi  20  dan  80  tidak  diikut  sertakan  dalam analisis statistik selanjutnya. Selanjutnya dilakukan uji  Levene untuk mengetahui
variasi data Lampiran 11. Pada hasil uji Levene didapatkan variasi data homogen
p0,05  sehingga  dapat  dilanjutkan  uji  Anava  Satu  Arah  untuk  mengetahui berbeda  bermakna.  Berdasarkan  uji  Anava  Satu  Arah  didapatkan  nilai  p0,05
sehingga terdapat data yang berbeda bermakna secara statistik Lampiran 12. Untuk  mengetahui  kelompok  data  yang  memiliki  perbedaan  bermakna
maka  dilakukan  uji  T  tidak  berpasangan  yang  didahului  uji  varian.  Uji  varian berguna untuk melihat variansi antar 2 kelompok data. Nilai p0,05 menunjukkan
variansi  kedua  kelompok  tidak  homogen  sedangkan  nilai  p0,05  menunjukkan variansi kedua kelompok homogen Lampiran 13. Setelah uji varian dilanjutkan
uji  T  tidak  berpasangan  antar  dua  kelompok  data  dimana  nilai  p0,05 menunjukkan berbeda bermakna antar dua kelompok data. Berdasarkan hasil uji T
tidak  berpasangan  didapatkan  hampir  seluruh  kelompok  data  berbeda  bermakna, kecuali antara konsentrasi 5 dengan 10 Lampiran 14.
Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut  antara kelompok konsentrasi uji dengan kontrol negatif berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun  M. tanarius  memiliki potensi daya antibakteri  terhadap  S.  pyogenes. Selain  itu,  antar  variasi  konsentrasi  uji  juga  berbeda  bermakna,  maka
menunjukkan  semakin  besar  konsentrasi  uji  memberikan  aktivitas  antibakteri yang berbeda pula. Namun pada konsentrasi 5 dengan 10 menunjukkan hasil
statistik  berbeda  tidak  bermakna.  Hal  ini  menunjukkan  konsentrasi  5  memiliki kemampuan  yang  sama  dengan  konsentrasi  10  dalam  penghambatan  bakteri  S.
pyogenes. Pada  perbandingan  antara  kelompok  konsentrasi  uji  dengan  kontrol
positif  didapatkan  hasil  statistik  berbeda  bermakna.  Artinya  aktivitas  antibakteri
yang  ditunjukkan  ekstrak  etanol  daun  M.  tanarius  tidak  sebesar  antibakteri  dari Amoxicilin.  Hal  ini  dapat  disebabkan  karena  ekstrak  merupakan  campuran  dari
berbagai  senyawa,  dimana  senyawa  yang  aktif  sebagai  antibakteri  bercampur dengan senyawa yang tidak aktif sebagai antibakteri. Dapat pula senyawa tersebut
bercampur  dengan  senyawa  yang  bersifat  antagonis  sehingga  meniadakan aktivitas  antibakteri  atau  dapat  juga  bercampur  dengan  senyawa  yang  sinergis
namun  jumlahnya  tidak  cukup  untuk  memberikan  aktivitas  antibakteri.  Perlu penelaahan  lebih  lanjut  untuk  mengetahui  kandungan  senyawa  yang  memiliki
aktivitas  antibakteri  dan  interaksi  kandungan  senyawa  yang  terdapat  dalam ekstrak. Selain itu, adanya kemungkinan difusi senyawa terhalangi sehingga tidak
dapat  memberikan  aksi  penghambatan.  Sedangkan  Amoxicilin  yang  merupakan turunan  penisilin  telah  lama  terbukti  memiliki  daya  antibakteri  dengan  spektrum
luas.  Senyawa  yang  terkandung  didalamnya  telah  terisolasi  menjadi  senyawa tunggal  serta  telah  melalui  berbagai  pengujian  sehingga  efek  penghambatannya
teruji. Menurut David cit., Moerfiah dan Supomo, 2011, ketentuan antibakteri
sebagai berikut : 1.
Sangat kuat diameter zona hambat ≥20 mm 2. Kuat diameter zona hambat 10-20 mm
3. Sedang diameter zona hambat 5-10 mm 4.
Lemah diameter zona hambat ≤ 5 mm Berdasarkan ketentuan tersebut zona hambat yang terbentuk ketika sudah
dikurangi  lubang  sumuran  6  mm  termasuk  dalam  kekuatan  antibakteri  sedang
hingga kuat yakni rata-rata 6 hingga 13 mm. Kontrol positif Amoxicilin termasuk dalam kekuatan antibakteri kuat karena memiliki rata-rata 19 mm Lampiran 9.
Gambar 25. Diagram rata-rata diameter zona hambat ekstrak etanol daun M. tanarius terhadap bakteri S. pyogenes
Aktivitas  antibakteri  yang  muncul  dikarenakan  kandungan  senyawa fenolik,  flavonoid,  tanin  dan  saponin  yang  terkandung  dalam  ekstrak  daun  M.
tanarius.  Turunan  fenol  berinteraksi  dengan  sel  bakteri  melalui  proses  adsorpsi yang melibatkan ikatan  hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk  kompleks protein
fenol dengan ikatan lemah dan segera mengalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke  dalam  sel  dan  menyebabkan  prespitasi  serta  denaturasi  protein.  Pada  kadar
tinggi  fenol  menyebabkan  koagulasi  protein  dan  sel  membran  mengalami  lisis Parwata  dan  Dewi,  2008.  Senyawa  fenolik  memiliki  mekanisme  kerja  dalam
menghambat  pertumbuhan  bakteri  dengan  cara  inaktivasi  protein  enzim  pada membran  sel.  Fenol  berikatan  dengan  protein  melalui  ikatan  hidrogen  sehingga
mengakibatkan  struktur  protein  menjadi  rusak.  Dimana  sebagian  besar  struktur dinding  sel  dan  membran  sitoplasma  bakteri  mengandung  protein  dan  lemak.
Ketidakstabilan  pada  dinding  sel  dan  membran  sitoplasma  bakteri  menyebabkan 0,00
5,00 10,00
15,00 20,00
25,00
kontrol - 5
10 40
kontrol +
Diameter Zona Hambat
mm ±SD
Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun M. tanarius
Rata-rata Diameter Zona Hambat
Rata-rata Diameter
Zona Hambat
fungsi  permeabilitas  selektif,  fungsi  pengangkutan  aktif,  pengendalian  susunan protein  dari  sel  bakteri  menjadi  terganggu  yang  akan  berakibat  pada  lolosnya
makromolekul  dan  ion  dari  sel,  sehingga  sel  bakteri  menjadi  kehilangan bentuknya dan terjadilah lisis Susanti, 2008.
Flavonoid  bersifat  antibakteri  karena  mampu  berinteraksi  dengan  DNA bakteri.  Hasil  interaksi  ini  menyebabkan  terjadinya  kerusakan  permeabilitas
dinding  sel  bakteri,  mikrosom,  dan  lisosom.  Ion  hidroksil  secara  kimia menyebabkan  perubahan  komponen  organik  dan  transpor  nutrisi  sehingga
menimbulkan  efek  toksik  terhadap  sel  bakteri  Sabir,  2003.  Cincin  B  pada flavonoid  dapat  menyebabkan  interkalasi  atau  ikatan  hidrogen  dengan  susunan
asam  nukleus  basa,  hal  ini  menjelaskan  aksi  penghambatan  pada  sintesis  DNA dan RNA pada bakteri. Aktivitas antibakteri dari flavonoid juga dilakukan dengan
pengurangan fluiditas membran pada sel  bakteri dan penghambatan metabolisme energi pada bakteri Cushnie and Lamb, 2005.
Mekanisme  tanin  menghambat  bakteri  belum  dijelaskan  secara  jelas, namun  Akiyama,  et  al.,  2001  meringkas  mekanisme  antimikroba  dari  tanin
yaitu, i zat astringent pada tanin dapat menginduksi kompleksasi dengan enzim dan  substrat,  berbagai  enzim  mikrobial  mengalami  penghambatan  ketika
dicampur  dengan  tanin,  ii  toksisitas  tanin  erat  kaitannya  dengan  aksi  pada membran  mikroorganisme,  dan  iii  kompleksasi  logam  ion  pada  tanin  dapat
merusak  membran  sitoplasma  dari  bakteri.  Aktivitas  biologis  tanin  mungkin ditentukan  oleh  konfigurasi  spasial  dari  gugus  ortho-
phenolic  hydroxyl.  Tanin telah  terbukti  mengganggu  integritas  membran  karena  menyebabkan  kebocoran
dari liposom. Aktivitas tanin lebih rendah pada bakteri Gram negatif oleh adanya lipopolisakarida  pada permukaan sel  bakteri Gram  negatif. Hal  ini menyebabkan
bakteri  Gram  positif  lebih  sensitif  terhadap  efek  bakterisida  tanin  dibanding bakteri Gram negatif Smith, Imlay, and Mackie, 2003.
Saponin  memiliki  sifat  seperti  deterjen  dan  mungkin  meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri tanpa menghancurkan bakteri tersebut. Secara
teori,  hal  ini  mungkin  memfasilitasi  masuknya  zat  antibakteri  melalui  membran dinding sel bakteri Saponin dapat mengganggu permeabilitas pada lapisan terluar
membran.  Pada  bakteri  Gram  negatif,  lapisan  terluar  membran  dilapisi  oleh lipopolisakarida.  Saponin  hanya  berikatan  pada  bagian  Lipid  A  dan  dapat
meningkatkan permeabilitas membran pada bakteri  Gram negatif Arabski  et al., 2012.  Hardiningtyas  cit.,
Pranoto,  Ma’ruf,  dan  Pringgenies,  2012
menambahkan,  saponin  merupakan  golongan  senyawa  yang  dapat  menghambat atau  membunuh  mikroba  dengan  cara  berinteraksi  dengan  membran  sterol.  Efek
utama  saponin  terhadap  bakteri  adalah  adanya  pelepasan  protein  dan  enzim  dari dalam sel.
H. Penentuan KHM dan KBM Ekstrak Etanol Daun M. tanarius