E. Uji Fitokimia Daun M. tanarius
Pada penelitian ini dilakukan uji fitokimia daun M. tanarius untuk
mengetahui kandungan senyawa yang terdapat dalam daun M. tanarius. Berdasarkan penelitian skrining fitokimia yang dilakukan sebelumnya, pada daun
M. tanarius terdapat kandungan turunan flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri. Pada skrining fitokimia ini dilakukan uji tabung dan uji KLT.
1. Uji pendahuluan
Uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui apakah senyawa yang terkandung dalam daun M. tanarius memiliki gugus kromofor atau gugus
hidrofilik. Berdasarkan hasil uji tabung didapatkan larutan kemerahan yang dengan penambahan KOH LP warna menjadi lebih intensif Gambar 5. Hal ini
menunjukkan dalam daun M. tanarius terdapat gugus kromofor seperti flavonoid, antrakinon, dan lainnya atau gugus hidrofilik seperti gula, asam
fenolat, dan lainnya Herlianawati, 2007.
Filtrat penambahan KOH LP
Gambar 5. Hasil uji pendahuluan serbuk daun M. tanarius
2. Uji senyawa fenolik
Senyawa fenolik merupakan senyawa yang larut air sehingga untuk melarutkannya dilakukan pemanasan dengan air. Filtrat M. tanarius
ditambahkan 3 tetes besi III klorida. Terjadi warna hijau-biru menunjukkan adanya senyawa fenolik. Berdasarkan hasil uji tabung didapatkan warna biru
gelap kehitaman setelah penambahan besi III klorida Gambar 6. Hal ini menunjukan adanya kandungan senyawa fenolik dalam daun M. tanarius.
Filtrat penambahan besi III klorida
Gambar 6. Hasil uji tabung senyawa fenolik serbuk daun M. tanarius
Untuk memastikan kandungan senyawa fenolik, dilakukan uji KLT terhadap ekstrak etanol daun M. tanarius. Uji kandungan senyawa fenolik
dilakukan dengan menggunakan plat KLT silika gel 60F
254
dan fase gerak etil asetat : asam formiat : toluene : air 6 : 1,5 : 2 : 1. Standar yang digunakan
adalah asam gallat. Plat KLT ditotol dengan ekstrak etanol daun M. tanarius yang dilarutkan dalam etanol 70 menggunakan pipa kapiler. Senyawa dielusi
hingga mencapai batas 8 cm dalam fase gerak. Setelah elusi diamati dibawah UV 254 nm dan 365 nm. Untuk senyawa fenolik, pendeteksian digunakan
pereaksi besi III klorida yang menunjukkan hasil positif bila berwarna hitam Marliana, 2007 Tabel II.
Tabel II. Hasil uji KLT senyawa fenolik ekstrak daun M. tanarius
Senyawa Uji
Hasil Rf
Sebelum Disemprot Setelah Disemprot
Sinar Tampak
UV 254
UV 365 Sinar
Tampak UV
254 UV 365
Asam Gallat
0,80 Coklat
muda ungu
Ungu kebiruan
Hitam kelabu
ungu Ungu
kebiruan Sampel
0,71 Coklat
muda ungu
Ungu kebiruan
Hitam kelabu
ungu Ungu
kebiruan
Gambar 7. Hasil uji KLT senyawa fenolik ekstrak daun M. tanarius sebelum
disemprot pereaksi besi III klorida dilihat pada sinar tampak, UV 254 dan 365 nm
Keterangan : S : Sampel
P : Senyawa pembanding
Gambar 8. Hasil uji KLT senyawa fenolik ekstrak daun M. tanarius setelah
disemprot pereaksi besi III klorida dilihat pada sinar tampak, UV 254 dan 365 nm
Keterangan : S : Sampel
P : Senyawa pembanding
Berdasarkan hasil KLT, didapatkan nilai Rf senyawa pembanding asam gallat 0,80 dan sampel 0,87. Bercak yang diperoleh pada pembanding
dan sampel berwarna coklat muda. Pada UV 254 nm pembanding dan sampel menghasilkan bercak berwarna ungu, sedangkan pada UV 365 nm keduanya
berwarna ungu kebiruan. Setelah penyemprotan dengan besi III klorida didapatkan bercak hitam kelabu pada pembanding dan sampel. Pada UV
254 nm pembanding dan sampel menghasilkan warna ungu sedangkan pada UV 365 nm keduanya berwarna ungu kebiruan. Nilai Rf yang mendekati dan
karakterisasi senyawa yang serupa menunjukkan hasil positif. Hal ini menunjukkan sampel memiliki senyawa fenolik.
Reaksi warna yang terjadi ketika senyawa fenolik direaksikan dengan besi III klorida.
Gambar 9. Reaksi pembentukan warna pada senyawa fenolik dengan besi III klorida Herlianawati, 2007.
3. Uji flavonoid